WhatsApp Icon

7 Hikmah Menghormati Guru dan Ulama dalam Kehidupan Seorang Muslim

22/10/2025  |  Penulis: Admin bidang 1

Bagikan:URL telah tercopy
7 Hikmah Menghormati Guru dan Ulama dalam Kehidupan Seorang Muslim

7 Hikmah Menghormati Guru dan Ulama dalam Kehidupan Seorang Muslim

Dalam Islam, guru dan ulama bukan sekadar sosok pengajar ilmu dunia, tetapi penjaga warisan kenabian. Mereka menyebarkan cahaya ilmu, membimbing umat, dan menjadi teladan dalam amal serta akhlak. Rasulullah SAW bersabda

“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadis ini menjadi dasar bahwa menghormati ulama dan guru bukan hanya bentuk sopan santun, tetapi juga bagian dari ibadah dan penghormatan terhadap ilmu yang mereka bawa. Di tengah zaman yang serba digital dan cepat ini, adab terhadap guru sering kali mulai terkikis. Murid lebih mudah mengomentari, membantah, atau menyepelekan nasehat hanya karena perbedaan pendapat. Padahal, ilmu tidak akan memberi manfaat tanpa adab dan rasa hormat terhadap pemberinya.

Berikut tujuh hikmah yang bisa kita petik dari sikap menghormati guru dan ulama dalam kehidupan seorang Muslim.


1. Mendapat Keberkahan dalam Ilmu

Ilmu adalah cahaya, dan cahaya tidak akan masuk ke hati yang gelap oleh kesombongan atau kurangnya rasa hormat. Para ulama terdahulu selalu menekankan pentingnya adab sebelum ilmu. Imam Malik, misalnya, belajar adab kepada ibunya sebelum belajar hadis. Ibunya selalu memakaikan pakaian rapi dan berkata, “Pergilah ke majelis Imam Rabi’ah, pelajarilah adabnya sebelum ilmunya.”

Rasa hormat dan adab ini membuat ilmu yang dipelajari menjadi berkah. Rasulullah SAW bersabda

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Namun, jalan ilmu itu bukan hanya dengan membaca buku atau menonton kajian, melainkan juga dengan menundukkan hati di hadapan guru. Orang yang tawadhu kepada guru akan lebih mudah menerima ilmu, karena hatinya lapang dan niatnya murni. Keberkahan itu akan terus mengalir tidak hanya dalam pemahaman, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.


2. Membentuk Akhlak yang Mulia

Guru adalah cermin akhlak. Ia bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual. Seseorang yang menghormati gurunya akan tumbuh dengan kebiasaan santun dalam berbicara, sabar dalam belajar, dan rendah hati dalam bergaul.

Rasulullah SAW bersabda

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengetahui hak orang berilmu.” (HR. Ahmad)

Ketika seseorang terbiasa menghormati guru, ia akan menanamkan sikap tersebut dalam interaksinya dengan orang lain kepada orang tua, teman, bahkan anak-anak. Akhlak yang baik bukan datang dari banyaknya teori, tapi dari keteladanan yang dicontohkan dan dihargai. Karena itu, menghormati guru berarti juga menanamkan nilai adab yang menjadi fondasi kehidupan berakhlak mulia.


3. Mendapat Ridha dan Doa dari Guru

Doa seorang guru bisa menjadi jalan terbukanya keberkahan hidup. Guru yang merasa dihargai akan dengan tulus mendoakan muridnya agar dimudahkan dalam ilmu dan rezeki. Rasulullah SAW bersabda

“Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi: doa orang tua, doa orang yang terzalimi, dan doa seorang guru untuk muridnya. (HR. Tirmidzi)

Dalam banyak kisah, santri atau pelajar yang sukses di dunia maupun akhirat sering kali memiliki satu kesamaan: mereka menjaga hubungan baik dengan gurunya. Misalnya, Imam Syafi’i selalu menghormati Imam Malik. Ia tidak pernah membuka buku di hadapan gurunya tanpa izin, dan selalu menunduk ketika berbicara dengannya. Dari adab itu, lahirlah keberkahan ilmu yang manfaatnya masih terasa hingga kini.

Doa seorang guru adalah bentuk cinta spiritual yang dalam. Ia bukan hanya mendoakan keberhasilan akademik, tetapi juga ketenangan hati dan keberkahan hidup muridnya. Maka, menjaga hubungan baik dengan guru sama halnya dengan menjaga pintu doa yang tak ternilai harganya.


4. Menumbuhkan Rasa Tawadhu dan Menghindarkan dari Kesombongan

Salah satu ujian terbesar bagi penuntut ilmu adalah merasa sudah tahu. Menghormati guru membantu kita menjaga hati dari rasa sombong itu. Tawadhu rendah hati adalah tanda ilmu yang sejati.

Rasulullah SAW bersabda

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim)

Sikap tawadhu membuat seseorang terbuka terhadap nasihat, sabar dalam belajar, dan tidak mudah meremehkan pendapat orang lain. Guru yang dihormati akan lebih mudah menasehati muridnya dengan kasih sayang, sementara murid yang tawadhu akan menerima bimbingan dengan ikhlas.

Dalam dunia modern, kadang seseorang merasa cukup hanya dengan belajar lewat internet atau video pendek, lalu menyepelekan peran guru. Padahal, bimbingan langsung dari guru membawa nilai keberkahan dan pengendalian diri yang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Ilmu sejati tidak hanya tentang “apa yang diketahui”, tapi juga “bagaimana belajar dengan adab”.


5. Menguatkan Rasa Tanggung Jawab dalam Menuntut Ilmu

Ketika seseorang menghormati gurunya, ia akan merasa memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga amanah ilmu. Ia tidak akan mempermainkan pengetahuan yang diberikan, karena sadar bahwa ilmu adalah titipan Allah yang disampaikan melalui guru.

Rasulullah SAW bersabda

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Guru mendapat pahala setiap kali muridnya mengamalkan ilmu, dan murid yang menghormati guru akan menjaga agar ilmunya tidak disalahgunakan. Ia akan berhati-hati dalam berbicara, menulis, dan menyebarkan pengetahuan agar tidak menyesatkan orang lain. Dari sini, lahir generasi Muslim yang bertanggung jawab bukan hanya pandai, tapi juga berintegritas dan berakhlak.


6. Melestarikan Tradisi Keilmuan Islam

Tradisi Islam tidak hanya berisi ilmu, tapi juga adab dalam menuntut ilmu. Dalam sejarah Islam, rantai keilmuan (sanad) selalu dijaga melalui hubungan guru dan murid. Jika sikap menghormati guru hilang, maka hilanglah pula ruh dari ilmu itu sendiri.

Rasulullah SAW bersabda

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari manusia, tetapi dengan mewafatkan para ulama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika para ulama tiada, ilmu akan hilang bukan karena buku-buku lenyap, tapi karena adab dan penghayatan terhadap ilmu ikut mati. Maka, menghormati guru berarti menjaga kesinambungan peradaban ilmu Islam.

Di pesantren, tradisi ini masih hidup. Santri mencium tangan kyai, menyimak pelajaran dengan penuh adab, bahkan menyapu halaman masjid sebagai bentuk penghormatan. Nilai-nilai seperti inilah yang membentuk generasi berilmu sekaligus beradab, yang menjadi harapan masa depan umat.


7. Menjadi Jalan Menuju Keberkahan Hidup dan Akhirat

Menghormati guru bukan hanya bermanfaat di dunia, tapi juga menjadi amalan yang berpahala besar di akhirat. Rasulullah SAW bersabda

“Barang siapa yang memuliakan seorang alim, maka sesungguhnya ia telah memuliakan Aku. Dan barangsiapa yang merendahkan seorang alim, maka sesungguhnya ia telah merendahkan Aku.” (HR. Thabrani)

Menghormati guru sama artinya dengan menghormati ilmu dan agama Allah. Dari sikap ini, Allah bukakan jalan keberkahan dalam rezeki, ilmu, hubungan sosial, hingga ketenangan hati.

Guru bukan hanya pengajar, tapi juga pembentuk jiwa. Ketika kita menghargai mereka, kita sedang menanam kebaikan yang akan tumbuh menjadi keberkahan hidup. Betapa banyak orang sukses yang selalu berkata, “Saya tidak akan sampai di titik ini tanpa doa guru saya.” Karena keberhasilan sejati bukan semata hasil kerja keras, tapi juga restu dan keberkahan dari mereka yang mengajarkan kebaikan.

Menghormati guru dan ulama adalah bagian dari menjaga warisan Nabi Muhammad SAW. Tanpa adab kepada guru, ilmu akan kehilangan ruhnya. Di tengah derasnya arus modernisasi, seorang Muslim harus tetap menjaga nilai-nilai ini agar tidak tercerabut dari akar keilmuan Islam yang luhur.

Guru bukan hanya sumber ilmu, tapi juga penuntun menuju kebijaksanaan. Dari mereka, kita belajar bagaimana menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Semoga Allah menanamkan dalam hati kita rasa cinta dan hormat kepada guru, serta menjadikan ilmu yang kita pelajari sebagai cahaya yang menerangi dunia dan akhirat.

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat