WhatsApp Icon

Hikmah Menjaga Pandangan: Melatih Kesucian Hati dan Pikiran

24/10/2025  |  Penulis: Admin bidang 1

Bagikan:URL telah tercopy
Hikmah Menjaga Pandangan: Melatih Kesucian Hati dan Pikiran

Hikmah Menjaga Pandangan: Melatih Kesucian Hati dan Pikiran

Dalam kehidupan modern yang serba terbuka, menjaga pandangan bukanlah perkara mudah. Setiap hari mata kita disuguhi berbagai hal dari media sosial, iklan, hingga hiburan yang tanpa sadar dapat mempengaruhi hati dan pikiran. Namun di balik tantangan itu, Islam mengajarkan bahwa ghaddul bashar (menundukkan pandangan) adalah bentuk penjagaan diri yang sangat mulia, sebab dari pandangan lahir dorongan hati, dan dari hati muncul perbuatan.

Menjaga pandangan bukan hanya tentang menghindari hal yang haram, tetapi juga tentang melatih kesucian jiwa, menjaga fokus hidup, serta memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(QS. An-Nur: 30)

Ayat ini kemudian dilanjutkan dengan perintah yang sama kepada perempuan beriman. Artinya, menjaga pandangan adalah perintah universal bagi seluruh umat Islam, bukan sekadar larangan, tapi bimbingan menuju kesucian hati dan kebersihan pikiran.


1. Menjaga Pandangan, Menjaga Hati

Pandangan adalah pintu masuk pertama menuju hati. Apa yang dilihat mata akan membekas dalam batin. Pandangan yang tidak dijaga bisa menimbulkan keinginan yang tidak baik, menumbuhkan rasa iri, sombong, bahkan syahwat yang menjerumuskan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah Iblis. Barang siapa menundukkan pandangannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberinya kelezatan iman yang ia rasakan di hatinya.”
(HR. Hakim)

Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga pandangan bukan sekadar menolak godaan, tetapi juga sarana untuk mendapatkan kenikmatan spiritual. Ketika mata dijaga, hati menjadi lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan jiwa lebih mudah merasakan kedekatan dengan Allah.


2. Melatih Kesucian Pikiran dan Hati dari Nafsu Duniawi

Pandangan yang tak terkendali sering kali menumbuhkan keinginan yang tidak seharusnya. Di era digital, gambar dan video yang menampilkan gaya hidup glamor, tubuh ideal, atau kemewahan dunia dengan cepat mempengaruhi pola pikir dan standar kebahagiaan manusia.

Menundukkan pandangan melatih kita untuk mengendalikan nafsu duniawi dan fokus pada hal yang benar-benar bermakna. Dengan begitu, seseorang akan lebih mudah menjaga kesucian hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa mengotori niatnya dalam beribadah.

Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”
(QS. Shad: 26)

Hati yang bersih hanya dapat lahir dari pandangan yang bersih. Saat mata dijaga, pikiran tidak mudah tergoda oleh keinginan duniawi, dan hati akan lebih condong kepada hal-hal yang diridhai Allah SWT.


3. Pandangan yang Terkendali Membentuk Karakter Mulia

Orang yang mampu menahan pandangannya akan memiliki kontrol diri yang kuat. Ia tidak mudah terombang-ambing oleh keinginan sesaat, tidak mudah iri terhadap kenikmatan orang lain, dan tidak tergoda oleh keindahan yang bersifat sementara.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya pandangan itu adalah salah satu bentuk zina. Maka, barang siapa menundukkan pandangannya karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan iman yang manis di hatinya.”
(HR. Ahmad)

Kesabaran dalam menjaga pandangan melatih seseorang untuk menundukkan hawa nafsu. Dari kesabaran itu tumbuh ketenangan, kebijaksanaan, dan akhlak mulia. Seseorang yang terbiasa menjaga matanya akan lebih mudah menjaga lisannya, perbuatannya, dan hatinya dari dosa.


4. Menjaga Pandangan Mencegah Dosa yang Lebih Besar

Banyak dosa besar berawal dari pandangan kecil yang dibiarkan. Ketika seseorang membiarkan matanya melihat hal-hal yang dilarang, setan akan menanamkan rasa penasaran, lalu keinginan, hingga akhirnya menjerumuskan dalam perbuatan maksiat.

Menjaga pandangan berarti menutup pintu-pintu dosa sejak awal. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW:

“Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama itu boleh bagimu, sedangkan yang kedua tidak.”
(HR. Ahmad dan Abu Daud)

Hadis ini mengajarkan bahwa terkadang pandangan pertama terjadi tanpa sengaja. Namun, ketika seseorang memilih untuk berpaling dan tidak melanjutkan pandangannya, ia telah menjaga dirinya dari dosa.

Menundukkan pandangan adalah perisai bagi hati menolak godaan sebelum menjadi kebiasaan, dan menghindari maksiat sebelum menjadi penyesalan.


5. Menjaga Pandangan Menumbuhkan Rasa Syukur dan Qana’ah

Pandangan yang terjaga menjauhkan hati dari sifat iri dan dengki. Ketika seseorang terlalu sering melihat kehidupan orang lain, kemewahan, atau keberhasilan yang tidak dimilikinya, ia mudah merasa kurang dan kecewa terhadap takdir.

Sebaliknya, menahan pandangan melatih hati untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Ia tidak membandingkan dirinya dengan orang lain, tetapi lebih fokus pada apa yang bisa ia syukuri hari ini.

Rasulullah SAW bersabda:

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu, dan janganlah melihat kepada orang yang di atasmu. Karena hal itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah atasmu.”
(HR. Muslim)

Hati yang pandangannya dijaga akan selalu tenang, sebab ia tahu bahwa setiap rezeki sudah ditakar dengan adil oleh Allah SWT. Dari situlah lahir ketenangan, qana’ah, dan kebahagiaan sejati.


6. Pandangan yang Bersih Membuka Jalan Menuju Cahaya Hati

Allah menjanjikan nur atau cahaya bagi orang yang menjaga dirinya dari pandangan maksiat. Cahaya ini bukan cahaya fisik, melainkan cahaya spiritual yang membuat hati lembut, pikiran terang, dan amal semakin ikhlas.

“Allah adalah cahaya langit dan bumi…”
(QS. An-Nur: 35)

Ketika seseorang menahan pandangannya dari hal-hal yang haram, Allah gantikan dengan cahaya iman di hatinya. Sebaliknya, pandangan yang liar membuat hati gelap dan sulit menerima kebenaran.

Ulama besar Ibnul Qayyim berkata,

“Menjaga pandangan menyebabkan hati semakin kuat, pikiran semakin jernih, dan iman semakin dalam. Sedangkan pandangan yang dibiarkan akan melemahkan hati dan menghilangkan ketenangan.”

Maka, menjaga pandangan bukan hanya perintah syariat, tetapi juga kebutuhan spiritual agar hati tetap bercahaya dalam kegelapan dunia.

Menjaga pandangan adalah bentuk ibadah yang tersembunyi namun bernilai besar. Ia melatih manusia untuk mengendalikan diri, menjaga kesucian batin, dan memperkuat keimanan. Di tengah dunia yang penuh godaan visual, orang yang mampu menundukkan pandangannya sejatinya telah memenangkan pertempuran besar melawan hawa nafsunya.

Dengan menjaga pandangan, seorang Muslim tidak hanya menjaga matanya, tetapi juga menjaga hatinya agar selalu bersih, tenang, dan penuh cahaya iman.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menjaga pandangannya, menundukkan hatinya, dan memelihara dirinya dari dosa.”
(HR. Tirmidzi)

Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang mampu menjaga pandangan, memelihara hati, dan menegakkan kesucian diri demi meraih ridha Allah SWT.

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat