Makan Secukupnya dalam Islam: Seimbang untuk Sehat Sedikit untuk Berkah
Makan Secukupnya dalam Islam: Seimbang untuk Sehat Sedikit untuk Berkah
14/08/2025 | Admin bidang 1Dalam Islam, makan bukan hanya soal mengisi perut—melainkan juga bagian dari ibadah dan tanggung jawab menjaga amanah tubuh. Syariat mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal makan dan minum. Ketika seseorang makan secara berlebihan, bukan hanya tubuh yang terpengaruh, tapi juga hati dan jiwanya.
Islam mendorong umatnya untuk hidup dengan penuh kesadaran, termasuk dalam pola makan. Artikel ini akan membahas bagaimana ajaran Islam membimbing kita agar tidak berlebihan saat makan, dampak yang timbul bila melampaui batas, dan cara menjaga diri agar tetap hidup sehat dan berkah.
Pandangan Islam tentang Makan Berlebihan
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi:
“Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia selain perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus makan lebih, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafasnya.”
Hadis ini menunjukkan bahwa Islam tidak melarang makan, tapi menekankan keseimbangan. Makan sekadar untuk kebutuhan, bukan mengikuti hawa nafsu.
Al-Qur’an juga memperingatkan:
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Makan terlalu banyak bisa menumpulkan kesadaran spiritual dan mendorong kita pada kelalaian dalam ibadah. Bahkan, itu bisa menandakan kurangnya empati terhadap mereka yang kelaparan.
Dampak Kesehatan dari Makan Berlebihan
Mengabaikan batas saat makan bukan hanya berbahaya secara spiritual, tetapi juga berdampak nyata bagi kesehatan. Beberapa risikonya:
Obesitas dan Berat Badan Berlebih: Asupan kalori berlebihan akan menumpuk sebagai lemak dan bisa menyebabkan kelebihan berat badan.
Gangguan Jantung: Makanan berlemak tinggi yang dikonsumsi berlebihan bisa menyumbat pembuluh darah dan memicu penyakit jantung.
Masalah Pencernaan: Makan terlalu banyak membebani kerja lambung dan bisa menyebabkan gangguan seperti refluks asam, kembung, dan nyeri perut.
Diabetes Tipe 2: Pola makan tak terkontrol—terutama makanan tinggi gula—meningkatkan risiko gangguan gula darah.
Penurunan Energi dan Konsentrasi: Orang yang kekenyangan justru sering merasa lemas, mengantuk, dan sulit fokus.
Bahaya Spiritual dari Perut yang Terlalu Kenyang
Islam memandang perut yang penuh tidak hanya melemahkan tubuh, tetapi juga merusak hati. Berikut dampak ruhani dari makan berlebihan:
Mengurangi Semangat Ibadah: Perut kenyang cenderung membuat tubuh malas dan hati berat untuk beribadah.
Memperbesar Nafsu Duniawi: Tidak mampu menahan diri saat makan bisa menjadi awal dari kerakusan dalam hal lain—harta, pujian, kekuasaan.
Menumpulkan Hati: Seperti tanaman yang mati karena terlalu banyak air, hati manusia juga bisa mati karena terlalu banyak makan.
Mengikis Rasa Syukur: Orang yang selalu kenyang bisa kehilangan kepekaan terhadap nikmat dan menjadi kurang menghargai rezeki.
Mempermudah Bisikan Setan: Kenyang yang berlebihan bisa membuat seseorang lengah dan lebih mudah tergoda melakukan maksiat.
Tips Islami untuk Menjaga Pola Makan
Agar hidup lebih seimbang, sehat, dan berkah, Islam memberi panduan praktis dalam menjaga pola makan:
Ikuti Porsi Rasulullah SAW: Gunakan rumus sepertiga: untuk makanan, minuman, dan nafas. Ini bukan hanya sunnah, tapi juga formula kesehatan modern.
Jaga Adab Makan: Duduk tenang, makan dengan tangan kanan, dan awali dengan doa. Kesadaran ini akan menahan kita dari sikap rakus.
Pilih Makanan Sehat: Konsumsi makanan yang bergizi dan alami. Makanan sehat membuat tubuh kenyang lebih lama dan tidak cepat lelah.
Perbanyak Puasa Sunnah: Puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan lainnya melatih tubuh untuk disiplin dan hati untuk lebih sadar terhadap nikmat.
Selalu Ingat Dampaknya: Sadari bahwa makan berlebihan bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal hati, ibadah, dan keberkahan.
Makan Bukan Sekadar Mengisi Perut, tapi Menjaga Amanah
Islam tidak melarang kita menikmati makanan. Justru kita dianjurkan untuk bersyukur dan menikmati rezeki yang halal. Namun, nikmat itu harus disikapi dengan bijak. Tubuh adalah amanah, dan mengisinya secara berlebihan adalah bentuk penyalahgunaan. Dengan makan secukupnya, kita menjaga tubuh tetap sehat, ibadah lebih khusyuk, dan hidup lebih berkah. Mari ubah cara pandang: makan bukan untuk menuruti nafsu, tapi untuk memperkuat ibadah.Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan untuk menjaga diri dari sikap berlebihan, dan menjadikan setiap suapan makanan sebagai ladang kebaikan, bukan sumber kelalaian.
