
Berita Terkini
BAZNAS Kota Yogyakarta Jalin Sinergi dengan Pengadilan Agama Yogyakarta untuk Pembentukan UPZ
Yogyakarta, 10 Oktober 2025 / 18 Rabiul Akhir 1447 H - Dalam upaya memperluas jejaring dan memperkuat pengelolaan zakat di lingkungan lembaga pemerintah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta melakukan kunjungan ke Pengadilan Agama Yogyakarta pada Jumat (10/10).
Rombongan BAZNAS Kota Yogyakarta yang dipimpin oleh Drs. H. Syamsul Azhari (Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta), didampingi oleh H. Misbahrudin, S.Ag., MM. (Kepala Pelaksana), serta dua staf pelaksana Muhaimin, S.Si dan Nurul Istiqomah, SE, diterima secara langsung oleh Wakil Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta, Dr. Maman Abdur Rahman, S.H.I., M.Hum.
Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam rencana pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di lingkungan Pengadilan Agama Yogyakarta. UPZ nantinya berperan sebagai perpanjangan tangan BAZNAS dalam mengelola, mengumpulkan, dan menyalurkan zakat, infak, serta sedekah dari para pegawai dan masyarakat sekitar lembaga.
Dalam sambutannya, Drs. H. Syamsul Azhari menyampaikan bahwa pembentukan UPZ merupakan bagian dari gerakan sinergi nasional yang bertujuan untuk memperkuat tata kelola zakat di tingkat instansi.
“Kami berharap melalui kerja sama ini, potensi zakat di lingkungan Pengadilan Agama dapat terkelola secara optimal, transparan, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Maman Abdur Rahman, S.H.I., M.Hum. menyambut baik inisiatif BAZNAS Kota Yogyakarta dan menegaskan komitmen Pengadilan Agama untuk turut mendukung program pemberdayaan umat melalui zakat.
“Kami menyadari pentingnya zakat sebagai instrumen sosial-ekonomi. Semoga UPZ ini menjadi sarana bagi pegawai Pengadilan Agama untuk berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan di Kota Yogyakarta,” tuturnya.
Kunjungan ini diakhiri dengan diskusi teknis mengenai mekanisme pembentukan UPZ, sistem pelaporan, dan rencana tindak lanjut berupa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua lembaga dalam waktu dekat.
Melalui sinergi ini, diharapkan BAZNAS Kota Yogyakarta semakin memperluas jangkauan pelayanan zakat, memperkuat kepercayaan publik, dan menghadirkan kebermanfaatan yang nyata bagi masyarakat.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
10/10/2025 | Admin bidang 1
Dr. Ahmad Hambali Tekankan Evaluasi dan Pemetaan Perencanaan Pengelolaan Zakat BAZNAS se-DIY
Yogyakarta, 08 Oktober 2025 / 16 Rabiul Akhir 1447 H - Dalam rangka memperkuat strategi pengelolaan zakat di tingkat daerah, Dr. Ahmad Hambali, S.Ag., MH, selaku Direktur Perencanaan ZIS-DSKL Nasional BAZNAS Republik Indonesia, menekankan pentingnya evaluasi dan pemetaan perencanaan pengelolaan zakat secara sistematis dan berkelanjutan. Pesan tersebut disampaikan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) BAZNAS se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berlangsung di Hotel Crystal Lotus, Yogyakarta, pada Rabu, 08 Oktober 2025 / 16 Rabiul Akhir 1447 H.
RAKORDA ini diikuti oleh jajaran pimpinan BAZNAS Provinsi DIY serta seluruh BAZNAS kabupaten/kota di wilayah Yogyakarta. Dari BAZNAS Kota Yogyakarta, hadir Drs. Abd. Samik (Wakil Ketua II), Muhammad Iqbal, SE (Wakil Ketua III), dan staf pelaksana.
Dalam paparannya, Dr. Ahmad Hambali menyampaikan bahwa pengelolaan zakat yang efektif harus berbasis data dan analisis kebutuhan masyarakat. Evaluasi terhadap program yang telah berjalan menjadi langkah awal dalam merancang perencanaan yang lebih tepat sasaran di tahun-tahun mendatang.
“Setiap program zakat harus memiliki arah yang jelas dan indikator keberhasilan yang terukur. Melalui evaluasi dan pemetaan yang akurat, kita dapat memastikan bahwa dana zakat benar-benar tersalurkan secara optimal untuk kemaslahatan umat,” ungkap Dr. Hambali.
Beliau juga menegaskan bahwa perencanaan pengelolaan zakat tidak hanya berfokus pada pendistribusian, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi mustahik, penguatan data mustahik-muzakki, serta peningkatan koordinasi antar-BAZNAS.
“Kunci keberhasilan pengelolaan zakat nasional terletak pada keselarasan program antara pusat dan daerah. Karena itu, pemetaan potensi dan realisasi zakat harus dilakukan secara menyeluruh agar kebijakan nasional bisa diimplementasikan secara efektif di daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Drs. Abd. Samik, Wakil Ketua II BAZNAS Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa evaluasi dan perencanaan yang matang menjadi bagian penting dalam menjaga akuntabilitas dan efektivitas lembaga zakat.
“Kami di BAZNAS Kota Yogyakarta berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem perencanaan dan pelaporan agar pengelolaan zakat semakin transparan, tepat sasaran, dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Muhammad Iqbal, SE, Wakil Ketua III BAZNAS Kota Yogyakarta, menambahkan bahwa BAZNAS Kota Yogyakarta akan memperkuat sistem database muzaki dan mustahik guna mendukung program pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang berbasis data.
RAKORDA BAZNAS se-DIY ini menjadi forum penting untuk memperkuat koordinasi, menyelaraskan visi, serta membangun tata kelola zakat yang semakin profesional. Melalui evaluasi dan perencanaan yang baik, BAZNAS di seluruh wilayah Yogyakarta diharapkan mampu berperan lebih besar dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
10/10/2025 | Admin bidang 1
H. Subhan Cholid Tekankan Penguatan SDM dan Tata Kelola Kelembagaan BAZNAS se-DIY
Yogyakarta, 07 Oktober 2025 / 15 Rabiul Akhir 1447 H - Dalam rangka memperkuat peran dan tata kelola kelembagaan zakat di tingkat daerah, H. Subhan Cholid, Lc., M.A., selaku Sekretaris Utama BAZNAS Republik Indonesia, menegaskan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan tata kelola kelembagaan di lingkungan BAZNAS. Pesan tersebut disampaikan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) BAZNAS se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang digelar di Hotel Crystal Lotus, Yogyakarta, pada Selasa, 07 Oktober 2025 / 15 Rabiul Akhir 1447 H.
Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan BAZNAS Provinsi DIY dan seluruh BAZNAS kabupaten/kota se-DIY, termasuk dari BAZNAS Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Drs. Abd. Samik (Wakil Ketua II), Muhammad Iqbal, SE (Wakil Ketua III), serta staf pelaksana.
Dalam sambutannya, H. Subhan Cholid menyampaikan bahwa tantangan pengelolaan zakat di era modern menuntut profesionalisme dan tata kelola yang transparan. Oleh karena itu, penguatan kapasitas amil zakat dan reformasi manajemen kelembagaan menjadi agenda penting yang harus dilakukan secara berkelanjutan.
“Kualitas SDM amil adalah kunci keberhasilan pengelolaan zakat. Kita tidak hanya dituntut untuk bekerja dengan niat ibadah, tetapi juga dengan profesionalitas tinggi agar zakat benar-benar berdampak bagi kesejahteraan umat,” tegasnya.
Beliau juga menekankan bahwa tata kelola kelembagaan yang baik harus didukung dengan sistem administrasi yang modern, digitalisasi layanan, serta peningkatan kompetensi amil melalui pelatihan dan sertifikasi berkelanjutan.
“BAZNAS di daerah harus menjadi contoh dalam akuntabilitas publik. Laporan keuangan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat harus dapat dipertanggungjawabkan dengan standar yang sama di seluruh Indonesia,” ujar H. Subhan.
Sementara itu, Drs. Abd. Samik, Wakil Ketua II BAZNAS Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa BAZNAS Kota Yogyakarta siap melaksanakan arahan tersebut dengan fokus pada penguatan kapasitas amil dan peningkatan efektivitas tata kelola lembaga.
“Kami berkomitmen meningkatkan kompetensi amil melalui pelatihan berkelanjutan dan memperkuat sistem kerja agar lebih efisien, transparan, dan berdampak langsung kepada mustahik,” ungkapnya.
Muhammad Iqbal, SE, Wakil Ketua III BAZNAS Kota Yogyakarta, menambahkan bahwa digitalisasi sistem pengelolaan zakat akan menjadi salah satu prioritas lembaganya untuk memastikan layanan zakat yang cepat, tepat, dan terpercaya.
RAKORDA BAZNAS se-DIY tahun 2025 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi dan sinergi antar-BAZNAS di wilayah Yogyakarta. Melalui penguatan SDM dan tata kelola kelembagaan, BAZNAS diharapkan semakin kokoh dalam mewujudkan visi besar: Menjadi lembaga utama menyejahterakan umat.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
10/10/2025 | Admin bidang 1
Berita Pendistribusian

BAZNAS Kota Yogyakarta Laksanakan Program Perbaiki Rumah Tidak Layak Huni
YOGYAKARTA — Ahad, 5 Oktober 2025. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta kembali menyalurkan bantuan melalui Program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada penerima manfaat, Ibu Budi Yati, warga RT 35 RW 15 Sorosutan, Umbulharjo. Program ini diajukan secara perorangan sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang membutuhkan hunian layak dan sehat.
Kegiatan penyerahan bantuan ini turut dihadiri oleh Wali Kota Yogyakarta dan Ketua DPRD Kota Yogyakarta, yang memberikan dukungan penuh terhadap langkah BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kehadiran jajaran pemerintah menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga zakat dalam menghadirkan solusi atas persoalan sosial di tingkat masyarakat.
Melalui Program RTLH, BAZNAS Kota Yogyakarta terus berupaya mewujudkan hunian yang lebih layak, sehat, dan bermartabat bagi masyarakat kurang mampu. Program ini menjadi bukti nyata bahwa zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah, tetapi juga sebagai instrumen pemberdayaan dan kemanusiaan dalam membangun kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Selain membantu memperbaiki kondisi fisik bangunan, program RTLH juga diharapkan mampu memberikan dampak sosial yang lebih luas. Hunian yang layak akan mendorong peningkatan kualitas hidup, kesehatan, dan produktivitas penerima manfaat. Dengan lingkungan tempat tinggal yang lebih aman dan nyaman, keluarga penerima bantuan dapat beraktivitas dengan lebih tenang serta memiliki motivasi baru untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
BAZNAS Kota Yogyakarta berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program ini dengan menggandeng berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam mempercepat terwujudnya kesejahteraan sosial dan mengurangi angka kemiskinan di Kota Yogyakarta. Melalui semangat gotong royong dan kepedulian bersama, BAZNAS berharap program RTLH dapat menjadi inspirasi dalam membangun kota yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh warganya.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
#BAZNASKotaYogyakarta#RumahLayakHuni#RTLH#Yogyakarta#ZakatUntukKemanusiaan#KotaYogyakarta#ZakatMembangunNegeri #SinergiKebaikan
06/10/2025 | Admin bidang 1

BAZNAS Kota Yogyakarta Salurkan Foodbank untuk Lansia Giwangan
YOGYAKARTA – Rabu (1/10/2025), BAZNAS Kota Yogyakarta kembali menyalurkan program Foodbank Lumbung Mataraman KORPRI Kota Yogyakarta. Pada kesempatan ini, pentasyarufan diberikan kepada warga masyarakat lanjut usia di Kelurahan Giwangan, Umbulharjo, dengan jumlah penerima sekitar 50 orang. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kemantren Umbulharjo.
Program Foodbank Lumbung Mataraman merupakan wujud kepedulian Pemerintah Kota Yogyakarta bersama BAZNAS Kota Yogyakarta dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti lansia. Melalui program ini, diharapkan kebutuhan dasar penerima manfaat dapat sedikit terbantu sekaligus memperkuat kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Selain menjadi sarana distribusi pangan, program ini juga berfungsi sebagai wadah edukasi pentingnya berbagi dan saling peduli di lingkungan sekitar. Makanan yang ditasharufkan dikumpulkan dari dukungan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Yogyakarta, kemudian disalurkan oleh BAZNAS Kota Yogyakarta kepada penerima manfaat.
Ke depan, BAZNAS Kota Yogyakarta akan terus bersinergi dengan Pemkot Yogyakarta dan berbagai elemen masyarakat dalam memperluas jangkauan penerima manfaat. Harapannya, program ini tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga mendorong semangat gotong royong serta kepedulian sosial yang berkelanjutan.
BAZNAS Kota Yogyakarta menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bapak Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah, serta seluruh anggota KORPRI Pemkot Yogyakarta atas dukungan penuh terhadap program ini. Semoga setiap kebaikan yang ditunaikan menjadi amal jariyah dan mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
02/10/2025 | Admin bidang 1

BAZNAS Kota Yogyakarta Wujudkan Hunian Layak Bagi Warga yang Membutuhkan
YOGYAKARTA, (28/09/2025) – BAZNAS Kota Yogyakarta terus berkomitmen menghadirkan hunian yang lebih layak demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang bermartabat. Melalui Program Rumah Layak Huni (RLH), BAZNAS kembali melaksanakan peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi warga yang membutuhkan.
Dalam pelaksanaan kali ini, bantuan diberikan kepada dua keluarga penerima manfaat, yaitu Prasetyo Suryo Kusumo yang tinggal di Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, serta Dian Prabandari dari Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton. Dukungan ini diharapkan dapat menghadirkan lingkungan tempat tinggal yang lebih sehat, aman, dan layak huni bagi keduanya.
Program RLH menjadi wujud nyata kepedulian sekaligus kolaborasi antara berbagai pihak yang berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan dan kehadiran semua pihak, BAZNAS Kota Yogyakarta terus berupaya agar semakin banyak keluarga dapat merasakan manfaat dari hunian yang layak.
Sinergi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini. Dukungan dari berbagai perangkat daerah, mulai dari kemantren hingga kelurahan, memastikan bahwa program dapat berjalan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan warga. Kehadiran pemerintah daerah semakin memperkuat semangat kolaborasi demi kesejahteraan masyarakat.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, program ini diharapkan mampu menumbuhkan optimisme baru bagi penerima manfaat. Dengan rumah yang lebih layak, keluarga penerima bantuan dapat membangun kehidupan yang lebih sehat, produktif, dan harmonis. BAZNAS Kota Yogyakarta berharap langkah ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta menebarkan kebaikan.
Terima kasih kepada para muzakki yang telah menunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS Kota Yogyakarta. Semoga setiap kebaikan menjadi keberkahan dan membawa keluarga menuju kehidupan yang lebih sakinah.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
28/09/2025 | Admin bidang 1
Artikel Terbaru
5 Prinsip Akhlak Islami dalam Bergaul agar Tidak Mudharat
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari interaksi sosial. Kita berbicara, bekerja, belajar, dan bersosialisasi dengan berbagai macam orang dari latar belakang yang berbeda. Namun, di tengah derasnya arus komunikasi modern dan kebebasan berekspresi, batas-batas pergaulan sering kali menjadi kabur.
Banyak yang beranggapan bahwa selama niatnya baik, maka semua bentuk pergaulan boleh dilakukan. Padahal, Islam mengatur dengan sangat indah bagaimana seorang muslim seharusnya bergaul agar tidak menimbulkan mudharat (kerugian), baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Akhlak yang baik adalah pondasi utama dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan bernilai ibadah. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana sabdanya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Berikut ini lima prinsip akhlak Islami dalam bergaul yang bisa menjadi panduan agar hubungan sosial kita tetap berada di jalan yang diridai Allah SWT.
1. Menjaga Lisan dan Etika dalam Berbicara
Lisan adalah cerminan hati. Seseorang bisa terlihat berilmu dan berakhlak mulia dari cara ia berbicara. Dalam Islam, menjaga lisan bukan hanya tentang tidak berkata kasar, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan kata yang menenangkan, jujur, dan bermanfaat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi pengingat bahwa setiap kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi sumber kebaikan, tapi juga bisa menimbulkan keburukan.
Di era digital, menjaga lisan juga berarti menjaga jari. Komentar di media sosial, pesan pribadi, dan unggahan publik semuanya termasuk dalam tanggung jawab etika komunikasi. Menghina, menebar gosip, atau menyebarkan informasi tanpa klarifikasi bisa termasuk ghibah dan fitnah yang berat dosanya.
Sebaliknya, gunakan komunikasi untuk menebar manfaat menenangkan orang lain, memberi semangat, atau menyebarkan ilmu. Lisan yang terjaga adalah salah satu tanda keimanan yang kuat.
2. Bersikap Jujur dan Amanah
Kejujuran adalah pondasi dari setiap hubungan sosial yang sehat. Tanpa kejujuran, tidak ada kepercayaan. Dalam Islam, jujur (?idq) bukan hanya berbicara benar, tetapi juga konsistensi antara perkataan, perbuatan, dan niat hati.
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 119:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan jadilah bersama orang-orang yang jujur.”
Sifat amanah pun tak kalah penting. Amanah berarti bisa dipercaya dalam menjaga rahasia, menjalankan tanggung jawab, dan tidak mengkhianati kepercayaan yang diberikan orang lain.
Dalam konteks pergaulan modern, amanah juga mencakup etika digital tidak membocorkan chat pribadi, tidak menyebarkan foto tanpa izin, dan tidak memanipulasi informasi untuk kepentingan pribadi.
Seseorang yang jujur dan amanah akan dihormati, karena ia membawa ketenangan dalam hubungan sosialnya. Rasulullah SAW sendiri digelari “Al-Amin” (yang terpercaya) karena sifat amanahnya yang luar biasa. Bila prinsip ini dipegang teguh, pergaulan akan menjadi sumber keberkahan, bukan kebohongan atau konflik.
3. Menjaga Pandangan dan Menahan Hawa Nafsu
Islam mengajarkan bahwa fitnah terbesar dalam pergaulan seringkali berawal dari pandangan dan perasaan yang tidak dijaga. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 30-31:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya... Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya...”
Ayat ini mengajarkan adab dalam berinteraksi antara laki-laki dan perempuan agar tidak timbul godaan atau perasaan yang melampaui batas.
Menjaga pandangan bukan berarti menolak interaksi sama sekali, tetapi menahan diri dari hal-hal yang bisa menimbulkan syahwat atau fitnah. Di era digital, menjaga pandangan juga berarti berhati-hati terhadap konten visual di media sosial.
Selain itu, menahan hawa nafsu mencakup pengendalian diri dalam emosi, ambisi, dan amarah. Banyak persahabatan atau hubungan yang rusak hanya karena seseorang tidak bisa mengendalikan egonya.
Menjadi pribadi yang tenang dan tidak mudah tersulut adalah bagian dari akhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda:
“Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan menjaga pandangan dan hawa nafsu, seseorang akan terhindar dari dosa yang tidak disadari, dan pergaulannya menjadi lebih bersih serta bermakna.
4. Menghindari Ghibah, Fitnah, dan Hasad
Tiga penyakit hati ini sering kali menjadi racun dalam pergaulan. Ghibah (menggunjing), fitnah (menyebar kebohongan), dan hasad (iri dengki) dapat merusak hubungan sosial bahkan menghancurkan persaudaraan.
Allah SWT memperingatkan keras dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
“Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik.”
Ayat ini menggambarkan betapa menjijikkannya perbuatan ghibah di sisi Allah. Namun di era sekarang, ghibah sering terjadi secara tidak sadar melalui gosip online, komentar negatif, atau sindiran halus di media sosial.
Hasad atau iri hati juga berbahaya. Ia membuat seseorang tidak tenang melihat kebahagiaan orang lain. Padahal, dalam Islam diajarkan agar kita bersyukur atas nikmat sendiri dan mendoakan kebaikan untuk orang lain.
Menghindari ghibah dan hasad bukan hanya menjaga hubungan baik, tapi juga membersihkan hati dari penyakit yang bisa menghapus amal. Sebaiknya isi pergaulan dengan saling menasihati, bukan saling menjatuhkan.
5. Mengutamakan Kasih Sayang dan Toleransi
Prinsip terakhir yang menjadi inti dari akhlak Islami dalam bergaul adalah kasih sayang dan toleransi. Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin membawa rahmat bagi seluruh alam. Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang lembut dan penyayang, bahkan kepada orang yang menyakitinya.
Beliau bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam konteks pergaulan, kasih sayang berarti peduli terhadap perasaan orang lain, menghormati perbedaan, dan tidak memaksakan kehendak.
Toleransi juga penting di tengah masyarakat yang beragam. Berbeda pandangan, latar belakang, atau status sosial bukan alasan untuk bermusuhan. Justru dengan saling menghormati, kita menunjukkan kedewasaan dalam berakhlak.
Kasih sayang juga meliputi empati mau mendengar keluh kesah orang lain, membantu tanpa pamrih, dan tidak menilai hanya dari tampilan luar. Sikap inilah yang membuat Rasulullah dicintai banyak orang dan dijadikan teladan sepanjang masa.
Jika prinsip kasih sayang diterapkan dalam kehidupan modern, maka dunia maya pun akan menjadi ruang yang ramah, damai, dan penuh keberkahan. Tidak ada lagi caci maki, adu argumen sia-sia, atau saling menjatuhkan demi validasi.
Pergaulan adalah bagian dari fitrah manusia, tapi Islam menuntun agar pergaulan itu membawa kebaikan, bukan mudharat. Lima prinsip akhlak Islami menjaga lisan, bersikap jujur dan amanah, menjaga pandangan, menghindari ghibah, serta menebar kasih sayang bukan sekadar aturan, melainkan pedoman hidup yang menumbuhkan kehormatan dan ketenangan batin.
Di era modern yang serba terbuka, menjaga akhlak menjadi ujian besar. Tapi justru di situlah nilai keimanan diuji apakah kita bisa tetap berpegang pada ajaran Islam di tengah godaan kebebasan tanpa batas.
Dengan mengamalkan prinsip-prinsip ini, pergaulan kita tidak hanya membawa manfaat sosial, tapi juga menjadi ladang pahala. Karena setiap interaksi yang dilandasi akhlak mulia adalah bentuk ibadah yang mendekatkan diri pada Allah SWT.
Pergaulan yang berakhlak bukan berarti kaku, tapi justru menumbuhkan rasa saling percaya, saling menghargai, dan menjadikan hubungan antarsesama manusia lebih bermartabat. Itulah pergaulan yang tidak hanya indah di mata manusia, tapi juga bernilai tinggi di sisi Tuhan.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
10/10/2025 | Admin bidang 1
Etika Pergaulan Islam di Tempat Kerja: Profesional dan Islami Bersamaan
Dunia kerja bukan hanya tempat untuk mencari nafkah, tapi juga menjadi ladang amal dan ujian keimanan. Setiap interaksi, keputusan, dan tanggung jawab yang kita jalankan di kantor sesungguhnya bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan adab yang sesuai syariat.
Namun di sisi lain, tempat kerja juga menjadi ruang yang kompleks: ada dinamika antar-rekan, tekanan profesional, hingga budaya modern yang kadang jauh dari nilai Islam. Karena itu, memahami etika pergaulan Islami di lingkungan kerja menjadi penting, agar seorang muslim bisa tetap profesional tanpa kehilangan nilai-nilai keislamannya.
Berikut tujuh prinsip utama dalam menjaga etika pergaulan Islam di dunia kerja.
1. Niat Bekerja karena Allah SWT
Setiap pekerjaan, sekecil apa pun, akan bernilai besar jika diniatkan karena Allah. Niat yang lurus membuat seseorang bekerja bukan semata mencari gaji, tapi juga menunaikan amanah dan memberi manfaat bagi sesama.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan niat ikhlas, bekerja menjadi bentuk ibadah dan pengabdian. Ketika menghadapi tantangan, niat yang kuat juga menjaga hati tetap tenang tidak mudah iri, malas, atau kecewa.
Bekerja dengan niat karena Allah juga mendorong seseorang untuk jujur dan amanah. Ia sadar bahwa rezeki datang dari Allah, bukan dari manusia, sehingga tak perlu menempuh cara curang untuk naik jabatan atau mendapat pujian.
2. Menjaga Adab dalam Berkomunikasi
Pergaulan di tempat kerja sangat bergantung pada komunikasi. Dalam Islam, berbicara yang baik adalah bagian dari akhlak mulia. Etika ini mencakup cara berbicara, memilih kata, dan menyesuaikan nada dengan situasi.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 53:
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya setan menimbulkan perselisihan di antara mereka.”
Ayat ini mengingatkan bahwa ucapan bisa menjadi sumber kebaikan atau penyebab perpecahan.
Dalam konteks pekerjaan, berbicara sopan kepada rekan, menghargai pendapat, dan tidak menyindir di depan umum menunjukkan kedewasaan profesional sekaligus akhlak Islami.
Selain itu, komunikasi digital juga perlu dijaga. Hindari candaan berlebihan, komentar yang menyinggung, atau gosip di grup kerja. Menjaga lisan dan tulisan sama pentingnya, karena keduanya bisa membangun atau merusak reputasi seseorang.
3. Menjaga Batas Pergaulan antara Lawan Jenis
Lingkungan kerja sering mempertemukan laki-laki dan perempuan dalam satu tim. Dalam Islam, interaksi antar lawan jenis diperbolehkan selama menjaga batas syar’i dan dilakukan dengan tujuan yang benar.
Rasulullah SAW mengajarkan prinsip kehormatan dan kesopanan dalam berinteraksi. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 30–31:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya... Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya...”
Ayat ini bukan berarti melarang bekerja bersama, tapi menegaskan pentingnya menjaga pandangan, sikap, dan batas kedekatan agar tidak menimbulkan fitnah atau godaan hati.
Dalam praktiknya, hindari komunikasi pribadi yang tidak perlu, menjaga jarak fisik yang sopan, dan tetap profesional tanpa berlebihan. Dengan begitu, interaksi kerja tetap produktif dan tetap berada dalam koridor Islam.
4. Bekerja dengan Jujur dan Amanah
Kejujuran dan amanah adalah dua nilai utama yang menjadi karakter seorang muslim sejati. Di tempat kerja, kejujuran terlihat dari ketepatan waktu, transparansi dalam laporan, serta tidak mengambil hak orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara, ia berdusta; apabila berjanji, ia ingkar; dan apabila dipercaya, ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi pengingat keras bagi setiap pekerja muslim agar tidak bermain curang, memanipulasi data, atau berbohong kepada atasan.
Sementara amanah berarti tanggung jawab terhadap tugas dan kepercayaan. Seseorang yang amanah tidak hanya bekerja saat diawasi, tapi juga tetap disiplin ketika tak ada yang melihat karena ia tahu bahwa Allah Maha Melihat.
Dengan kejujuran dan amanah, seorang muslim tak hanya sukses secara karier, tapi juga mendapat keberkahan dalam setiap langkahnya.
5. Menghindari Ghibah dan Konflik
Tempat kerja sering menjadi ladang ujian bagi lisan dan emosi. Gosip, persaingan tidak sehat, dan perdebatan sia-sia bisa merusak suasana kerja dan menimbulkan dosa.
Allah SWT memperingatkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
“Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik.”
Ghibah atau menggunjing rekan kerja, menjelekkan atasan, atau menyebarkan isu hanya akan menambah dosa dan mengurangi kepercayaan.
Sebaliknya, jadilah pribadi yang membawa kedamaian. Jika ada masalah, bicarakan langsung dengan cara yang baik, bukan dengan membicarakan di belakang. Islam mengajarkan islah (perdamaian) sebagai solusi dari setiap perbedaan.
Dengan lingkungan kerja yang bebas ghibah, produktivitas meningkat, dan hubungan antarpegawai lebih harmonis.
6. Menolong Sesama dan Menebar Kebaikan
Salah satu akhlak paling indah dalam Islam adalah membantu sesama. Di tempat kerja, hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk sederhana: menolong rekan yang kesulitan, berbagi ilmu, atau sekadar memberi semangat kepada yang sedang lelah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Etos kerja Islami tidak hanya tentang hasil, tapi juga tentang bagaimana seseorang memberi manfaat.
Menolong tanpa pamrih menumbuhkan rasa kebersamaan dan mengikis ego. Selain itu, menebar kebaikan kecil seperti memberi salam, tersenyum, atau mengucapkan terima kasih bisa membuat suasana kerja lebih positif dan penuh berkah.
Ingat, dalam setiap bantuan yang tulus, ada pahala yang berlipat ganda.
7. Menjaga Integritas dan Profesionalitas
Prinsip terakhir adalah integritas konsistensi antara nilai iman dan perilaku profesional. Seorang muslim harus bisa menunjukkan bahwa agama tidak bertentangan dengan kinerja tinggi. Justru, semakin beriman seseorang, semakin disiplin dan bertanggung jawab ia bekerja.
Islam tidak pernah melarang kemajuan, asal dijalankan dengan cara yang halal dan beretika. Integritas mencakup kejujuran dalam keputusan, adil terhadap bawahan, serta tidak menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Profesionalitas juga berarti menghormati waktu, menghargai hasil kerja orang lain, dan terus belajar meningkatkan kualitas diri.
Dengan integritas dan profesionalitas, seorang muslim akan menjadi teladan. Ia tak hanya dihormati karena keahliannya, tapi juga disegani karena akhlaknya.
Etika pergaulan dalam Islam di tempat kerja bukan hanya soal sopan santun, tapi tentang menyatukan nilai spiritual dengan profesionalitas. Seorang muslim seharusnya menjadi contoh pekerja yang disiplin, jujur, dan santun, tanpa kehilangan identitas keislamannya.
Ketika kita menjaga niat, adab, dan batas dalam interaksi, pekerjaan menjadi ibadah, rezeki menjadi berkah, dan lingkungan kerja menjadi ladang kebaikan.
Bekerja secara profesional tidak harus menjauh dari nilai-nilai Islam justru keduanya saling melengkapi. Seorang profesional sejati adalah mereka yang mampu menjalankan tugas dunia dengan hati yang selalu terikat pada Allah SWT.
Dengan begitu, setiap langkah di tempat kerja bukan hanya menambah pengalaman dan prestasi, tapi juga menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
10/10/2025 | Admin bidang 1
9 Hikmah Beriman kepada Rasul Allah
Beriman kepada rasul merupakan bagian dari rukun iman yang keenam. Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan wahyu-Nya, memberi petunjuk, dan menjadi teladan bagi umat manusia. Hikmah beriman kepada rasul bukan sekadar pengakuan lisan, tetapi juga bentuk ketundukan hati dan pengamalan nyata terhadap ajaran yang mereka sampaikan. Melalui pemahaman yang mendalam tentang peran rasul, kita dapat mengambil pelajaran berharga untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Artikel ini akan membahas secara mendalam sembilan hikmah beriman kepada rasul Allah yang penting dipahami oleh setiap muslim.
1. Meneguhkan Keyakinan akan Kebenaran Ajaran Allah
Salah satu hikmah beriman kepada rasul adalah meneguhkan keyakinan bahwa ajaran yang disampaikan oleh para rasul berasal dari Allah SWT. Para rasul diutus untuk menyampaikan wahyu tanpa tambahan maupun pengurangan, sehingga apa yang mereka bawa adalah kebenaran mutlak.
Ketika seorang muslim memahami hikmah beriman kepada rasul, maka ia akan semakin yakin bahwa jalan hidup yang lurus hanyalah mengikuti petunjuk Allah yang disampaikan melalui rasul-Nya. Keyakinan ini akan menjauhkan seseorang dari keraguan dan kebimbangan dalam menjalani kehidupan.
Dengan meneladani kehidupan para rasul, kita belajar bahwa setiap ajaran yang mereka bawa bertujuan untuk membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya iman. Hikmah beriman kepada rasul juga membuat kita sadar bahwa tidak ada kebenaran selain apa yang telah diturunkan oleh Allah melalui utusan-Nya.
Rasulullah SAW bersabda:"Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya." (HR. Malik).Hadis ini menegaskan bahwa hikmah beriman kepada rasul mendorong umat Islam untuk meyakini dan mengikuti kebenaran wahyu Allah tanpa ragu.
2. Menumbuhkan Rasa Cinta kepada Rasul dan Ajarannya
Hikmah beriman kepada rasul berikutnya adalah tumbuhnya rasa cinta mendalam kepada para rasul, terutama Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi. Cinta ini bukan sekadar perasaan, tetapi diwujudkan dengan ketaatan, penghormatan, dan usaha meneladani akhlak beliau.
Ketika seseorang memahami hikmah beriman kepada rasul, ia akan menyadari bahwa mencintai Rasulullah SAW berarti mencintai Allah SWT. Sebab, ketaatan kepada rasul merupakan bukti ketaatan kepada Tuhan yang mengutusnya.
Allah SWT berfirman:"Katakanlah (Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali Imran: 31).Ayat ini menunjukkan bahwa hikmah beriman kepada rasul mengandung makna cinta sejati kepada Allah melalui ketaatan kepada rasul-Nya.
Dengan cinta kepada rasul, seorang muslim akan terdorong untuk menjaga sunnah, memperbanyak salawat, dan meneladani akhlak beliau dalam setiap aspek kehidupan. Itulah bentuk nyata dari hikmah beriman kepada rasul yang menghidupkan nilai-nilai Islam dalam diri seorang hamba.
3. Menguatkan Ketaatan kepada Allah SWT
Hikmah beriman kepada rasul juga mengajarkan pentingnya ketaatan kepada Allah SWT. Rasul diutus untuk menuntun umat agar taat kepada perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan beriman kepada rasul, seseorang akan memahami bahwa semua perintah yang datang dari rasul sejatinya bersumber dari Allah.
Dalam menjalani kehidupan, manusia sering kali dihadapkan pada berbagai godaan dan kesulitan. Hikmah beriman kepada rasul menjadi pengingat bahwa setiap ketaatan kepada Allah akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan sejati. Rasulullah SAW sendiri telah memberikan contoh sempurna tentang ketaatan tanpa syarat kepada Allah, bahkan dalam kondisi yang sangat berat.
Setiap kali kita membaca kisah perjuangan para rasul, seperti Nabi Ibrahim yang rela berkorban demi perintah Allah, atau Nabi Muhammad SAW yang teguh menyebarkan Islam meski ditentang kaumnya, kita belajar tentang keteguhan iman. Itulah salah satu hikmah beriman kepada rasul yang menanamkan semangat taat dan istiqamah dalam beribadah.
Dengan demikian, beriman kepada rasul bukan hanya mengenal mereka secara sejarah, tetapi meneladani ketaatan mereka kepada Allah dalam kehidupan nyata.
4. Menjadi Teladan dalam Akhlak dan Kehidupan Sehari-hari
Para rasul adalah manusia pilihan yang memiliki akhlak mulia. Hikmah beriman kepada rasul membuat seorang muslim menjadikan kehidupan para nabi sebagai cermin perilaku. Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok jujur, sabar, penyayang, dan penuh kasih terhadap umatnya.
Dengan memahami hikmah beriman kepada rasul, seorang muslim berusaha memperbaiki akhlaknya agar mendekati akhlak para rasul. Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad).
Akhlak para rasul menjadi pedoman bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap kepada Allah, sesama manusia, dan lingkungan sekitar. Hikmah beriman kepada rasul juga mendorong kita untuk menjaga amanah, menepati janji, dan menjauhi kezaliman.
Keteladanan para rasul dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan: dalam keluarga, bisnis, maupun masyarakat. Dengan menjadikan rasul sebagai panutan, seorang muslim akan hidup dengan nilai-nilai kebenaran dan kejujuran.
5. Menumbuhkan Semangat Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Salah satu hikmah beriman kepada rasul adalah lahirnya semangat dakwah dalam diri seorang muslim. Rasul diutus untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dengan meneladani mereka, umat Islam juga memiliki tanggung jawab moral untuk menyebarkan nilai-nilai Islam kepada sesama.
Hikmah beriman kepada rasul mengajarkan bahwa dakwah tidak selalu berarti berbicara di mimbar, tetapi juga dengan teladan dan perbuatan baik. Setiap muslim adalah cerminan ajaran rasul dalam kehidupan nyata.
Ketika seseorang memahami hikmah beriman kepada rasul, ia akan menyadari bahwa setiap tindakan baiknya bisa menjadi jalan untuk mengajak orang lain kepada kebenaran. Rasulullah SAW bersabda:"Sampaikanlah dariku walau satu ayat." (HR. Bukhari).
Dengan berpegang pada semangat ini, hikmah beriman kepada rasul mendorong umat Islam untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun dunia luas.
6. Meningkatkan Kesabaran dan Keteguhan dalam Ujian Hidup
Hidup para rasul penuh dengan ujian dan cobaan berat. Namun, mereka tetap sabar dan tawakal kepada Allah. Dari sini, hikmah beriman kepada rasul mengajarkan kepada umat Islam pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian hidup.
Ketika seseorang memahami hikmah beriman kepada rasul, ia akan menyadari bahwa setiap cobaan adalah sarana peningkatan iman dan kedekatan kepada Allah. Nabi Ayyub AS, misalnya, menjadi contoh kesabaran luar biasa meski kehilangan segalanya.
Hikmah beriman kepada rasul juga mengingatkan bahwa jalan menuju surga tidak mudah. Rasulullah SAW dan para sahabat pun menghadapi penolakan, penganiayaan, bahkan peperangan demi menegakkan kebenaran. Namun, mereka tetap tegar karena yakin pada janji Allah.
Dengan meneladani kesabaran para rasul, seorang muslim belajar bahwa kemenangan sejati bukan di dunia, tetapi di sisi Allah.
7. Menyadarkan bahwa Hidup di Dunia Hanya Sementara
Hikmah beriman kepada rasul juga menanamkan kesadaran bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Para rasul selalu mengingatkan umatnya untuk tidak terbuai oleh kenikmatan duniawi, tetapi fokus pada kehidupan akhirat.
Ketika seseorang memahami hikmah beriman kepada rasul, ia akan menempatkan dunia pada posisi yang seharusnya — sebagai ladang amal untuk bekal menuju akhirat. Rasulullah SAW bersabda:"Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau pengembara." (HR. Bukhari).
Hikmah beriman kepada rasul membantu umat Islam menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Dengan demikian, hidup menjadi lebih terarah dan bernilai ibadah.
8. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah di Tengah Umat
Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya persaudaraan sesama muslim. Hikmah beriman kepada rasul mengajarkan kita untuk saling mencintai, menghormati, dan menolong dalam kebaikan.
Dalam konteks sosial, hikmah beriman kepada rasul menjadikan umat Islam lebih peduli terhadap sesama, baik dalam bentuk sedekah, tolong-menolong, maupun solidaritas kemanusiaan. Rasulullah SAW bersabda:"Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang dan perhatian mereka ibarat satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakitnya." (HR. Muslim).
Dengan meneladani ajaran rasul, ukhuwah Islamiyah dapat terjaga dan menjadi kekuatan besar dalam menjaga persatuan umat.
9. Membimbing Manusia Menuju Jalan Keselamatan
Hikmah beriman kepada rasul yang terakhir adalah mendapatkan petunjuk menuju keselamatan dunia dan akhirat. Tanpa bimbingan rasul, manusia akan tersesat dalam kebodohan dan hawa nafsu.
Hikmah beriman kepada rasul memastikan bahwa kita berada di jalan yang benar sesuai syariat Islam. Rasulullah SAW adalah pembawa risalah terakhir yang menyempurnakan ajaran nabi-nabi sebelumnya. Dengan beriman kepada beliau, umat Islam dijamin memperoleh jalan hidup yang lurus.
Allah SWT berfirman:"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107).
Ayat ini menegaskan bahwa hikmah beriman kepada rasul membawa manusia kepada rahmat dan keselamatan sejati.
Dari sembilan hikmah beriman kepada rasul di atas, kita belajar bahwa keimanan kepada rasul bukan sekadar pengakuan, tetapi pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hikmah beriman kepada rasul menjadikan seorang muslim lebih taat, sabar, berakhlak mulia, dan cinta kepada Allah SWT.
Dengan mengikuti teladan para rasul, terutama Nabi Muhammad SAW, hidup akan lebih terarah menuju ridha Allah dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan
09/10/2025 | Admin bidang 1
BAZNAS TV
PROFIL BAZNAS KOTA YOGYAKARTA
Penulis: Admin bidang 1