WhatsApp Icon
Paguyuban Tamtama AU Angkatan 20 Tahun 1986 Salurkan Donasi Bencana Aceh dan Sumatera Melalui BAZNAS Kota Yogyakarta

 

Yogyakarta — Kepedulian terhadap sesama kembali ditunjukkan oleh Paguyuban Tamtama TNI Angkatan Udara Angkatan 20 Tahun 1986. Paguyuban tersebut menyalurkan donasi kemanusiaan sebesar Rp 9.000.000 untuk membantu para korban bencana banjir yang melanda wilayah Aceh dan beberapa daerah di Sumatera. Donasi tersebut disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta sebagai lembaga resmi pengelola dana zakat, infak, dan sedekah.

 

 

Bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Aceh dan Sumatera telah menyebabkan kerusakan infrastruktur, terganggunya aktivitas warga, serta menimbulkan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat terdampak. Menyikapi kondisi tersebut, Paguyuban Tamtama AU Angkatan 20 Tahun 1986 tergerak untuk turut serta meringankan beban para korban melalui penggalangan dan penyaluran dana bantuan.

BAZNAS Kota Yogyakarta menyambut baik dan mengapresiasi kepedulian yang ditunjukkan oleh Paguyuban Tamtama AU Angkatan 20 Tahun 1986. Donasi yang disalurkan ini merupakan wujud nyata solidaritas dan empati terhadap saudara-saudara yang tengah menghadapi musibah. Dana bantuan tersebut nantinya akan disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir melalui mekanisme penyaluran yang transparan dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Melalui penyaluran donasi ini, diharapkan para korban banjir di Aceh dan Sumatera dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan mendesak, seperti kebutuhan pangan, kesehatan, dan pemulihan pascabencana. Bantuan yang diberikan tidak hanya bernilai materi, tetapi juga menjadi penyemangat bagi para korban agar tetap kuat dan bangkit menghadapi cobaan.

BAZNAS Kota Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk terus menjadi jembatan kebaikan antara para donatur dan masyarakat yang membutuhkan. Kepercayaan yang diberikan oleh Paguyuban Tamtama AU Angkatan 20 Tahun 1986 menjadi amanah yang akan dijalankan dengan penuh tanggung jawab. BAZNAS akan memastikan bahwa bantuan sampai kepada pihak-pihak yang benar-benar membutuhkan.
Sinergi antara BAZNAS dan berbagai elemen masyarakat, termasuk paguyuban dan komunitas, merupakan kekuatan besar dalam menghadirkan solusi atas persoalan kemanusiaan. Kepedulian kolektif seperti ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan persaudaraan masih kuat tertanam dalam kehidupan bermasyarakat.

BAZNAS Kota Yogyakarta mengajak masyarakat luas untuk terus menumbuhkan kepedulian terhadap sesama, khususnya bagi saudara-saudara yang terdampak bencana alam. Partisipasi dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah merupakan langkah nyata dalam membantu meringankan beban mereka yang sedang tertimpa musibah.

Dengan adanya donasi dari Paguyuban Tamtama AU Angkatan 20 Tahun 1986 sebesar Rp 9.000.000 ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk ikut berbagi dan menyalurkan bantuan melalui lembaga resmi. Semoga setiap kebaikan yang diberikan menjadi amal jariyah dan mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT, serta membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat.

 

 


Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

 

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi #ZakatInfakSedekah #BAZNASYogyakarta #BahagianyaMustahiq #TentramnyaMuzaki #AmanahProfesionalTransparan

24/12/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1
Langitkan Doa untuk Sumatera, Kader Hafidz dan Kader Remaja Masjid BAZNAS Kota Yogyakarta Gelar Majelis Dzikir dan Doa

YOGYAKARTA — Kepedulian dan empati terhadap saudara-saudara yang terdampak musibah bencana di Sumatera terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta menggelar Majelis Dzikir dan Doa sebagai bentuk ikhtiar batin dan solidaritas kemanusiaan. Kegiatan ini berlangsung khusyuk pada Jumat, 19 Desember 2025 (28 Jumadil Ula 1447 H) bertempat di Aula 1 Kantor Kemenag Kota Yogyakarta.

 

Rangkaian majelis dzikir dan doa diawali dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dikumandangkan oleh 165 anak-anak penerima beasiswa kader hafidz dan kader remaja masjid BAZNAS Kota Yogyakarta. Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan menyelimuti ruangan saat para peserta melangitkan doa, memohon pertolongan dan keselamatan bagi masyarakat Sumatera yang tengah diuji oleh bencana alam.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H. Ahmad Sidqi, beserta jajaran pimpinan Kemenag Kota Yogyakarta. Turut hadir pula Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta, H. Misbahrudin, yang mendampingi jalannya kegiatan. Majelis dzikir dan doa tersebut juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama Republik Indonesia, sehingga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam.

Dalam sambutannya, Kepala Kemenag Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa doa merupakan kekuatan utama umat dalam menghadapi berbagai ujian. Ia mengapresiasi keterlibatan anak-anak kader hafidz dan remaja masjid yang sejak dini telah dibina untuk mencintai Al-Qur’an dan memiliki kepekaan sosial. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga menanamkan nilai empati dan kepedulian terhadap sesama.

Majelis dzikir dan doa untuk Sumatera tidak hanya dilaksanakan oleh kader binaan BAZNAS Kota Yogyakarta. Secara serentak, kegiatan serupa juga diselenggarakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Yogyakarta, serta siswa sekolah mulai dari jenjang TK hingga SD. Hal ini menjadi wujud nyata bahwa kepedulian terhadap korban bencana telah menjadi gerakan bersama seluruh lapisan masyarakat Kota Yogyakarta.

Selain melalui doa, kepedulian tersebut juga diwujudkan dalam bentuk penggalangan sedekah uang dan barang yang dihimpun dari pegawai, siswa, dan masyarakat umum. BAZNAS Kota Yogyakarta dipercaya sebagai lembaga resmi untuk menghimpun dan menyalurkan bantuan tersebut agar tepat sasaran dan akuntabel.

Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta, H. Misbahrudin, menyampaikan bahwa hingga Jumat, 19 Desember 2025 (28 Jumadil Akhir 1447 H), total sedekah uang yang berhasil dihimpun mencapai Rp1,1 miliar, serta bantuan barang lebih dari 3 ton. Dari jumlah tersebut, pada tahap pertama telah disalurkan sedekah uang sebesar Rp900 juta dan bantuan barang sebanyak 2,4 ton.

“Bantuan tahap pertama telah diserahkan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, didampingi Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dan BAZNAS dalam memastikan bantuan segera diterima oleh masyarakat terdampak,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan amanah melalui BAZNAS Kota Yogyakarta. “Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan pahala atas sedekah yang telah ditunaikan, serta memberikan ketabahan dan kesabaran kepada saudara-saudara kita di Sumatera dalam menghadapi musibah ini,” ujarnya.

BAZNAS Kota Yogyakarta terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan kemanusiaan melalui zakat, infak, dan sedekah. Informasi dan layanan pembayaran zakat dapat diakses melalui laman resmi BAZNAS Kota Yogyakarta.

 

Dengan sinergi antara doa, kepedulian, dan aksi nyata, Kota Yogyakarta kembali menunjukkan semangat gotong royong dan kemanusiaan yang menjadi kekuatan bersama dalam membantu saudara-saudara sebangsa yang tengah dilanda musibah.

 


Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi #ZakatInfakSedekah #BAZNASYogyakarta #BahagianyaMustahiq #TentramnyaMuzaki #AmanahProfesionalTransparan

23/12/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1
Kader Baznas Kota Yogyakarta Raih Juara 2 MHQ SD pada T FEST 2025

YOGYAKARTA — Kabar membanggakan kembali datang dari dunia pendidikan Al-Qur’an di Kota Yogyakarta. Salah satu kader binaan Baznas Kota Yogyakarta, Abdurrahman Rafa Bilfaqih, berhasil meraih Juara 2 dalam Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) tingkat Sekolah Dasar pada ajang T FEST 2025. Perlombaan tersebut diselenggarakan di Sekolah Teladan Yogyakarta pada 20 Desember 2025.

 

Abdurrahman Rafa Bilfaqih mengikuti lomba pada kategori MHQ SD kelas (1, 2, dan 3), yang mempertemukan peserta-peserta terbaik dari berbagai sekolah dasar. Kompetisi ini menuntut kemampuan hafalan Al-Qur’an yang kuat, ketepatan tajwid, kelancaran bacaan, serta ketenangan dan adab saat melantunkan ayat suci di hadapan dewan juri.

Dalam penampilannya, Rafa menunjukkan kemampuan yang mengesankan. Dengan suara yang mantap dan bacaan yang tartil, ia mampu menyelesaikan setiap sesi hafalan dengan baik. Meskipun usianya masih belia, Rafa tampil penuh percaya diri dan fokus, mencerminkan hasil dari proses pembinaan dan latihan yang konsisten. Atas penampilannya tersebut, dewan juri menetapkan Rafa sebagai peraih Juara 2 dalam kategori MHQ SD kelas (1, 2, dan 3).

Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Baznas Kota Yogyakarta, yang selama ini aktif melakukan pembinaan terhadap anak-anak dan pelajar melalui berbagai program pendidikan keagamaan. Baznas Kota Yogyakarta menilai capaian tersebut sebagai bukti bahwa pembinaan yang berkelanjutan dapat melahirkan generasi Qur’ani yang berprestasi sejak usia dini.

Perwakilan Baznas Kota Yogyakarta menyampaikan apresiasi atas prestasi yang diraih Abdurrahman Rafa Bilfaqih. Menurutnya, keberhasilan ini tidak hanya menjadi pencapaian individu, tetapi juga menjadi motivasi bagi kader-kader lainnya untuk terus mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. “Prestasi di bidang tahfidz adalah investasi jangka panjang bagi umat. Anak-anak yang dekat dengan Al-Qur’an diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi masyarakat,” ujarnya.

Ajang T FEST 2025 sendiri merupakan kegiatan yang digagas oleh Sekolah Teladan Yogyakarta sebagai wadah pengembangan potensi siswa, baik dalam aspek akademik maupun karakter. Melalui lomba-lomba bernuansa edukatif dan religius, T FEST diharapkan mampu menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat sekaligus memperkuat nilai-nilai keislaman di kalangan pelajar.

Pihak Sekolah Teladan Yogyakarta menyatakan bahwa lomba MHQ menjadi salah satu cabang yang mendapat perhatian khusus, karena tidak hanya menguji kemampuan hafalan, tetapi juga membentuk kedisiplinan, kesabaran, dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Keikutsertaan peserta dari berbagai latar belakang sekolah turut menambah semarak dan kualitas kompetisi.

Keberhasilan Abdurrahman Rafa Bilfaqih meraih Juara 2 diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak lainnya di Kota Yogyakarta. Dengan dukungan orang tua, sekolah, serta lembaga seperti Baznas Kota Yogyakarta, pembinaan generasi Qur’ani diharapkan dapat terus berkembang dan melahirkan lebih banyak prestasi di masa mendatang.

 

Baznas Kota Yogyakarta pun menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program-program pendidikan Al-Qur’an, sebagai bagian dari upaya membangun sumber daya manusia yang unggul secara intelektual dan spiritual. Prestasi yang diraih Rafa menjadi salah satu bukti nyata bahwa sinergi antara lembaga, sekolah, dan keluarga mampu menghasilkan generasi muda yang berprestasi dan berakhlak mulia.

 


Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi #ZakatInfakSedekah #BAZNASYogyakarta #BahagianyaMustahiq #TentramnyaMuzaki #AmanahProfesionalTransparan

22/12/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1
KORPRI Kota Yogyakarta Serahkan Bantuan Sedekah Uang untuk Bencana Sumatera Melalui BAZNAS Kota Yogyakarta.

YOGYAKARTA — Kepedulian terhadap sesama kembali ditunjukkan oleh Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kota Yogyakarta. Melalui kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta, KORPRI menyalurkan bantuan sedekah uang untuk membantu warga terdampak bencana alam di wilayah Sumatera. Bantuan tersebut diserahkan secara resmi pada Senin, 22 Desember 2025 atau bertepatan dengan 2 Rajab 1447 Hijriah, bertempat di Ruang Rapat Pandu Sekretariat Daerah (Setda) Kota Yogyakarta.

 

Sedekah uang sebesar Rp11.577.303 diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI Kota Yogyakarta, Ir. Aman Yuriadijaya, MM, dan diterima oleh Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, Drs. H. Syamsul Azhari. Dalam kesempatan tersebut, Ketua BAZNAS didampingi oleh Wakil Ketua II Drs. Abd. Samik, Wakil Ketua III M. Iqbal, SE, serta Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta, H. Misbahrudin.

Penyerahan bantuan ini menjadi wujud nyata solidaritas aparatur sipil negara (ASN) Kota Yogyakarta terhadap saudara-saudara yang tengah mengalami musibah bencana alam. Bantuan sedekah uang yang dihimpun dari para anggota KORPRI diharapkan dapat meringankan beban masyarakat terdampak, baik untuk kebutuhan darurat maupun pemulihan pascabencana.

Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, H. Syamsul Azhari, dalam keterangannya menyampaikan bahwa kepedulian terhadap korban bencana di Sumatera merupakan bentuk empati bersama yang juga didorong oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Ia menjelaskan bahwa Wali Kota Yogyakarta telah mengeluarkan Surat Edaran yang mengimbau kepada seluruh pegawai dan masyarakat untuk turut membantu warga terdampak bencana.

“Melalui surat edaran tersebut, masyarakat dan ASN dapat menyalurkan bantuan dalam bentuk sedekah uang maupun barang, yang seluruhnya dihimpun dan disalurkan melalui BAZNAS Kota Yogyakarta,” jelasnya.

Syamsul Azhari juga memaparkan capaian penghimpunan bantuan yang telah dilakukan. Hingga Jumat, 19 Desember 2025 (28 Jumadil Akhir 1447 H), BAZNAS Kota Yogyakarta berhasil menghimpun sedekah uang sebesar Rp1,1 miliar serta bantuan barang lebih dari 3 ton. Dari jumlah tersebut, pada tahap pertama telah disalurkan sedekah uang sebesar Rp900 juta dan bantuan barang sebanyak 2,4 ton kepada warga terdampak bencana di Sumatera.

Penyaluran tahap pertama tersebut diserahkan secara langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, didampingi Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memastikan bantuan sampai kepada pihak yang membutuhkan secara tepat sasaran.

Lebih lanjut, Syamsul Azhari menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayakan penyaluran sedekah melalui BAZNAS Kota Yogyakarta, termasuk KORPRI Kota Yogyakarta. Menurutnya, amanah tersebut akan dikelola dan disalurkan secara profesional, transparan, dan akuntabel.

“Atas nama BAZNAS Kota Yogyakarta, kami mengucapkan terima kasih atas amanah yang telah diberikan. Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan dan pahala atas sedekah yang ditunaikan,” ujarnya.

Ia juga mendoakan agar masyarakat terdampak bencana di Sumatera diberikan ketabahan, kekuatan, dan kesabaran dalam menghadapi ujian. Sinergi antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat ini diharapkan dapat terus terjaga, sehingga semangat gotong royong dan kepedulian sosial dapat menjadi kekuatan bersama dalam menghadapi berbagai musibah.

 

BAZNAS Kota Yogyakarta mengajak seluruh masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam gerakan kemanusiaan melalui penyaluran zakat, infak, dan sedekah. Informasi dan layanan pembayaran zakat dapat diakses melalui laman resmi BAZNAS Kota Yogyakarta.

 


Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi #ZakatInfakSedekah #BAZNASYogyakarta #BahagianyaMustahiq #TentramnyaMuzaki #AmanahProfesionalTransparan

 

22/12/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1
Kader Baznas Kota Yogyakarta Raih Juara 2 Lomba Tahfidz SMP pada Teladan Festival 2025

YOGYAKARTA — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh generasi muda Yogyakarta. Syakira Azka Nabila, siswi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), berhasil meraih Juara 2 Lomba Tahfidz tingkat SMP dalam ajang Teladan Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Sekolah Teladan Yogyakarta, pada 20 Desember 2025. Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa semangat menghafal Al-Qur’an di kalangan pelajar terus tumbuh dan berkembang dengan baik.

 

Teladan Festival 2025 merupakan ajang tahunan yang digelar sebagai wadah pengembangan potensi akademik dan karakter peserta didik, khususnya dalam bidang keislaman. Salah satu cabang lomba yang menjadi perhatian utama adalah lomba tahfidz Al-Qur’an, yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai SMP di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Para peserta diuji tidak hanya dari segi hafalan, tetapi juga ketepatan tajwid, kelancaran, serta adab dalam membaca Al-Qur’an.

Syakira Azka Nabila tampil dengan penuh ketenangan dan kepercayaan diri. Di hadapan dewan juri, ia mampu melantunkan hafalan Al-Qur’an dengan baik dan lancar. Meskipun harus bersaing ketat dengan peserta lain yang memiliki kemampuan luar biasa, Syakira berhasil menunjukkan performa terbaiknya hingga akhirnya dinobatkan sebagai Juara 2.

Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta. Baznas Kota Yogyakarta menilai prestasi tersebut sejalan dengan upaya pembinaan generasi Qur’ani yang selama ini terus didorong melalui berbagai program pendidikan, beasiswa, dan pendampingan bagi pelajar berprestasi.

Perwakilan Baznas Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa prestasi Syakira tidak hanya menjadi kebanggaan keluarga dan sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pelajar lain untuk mencintai Al-Qur’an. “Lomba tahfidz bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana menanamkan nilai-nilai keimanan, kedisiplinan, dan akhlak mulia sejak usia dini,” ujarnya.

Baznas Kota Yogyakarta selama ini aktif mendukung kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada penguatan karakter religius generasi muda. Melalui sinergi dengan lembaga pendidikan, Baznas berharap dapat melahirkan lebih banyak pelajar yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki fondasi spiritual yang kuat.

Sementara itu, pihak Sekolah Teladan Yogyakarta selaku penyelenggara menyampaikan bahwa Teladan Festival 2025 dirancang sebagai ruang apresiasi dan aktualisasi bagi siswa. Dengan mengangkat tema keteladanan, festival ini diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok muda yang berprestasi, berakhlak, dan siap menjadi teladan di lingkungan masing-masing.

Prestasi yang diraih Syakira Azka Nabila diharapkan menjadi motivasi bagi pelajar lainnya untuk terus mengembangkan potensi diri, khususnya dalam menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Dengan dukungan keluarga, sekolah, serta lembaga seperti Baznas Kota Yogyakarta, generasi muda diharapkan mampu tumbuh menjadi generasi yang cerdas, beriman, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

 

Teladan Festival 2025 pun ditutup dengan penuh semangat dan optimisme, menandai komitmen bersama dalam mencetak generasi Qur’ani yang berprestasi dan berakhlak mulia di Kota Yogyakarta.

 


Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi #ZakatInfakSedekah #BAZNASYogyakarta #BahagianyaMustahiq #TentramnyaMuzaki #AmanahProfesionalTransparan

22/12/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1

Berita Terbaru

Perbandingan Zakat dan Pajak dalam Membangun Ekonomi: Dua Pilar untuk Kesejahteraan Bersama
Perbandingan Zakat dan Pajak dalam Membangun Ekonomi: Dua Pilar untuk Kesejahteraan Bersama
Zakat dan pajak adalah dua instrumen yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Meskipun keduanya berfungsi untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, terdapat perbedaan mendasar dalam tujuan, mekanisme, dan dampaknya terhadap perekonomian. Zakat adalah kewajiban agama bagi umat Muslim yang harus dikeluarkan dari harta yang telah mencapai nisab (batas minimum). Tujuan utama zakat adalah untuk membersihkan harta dan membantu mereka yang membutuhkan, seperti fakir, miskin, dan anak yatim. Zakat berfungsi sebagai instrumen redistribusi kekayaan yang dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan penyaluran zakat yang tepat, dana yang terkumpul dapat digunakan untuk program-program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Di sisi lain, pajak adalah kewajiban yang dikenakan oleh pemerintah kepada warganya untuk membiayai pengeluaran publik dan pembangunan infrastruktur. Pajak bersifat wajib dan diatur oleh undang-undang, sehingga setiap individu dan badan usaha yang memenuhi syarat harus membayarnya. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan. Dengan pajak, pemerintah dapat mengumpulkan dana yang besar untuk membangun dan memelihara fasilitas publik yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu perbedaan utama antara zakat dan pajak adalah dalam hal tujuan dan motivasi. Zakat bersifat religius dan moral, di mana umat Muslim diwajibkan untuk memberikan sebagian dari harta mereka sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT. Sementara itu, pajak lebih bersifat administratif dan legal, di mana kewajiban membayar pajak ditetapkan oleh pemerintah untuk kepentingan umum. Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendekatan dan motivasi di baliknya berbeda. Dari segi mekanisme pengumpulan, zakat biasanya dikelola oleh lembaga-lembaga zakat yang terpercaya, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga zakat lainnya. Penyaluran zakat dilakukan secara langsung kepada penerima yang membutuhkan, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih cepat dan langsung. Di sisi lain, pajak dikelola oleh pemerintah dan digunakan untuk berbagai program dan proyek yang lebih luas. Meskipun pajak dapat memberikan dampak jangka panjang, proses pengumpulan dan penyalurannya sering kali lebih lambat dan terikat oleh birokrasi. Dalam konteks pembangunan ekonomi, zakat dan pajak dapat saling melengkapi. Zakat dapat berfungsi sebagai instrumen yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sementara pajak memberikan dukungan yang lebih stabil dan terencana untuk pembangunan infrastruktur dan layanan publik. Dengan mengoptimalkan kedua instrumen ini, kita dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kesimpulannya, zakat dan pajak memiliki peran yang sangat penting dalam membangun ekonomi. Meskipun keduanya berbeda dalam tujuan, mekanisme, dan dampaknya, keduanya dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, kita dapat memanfaatkan zakat dan pajak secara optimal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor: Ummi Kiftiyah ?
BERITA05/03/2025 | admin
Ramadhan dan Produktivitas: Meningkatkan Kinerja dengan Spiritualitas
Ramadhan dan Produktivitas: Meningkatkan Kinerja dengan Spiritualitas
Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai bulan puasa, Ramadhan juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan spiritualitas, memperbaiki diri, dan meningkatkan produktivitas. Banyak orang mungkin berpikir bahwa berpuasa akan mengurangi energi dan kinerja, tetapi sebenarnya, dengan pendekatan yang tepat, Ramadhan dapat menjadi waktu yang sangat produktif. Sebagaimana yang di Firmankan oleh Allah SWT yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Surah Al-Baqarah (2:183) Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah sarana untuk mencapai ketakwaan, yang merupakan fondasi untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu Nabi juga bersabda bahwa: "Sesungguhnya Allah menyukai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, maka ia melakukannya dengan sebaik-baiknya." (HR. Al-Baihaqi) Hadis ini menekankan pentingnya melakukan pekerjaan dengan baik, yang sejalan dengan semangat produktivitas selama Ramadhan. Makna Ramadhan dalam Konteks Produktivitas Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan waktu untuk merenungkan diri, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks produktivitas, Ramadhan mengajarkan kita untuk: Meningkatkan Disiplin Diri: Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan disiplin dalam berbagai aspek kehidupan. Fokus pada Tujuan: Dengan beribadah dan berdoa, kita dapat lebih fokus pada tujuan hidup dan pekerjaan kita. Membangun Kebiasaan Positif: Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan baik yang dapat meningkatkan produktivitas. Spiritualitas dan Produktivitas Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi Salah satu manfaat puasa adalah meningkatkan fokus dan konsentrasi. Ketika kita berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengalihkan perhatian dari hal-hal yang tidak penting. Ini dapat membantu kita untuk lebih fokus pada tugas-tugas yang ada. Dalam konteks kerja atau belajar, fokus yang lebih baik dapat meningkatkan produktivitas. Membangun Disiplin Diri Puasa mengajarkan kita disiplin. Menahan diri dari makan dan minum selama berjam-jam membutuhkan komitmen dan ketahanan. Disiplin yang dibangun selama Ramadhan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan dan studi. Dengan disiplin yang lebih baik, kita dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efisien. Meningkatkan Energi Spiritual Selama Ramadhan, banyak orang merasa lebih terhubung dengan spiritualitas mereka. Ibadah yang lebih intens, seperti salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan berdoa, dapat memberikan energi spiritual yang positif. Energi ini dapat memotivasi kita untuk bekerja lebih keras dan lebih produktif. Mengelola Waktu dengan Baik Perencanaan yang Efektif Ramadhan mengajarkan kita untuk mengelola waktu dengan baik. Dengan jadwal yang berbeda selama bulan puasa, kita perlu merencanakan waktu untuk sahur, ibadah, dan berbuka. Perencanaan yang baik dapat membantu kita untuk tetap produktif meskipun dengan waktu yang terbatas. Prioritas yang Jelas Selama Ramadhan, kita diingatkan untuk memprioritaskan hal-hal yang lebih penting, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menetapkan prioritas yang jelas, kita dapat lebih fokus pada tugas-tugas yang memberikan dampak terbesar. Kesehatan Fisik dan Mental Manfaat Kesehatan Puasa Puasa tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan spiritual, tetapi juga untuk kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan metabolisme. Kesehatan fisik yang baik berkontribusi pada produktivitas yang lebih tinggi. Kesehatan Mental Puasa juga dapat meningkatkan kesehatan mental. Dengan mengurangi stres dan meningkatkan rasa syukur, kita dapat merasa lebih bahagia dan lebih termotivasi. Kesehatan mental yang baik sangat penting untuk produktivitas, karena dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku. Membangun Hubungan Sosial yang Kuat Silaturahmi dan Kebersamaan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan sosial. Berbuka puasa bersama keluarga, teman, dan tetangga dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas. Hubungan sosial yang kuat dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas, karena kita merasa didukung oleh orang-orang di sekitar kita. Empati dan Kepedulian Puasa juga mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Dengan merasakan lapar dan haus, kita diingatkan akan kondisi orang-orang yang kurang beruntung. Ini mendorong kita untuk lebih peduli dan berkontribusi dalam membantu sesama, yang pada gilirannya dapat meningkatkan rasa kepuasan dan motivasi dalam bekerja. Tips Praktis untuk Meningkatkan Produktivitas Selama Ramadhan Atur Jadwal Harian Buat Rencana Harian: Buatlah rencana harian yang mencakup waktu untuk ibadah, pekerjaan, dan istirahat. Dengan memiliki jadwal yang jelas, Anda dapat lebih fokus dan produktif. Prioritaskan Tugas: Identifikasi tugas-tugas yang paling penting dan prioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Manfaatkan Waktu Sahur dan Berbuka Sahur yang Bergizi: Konsumsi makanan yang bergizi saat sahur untuk memberikan energi yang cukup sepanjang hari. Pilihlah makanan yang kaya serat dan protein untuk menjaga stamina. Berbuka dengan Sehat: Saat berbuka, mulailah dengan kurma dan air, kemudian lanjutkan dengan makanan yang seimbang. Hindari makanan berat yang dapat membuat Anda merasa lesu. Tetap Terhidrasi Minum Air yang Cukup: Pastikan untuk minum cukup air antara berbuka dan sahur. Dehidrasi dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja Anda. Hindari Kafein Berlebihan: Meskipun kafein dapat memberikan dorongan energi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi. Fokus pada Ibadah Tingkatkan Kualitas Ibadah: Manfaatkan waktu Ramadhan untuk meningkatkan kualitas ibadah, seperti salat, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Ini akan memberikan ketenangan dan fokus yang lebih baik dalam pekerjaan. Bergabung dalam Kegiatan Sosial: Ikut serta dalam kegiatan sosial atau amal selama Ramadhan dapat meningkatkan rasa empati dan kepedulian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas. Istirahat yang Cukup Tidur yang Cukup: Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup agar tubuh dan pikiran Anda tetap segar. Tidur yang baik akan meningkatkan konsentrasi dan kinerja. Ambil Waktu untuk Istirahat: Jangan ragu untuk mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dan merenung. Ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus. Kesimpulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas melalui pendekatan spiritualitas. Dengan memahami makna puasa dan menerapkan tips praktis, kita dapat meningkatkan kinerja kita dalam berbagai aspek kehidupan. Dalil-dalil yang mendasari pentingnya produktivitas dan spiritualitas selama Ramadhan memberikan landasan yang kuat untuk menjalani bulan suci ini dengan penuh kesadaran dan tujuan. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri
BERITA04/03/2025 | Ashifuddin Fikri
Fidyah untuk Orang Tua: Menghormati dan Merawat dengan Tindakan
Fidyah untuk Orang Tua: Menghormati dan Merawat dengan Tindakan
Fidyah bukan hanya sekadar kewajiban bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, tetapi juga dapat menjadi bentuk penghormatan dan perawatan terhadap orang tua. Dalam Islam, menghormati orang tua adalah salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi. Ketika orang tua tidak mampu menjalankan ibadah puasa karena alasan kesehatan atau usia, fidyah menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian. Menghormati Orang Tua Melalui Fidyah Memberikan fidyah untuk orang tua yang tidak dapat berpuasa adalah tindakan yang mulia. Ini menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kesejahteraan mereka. Dalam hal ini, fidyah dapat berupa makanan atau sumbangan kepada orang yang membutuhkan, yang pada gilirannya juga mencerminkan nilai-nilai sosial dalam Islam. Tindakan Nyata dalam Merawat Fidyah juga dapat dilihat sebagai tindakan nyata dalam merawat orang tua. Dengan memberikan fidyah, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga memberikan dukungan moral dan emosional kepada mereka. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa kita menghargai pengorbanan dan cinta yang telah mereka berikan selama ini. Kesimpulan Fidyah untuk orang tua adalah bentuk penghormatan yang mendalam. Dengan melaksanakan fidyah, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan menunjukkan rasa syukur atas segala pengorbanan mereka. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani
BERITA04/03/2025 | Putri Khodijah
Fidyah dalam Era Modern: Inovasi dan Solusi untuk Menyalurkan Kebaikan
Fidyah dalam Era Modern: Inovasi dan Solusi untuk Menyalurkan Kebaikan
Fidyah, sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa, telah mengalami transformasi dalam era modern. Dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, cara menyalurkan fidyah kini lebih inovatif dan efisien, memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk beramal. Inovasi dalam Penyaluran Fidyah Di era digital, banyak platform online yang memungkinkan individu untuk memberikan fidyah secara langsung kepada yang membutuhkan. Aplikasi dan situs web kini menyediakan layanan untuk menghitung fidyah yang harus dibayarkan, serta menghubungkan donatur dengan lembaga amal terpercaya. Hal ini tidak hanya mempermudah proses, tetapi juga meningkatkan transparansi dalam penyaluran dana. Solusi untuk Menyalurkan Kebaikan Dengan adanya inovasi ini, fidyah tidak lagi terbatas pada pemberian makanan fisik. Umat Islam kini dapat memberikan fidyah dalam bentuk uang, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak orang-orang yang kurang mampu. Ini adalah solusi yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Kesimpulan Fidyah dalam era modern menawarkan peluang baru untuk menyalurkan kebaikan. Dengan memanfaatkan teknologi, umat Islam dapat lebih mudah memenuhi kewajiban mereka sambil berkontribusi pada kesejahteraan sosial. Inovasi ini tidak hanya memperkuat ikatan komunitas, tetapi juga menciptakan dampak positif yang lebih luas. Penulis: Putri Khodijah Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA04/03/2025 | Putri Khodijah
Macam-Macam Fidyah dalam Islam
Macam-Macam Fidyah dalam Islam
Macam-Macam Fidyah dalam Islam Fidyah adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seorang Muslim yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit, hamil, menyusui, atau perjalanan jauh. Dalam Islam, fidyah memiliki peran penting sebagai bentuk tanggung jawab dan kepatuhan terhadap ajaran agama. Berikut adalah beberapa macam fidyah yang dikenal dalam Islam. 1. Fidyah untuk Orang Sakit Orang yang sakit dan tidak mampu berpuasa selama bulan Ramadan dapat membayar fidyah. Fidyah ini biasanya berupa makanan pokok yang diberikan kepada orang miskin. Jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah satu mud (sekitar 675 gram) makanan pokok per hari puasa yang ditinggalkan. 2. Fidyah untuk Ibu Hamil dan Menyusui Ibu hamil dan menyusui yang khawatir akan kesehatan diri atau anaknya jika berpuasa juga diperbolehkan untuk membayar fidyah. Seperti halnya orang sakit, fidyah yang dibayarkan adalah satu mud makanan pokok per hari puasa yang ditinggalkan. 3. Fidyah untuk Perjalanan Jauh Musafir yang tidak dapat berpuasa karena perjalanan jauh juga diwajibkan untuk membayar fidyah. Jika seorang musafir tidak berpuasa, ia harus membayar fidyah dengan memberikan makanan kepada orang miskin sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan. 4. Fidyah untuk Orang Tua Orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa seumur hidupnya juga dapat membayar fidyah. Dalam hal ini, fidyah yang dibayarkan adalah sama, yaitu satu mud makanan pokok per hari puasa yang seharusnya dijalankan. Pentingnya Fidyah Fidyah memiliki makna yang sangat penting dalam Islam. Selain sebagai bentuk kompensasi, fidyah juga menunjukkan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan membayar fidyah, seorang Muslim dapat tetap menjalankan tanggung jawabnya meskipun tidak dapat berpuasa. Ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat. Fidyah juga mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan kewajiban ibadah, meskipun dalam keadaan tertentu kita tidak dapat melaksanakannya. Dengan membayar fidyah, kita tetap dapat berkontribusi dalam amal dan kebaikan, serta menjaga hubungan kita dengan Allah SWT. Kesimpulan Fidyah adalah salah satu cara untuk menunaikan kewajiban ibadah puasa bagi mereka yang tidak dapat melaksanakannya. Dengan memahami macam-macam fidyah dan pentingnya fidyah, kita dapat lebih menghargai ajaran Islam dan menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran. Mari kita jaga solidaritas dan kepedulian terhadap sesama dengan membayar fidyah bagi yang membutuhkan. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi
BERITA04/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI
Siapa Saja Penerima Fidyah?
Siapa Saja Penerima Fidyah?
Siapa Saja Penerima Fidyah? Fidyah adalah suatu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, baik karena alasan kesehatan, usia lanjut, atau sebab lainnya. Dalam Islam, fidyah berfungsi untuk membantu mereka yang membutuhkan dan sebagai bentuk tanggung jawab bagi yang tidak dapat berpuasa. Berikut adalah penjelasan mengenai siapa saja yang berhak menerima fidyah. Penerima Fidyah Orang Miskin Fidyah dapat diberikan kepada orang-orang yang berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. Mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari sangat berhak menerima fidyah. Anak Yatim Anak-anak yang kehilangan orang tua dan tidak memiliki penopang hidup juga termasuk dalam kategori penerima fidyah. Bantuan ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang Sakit Mereka yang menderita penyakit kronis atau kondisi kesehatan yang menghalangi mereka untuk berpuasa juga berhak menerima fidyah. Ini termasuk orang-orang yang tidak mungkin sembuh dan harus terus menerus bergantung pada bantuan. Lansia Orang-orang yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa karena kondisi fisik mereka juga merupakan penerima fidyah. Fidyah dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi
BERITA04/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI
Kapan Membayar Fidyah?
Kapan Membayar Fidyah?
Kapan Membayar Fidyah? Fidyah adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti sakit yang berkepanjangan, hamil, menyusui, atau alasan lainnya yang membuat seseorang tidak mampu berpuasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas kapan sebaiknya seseorang membayar fidyah. Kapan Membayar Fidyah? Setelah Bulan RamadanFidyah sebaiknya dibayarkan setelah bulan Ramadan berakhir. Namun, jika seseorang sudah mengetahui bahwa mereka tidak akan dapat berpuasa di bulan Ramadan, mereka bisa membayar fidyah sebelum bulan puasa dimulai. Sebelum Hari Raya Idul FitriSebagian ulama menyarankan agar fidyah dibayarkan sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Hal ini bertujuan agar orang yang menerima fidyah dapat memanfaatkan makanan atau uang tersebut untuk merayakan hari raya. Ketika Seseorang Tidak Mampu Mengganti PuasaJika seseorang tidak mampu mengganti puasa di hari-hari lain setelah Ramadan, maka mereka wajib membayar fidyah. Ini berlaku bagi mereka yang memiliki alasan yang sah dan tidak dapat berpuasa di bulan Ramadan. Dalam Kasus Penyakit KronisBagi mereka yang menderita penyakit kronis dan tidak ada harapan untuk sembuh, fidyah dapat dibayarkan setiap tahun selama bulan Ramadan. Ini sebagai bentuk tanggung jawab atas puasa yang tidak dapat dilaksanakan. Cara Membayar Fidyah Fidyah dapat dibayarkan dalam bentuk makanan pokok, seperti beras, atau dalam bentuk uang yang setara dengan nilai makanan tersebut. Sebaiknya, fidyah diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, agar mereka juga dapat merasakan berkah bulan Ramadan. Kesimpulan Membayar fidyah adalah kewajiban bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa. Waktu yang tepat untuk membayar fidyah adalah setelah bulan Ramadan, sebelum hari raya Idul Fitri, atau ketika seseorang tidak mampu mengganti puasa. Dengan membayar fidyah, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga membantu sesama yang membutuhkan. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami kapan membayar fidyah agar ibadah kita tetap sah dan bermanfaat bagi orang lain. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi
BERITA04/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI
Antara Kafarat dan Qadha: Jangan Salah Memahami Hutang Puasa!
Antara Kafarat dan Qadha: Jangan Salah Memahami Hutang Puasa!
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Aptos",sans-serif; mso-ascii-font-family:Aptos; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Aptos; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-font-kerning:1.0pt; mso-ligatures:standardcontextual; mso-fareast-language:EN-US;} Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Namun, dalam praktiknya, ada berbagai kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat berpuasa, seperti sakit, perjalanan, atau sebab lainnya. Dalam Islam, orang yang meninggalkan puasa ramadhan wajib menggantinya dengan qadha atau membayar kafarat dalam beberapa kondisi tertentu. Sayangnya, masih banyak yang keliru dalam memahami perbedaan antara qadha dan kafarat, sehingga kewajiban mereka dalam menunaikan hak Allah menjadi tidak sempurna. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara qadha dan kafarat, siapa yang wajib melakukannya, serta bagaimana cara pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan Islam. Jadi, mari kita mulai! Qadha Qadha berasal dari kata Arab yang berarti "mengganti atau memenuhi kewajiban yang tertunda". Dalam konteks puasa, qadha berarti mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari lain setelah bulan Ramadhan. Qadha diwajibkan bagi mereka yang tidak berpuasa karena uzur syar’i seperti sakit, bepergian, haid, atau nifas. Dalil mengenai kewajiban qadha terdapat dalam Al-Qur’an: "Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184) Kafarat Kafarat berasal dari Bahasa Arab yang berarti "tebusan". Dalam konteks puasa, kafarat adalah denda yang harus dibayarkan sebagai konsekuensi atas pelanggaran tertentu, seperti dengan sengaja membatalkan puasa Ramadhan tanpa uzur yang dibenarkan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. dan berkata: 'Aku telah binasa, wahai Rasulullah!' Nabi bertanya: 'Apa yang terjadi padamu?' Ia menjawab: 'Aku telah menggauli istriku di siang hari Ramadhan.' Rasulullah bersabda: 'Apakah kamu mampu memerdekakan seorang budak?' Ia menjawab: 'Tidak.' Rasulullah bersabda: 'Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?' Ia menjawab: 'Tidak.' Rasulullah bersabda: 'Apakah kamu mampu memberi makan enam puluh orang miskin?' Ia menjawab: 'Tidak.'" (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa kafarat berlaku dalam kasus tertentu, yaitu seseorang yang dengan sengaja membatalkan puasa dengan hubungan suami istri. Bagaimana Jika Seseorang Menunda Qadha Tanpa Uzur? Jika seseorang menunda qadha hingga tiba Ramadhan berikutnya tanpa uzur, maka ia wajib mengqadha setelah Ramadhan selesai serta membayar fidyah sebagai denda atas keterlambatan tersebut. Hal ini berdasarkan pendapat dari sebagian ulama, seperti dalam kitab Al-Mughni karya Ibnu Qudamah. Ibnu Abbas berkata: "Barang siapa yang memiliki hutang puasa tetapi tidak mengqadhanya hingga datang Ramadhan berikutnya, maka ia harus berpuasa dan membayar fidyah." (HR. Daruqutni) Namun, jika penundaan qadha disebabkan oleh uzur syar’i, maka ia hanya wajib mengqadha tanpa perlu membayar fidyah. Kesalahan Umum dalam Memahami Qadha dan Kafarat Mengira bahwa semua pelanggaran puasa cukup ditebus dengan kafarat Menganggap bahwa qadha bisa ditunda tanpa batas waktu Tidak memahami aturan kafarat dengan benar Mengganti puasa dengan fidyah tanpa alasan yang sah Bagaimana Cara Membayar Kafarat? Memerdekakan budak, namun karena di zaman ini praktik perbudakan sudah tidak ada, maka opsi ini tidak dapat dilakukan. Puasa dua bulan berturut-turut tanpa terputus. Jika seseorang tidak mampu melaksanakannya karena uzur syar’i, ia bisa mengambil opsi terakhir. Memberi makan kepada 60 orang miskin, sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam fiqih, yaitu satu mud (sekitar 750 gram) makanan pokok per orang miskin. Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE <!-- [if gte mso 9]> <w:LsdException Locked="false" Priority=&qu
BERITA04/03/2025 | Ibnu
Keutamaan Berbuka dan Sahur di Bulan Ramadhan
Keutamaan Berbuka dan Sahur di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa yang penuh keberkahan. Di dalamnya, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dua momen penting yang selalu dinantikan di bulan Ramadhan adalah berbuka puasa dan sahur. Keduanya tidak hanya sekadar aktivitas mengisi perut, tetapi juga memiliki keutamaan spiritual yang dijelaskan langsung dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Keutamaan Berbuka Puasa 1. Waktu yang Penuh Berkah Rasulullah SAW bersabda: "Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari, No. 1904; Muslim, No. 1151) Kebahagiaan berbuka bukan sekadar rasa lega setelah menahan lapar dan dahaga, tetapi juga bentuk rasa syukur atas nikmat Allah. Kesyukuran ini akan menambah keberkahan nikmat Allah. 2. Bersegera Berbuka adalah Sunnah Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak menunda berbuka puasa. Dalam hadits disebutkan: "Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari, No. 1957; Muslim, No. 1098) Berbuka puasa segera setelah masuk waktu maghrib adalah bentuk ketundukan kepada syariat, menunjukkan kecintaan terhadap sunnah Rasulullah SAW, dan limpahan kebaikan. 3. Doa Saat Berbuka Dikabulkan Salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah saat menjelang berbuka puasa. Nabi SAW bersabda: "Tiga doa yang tidak tertolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang berpuasa saat berbuka, dan doa seorang musafir.” (HR. Tirmidzi, No. 3522; Ibnu Majah, No. 1752) Keutamaan Sahur 1. Sahur Adalah Sunnah yang Diberkahi Sahur memiliki kedudukan khusus dalam puasa Ramadhan. Nabi SAW bersabda: "Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari, No. 1923; Muslim, No. 1095) Keberkahan sahur mencakup keberkahan fisik dan spiritual. Keberkahan fisik dari sahur memberikan energi, kesehatan, dan kekuatan untuk beribadah selama berpuasa. Keberkahan spiritual memberikan kekuatan hati dan keberkahan waktu dengan amal ibadah kepada Allah. 2. Pembeda Puasa Umat Islam dengan Puasa Ahli Kitab Sahur juga menjadi ciri khas ibadah puasa umat Islam yang membedakannya dari puasa kaum terdahulu. Rasulullah SAW bersabda: "Pembeda antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur."(HR. Muslim, No. 1096) Melaksanakan sahur adalah identitas dan kekhususan umat Islam yang menunjukkan keistimewaan syariat puasa dalam Islam. 3. Waktu Sahur adalah Waktu Mustajab Sahur dilakukan di waktu sepertiga malam terakhir, yang merupakan waktu penuh keberkahan dan waktu dikabulkannya doa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan di waktu sahur mereka memohon ampunan." (QS. Adz-Dzariyat: 18) Waktu sahur adalah waktu mustajab untuk memanjatkan doa dan memohon ampunan kepada Allah. Berbuka dan sahur adalah dua amalan utama yang mengiringi puasa Ramadhan. Berbuka dengan segera dan sahur di penghujung malam adalah sunnah yang tidak boleh diabaikan, karena di dalamnya terdapat berkah, pahala, dan waktu mustajab untuk berdoa. Dengan melaksanakan keduanya sesuai sunnah, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan energi fisik, tetapi juga limpahan pahala dan berkah dari Allah SWT. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh
BERITA04/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh
Pengaruh Fidyah terhadap Masyarakat
Pengaruh Fidyah terhadap Masyarakat
Fidyah merupakan bentuk kompensasi yang dibayarkan oleh individu yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut. Pembayaran fidyah tidak hanya memiliki implikasi spiritual, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat. 1. Kesejahteraan Masyarakat Fidyah berfungsi sebagai sumber dana untuk membantu mereka yang kurang mampu. Dengan membayar fidyah, individu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Hal ini menciptakan rasa solidaritas dan kepedulian di antara anggota masyarakat. 2. Pendidikan dan Kesadaran Pembayaran fidyah juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab sosial. Melalui program-program yang mengedukasi tentang fidyah, masyarakat menjadi lebih paham akan pentingnya berbagi dan membantu sesama, yang pada gilirannya dapat memperkuat ikatan sosial. 3. Pengurangan Kemiskinan Dengan mengalirnya dana fidyah ke tangan yang tepat, program-program bantuan dapat lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan. Fidyah yang dikelola dengan baik dapat digunakan untuk menyediakan makanan, pendidikan, dan layanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan. Secara keseluruhan, fidyah tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi ketimpangan di masyarakat. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan sejahtera. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang fidyah. 3. Buku "Fidyah: Konsep dan Implementasi" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. 4. Artikel "The Role of Fidyah in Social Welfare" di Jurnal Sosial Islam. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA04/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Penggunaan Teknologi dalam Pembayaran Fidyah
Penggunaan Teknologi dalam Pembayaran Fidyah
Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam pembayaran fidyah semakin meningkat, memberikan kemudahan, dan efisiensi bagi umat Muslim. Fidyah, yang merupakan kompensasi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, kini dapat dibayarkan melalui berbagai platform digital, seperti aplikasi mobile dan situs web. 1. Kemudahan Akses Teknologi memungkinkan individu untuk membayar fidyah kapan saja dan di mana saja. Dengan aplikasi mobile, pengguna dapat melakukan transaksi hanya dengan beberapa klik, tanpa harus mengunjungi lembaga amal secara fisik. Hal ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas. 2. Transparansi dan Akuntabilitas Platform digital sering kali menyediakan laporan transparan mengenai penggunaan dana fidyah. Pengguna dapat melihat bagaimana dan di mana dana mereka digunakan, sehingga meningkatkan kepercayaan dalam proses pembayaran. Ini juga mendorong lembaga amal untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan dana. 3. Peningkatan Kesadaran Dengan adanya teknologi, informasi mengenai fidyah dan cara pembayarannya lebih mudah diakses. Kampanye digital dan media sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fidyah, serta cara yang tepat untuk melaksanakannya. Penggunaan teknologi dalam pembayaran fidyah tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan kesadaran masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi, umat Muslim dapat lebih mudah memenuhi kewajiban mereka dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Artikel "Digital Transformation in Islamic Philanthropy" di Jurnal Ekonomi Islam. 3. Buku "E-Charity: The Future of Islamic Philanthropy" oleh Dr. Fatima Al-Mansoori. 4. Laporan "The Impact of Technology on Zakat and Fidyah" oleh Lembaga Amil Zakat Nasional. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA04/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Penghormatan Tradisi dalam Melakukan Fidyah
Penghormatan Tradisi dalam Melakukan Fidyah
Fidyah, sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa, memiliki akar yang dalam dalam tradisi Islam. Penghormatan terhadap tradisi dalam melakukan fidyah sangat penting, karena mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat Muslim. 1. Nilai Spiritual Pelaksanakan fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap ajaran Islam. Dengan membayar fidyah, individu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah dan berusaha untuk membantu sesama yang membutuhkan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi dan saling mendukung dalam komunitas. 2. Keterlibatan Komunitas Tradisi fidyah sering kali melibatkan komunitas dalam proses pengumpulan dan distribusi. Banyak masjid dan organisasi sosial yang mengadakan program fidyah, di mana masyarakat dapat berpartisipasi secara kolektif. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan rasa kepedulian antar anggota masyarakat. 3. Adaptasi Budaya Setiap daerah memiliki cara unik dalam melaksanakan fidyah, yang mencerminkan budaya lokal. Penghormatan terhadap tradisi ini penting untuk menjaga identitas budaya sambil tetap mengikuti prinsip-prinsip Islam. Misalnya, di beberapa daerah, fidyah dapat disalurkan dalam bentuk makanan atau barang kebutuhan pokok, sesuai dengan kebiasaan setempat. Penghormatan terhadap tradisi dalam melakukan fidyah tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual, tetapi juga membangun solidaritas sosial dalam masyarakat. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah sesuai tradisi, umat Muslim dapat menjaga warisan budaya sambil memenuhi kewajiban agama. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang fidyah. 3. Buku "Tradisi dan Ajaran Islam" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. 4. Artikel "Cultural Practices in Fidyah Payment" di Jurnal Sosial Islam. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA04/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Sedekah di Bulan Ramadhan: Investasi Akhirat yang Berlipat Ganda
Sedekah di Bulan Ramadhan: Investasi Akhirat yang Berlipat Ganda
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Di dalamnya, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa, tetapi juga dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah, salah satunya adalah sedekah. Sedekah di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar tindakan kedermawanan, tetapi juga merupakan investasi akhirat yang berlipat ganda. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya sedekah di bulan Ramadhan, dalil-dalil yang mendasarinya, serta manfaat yang bisa diperoleh dari beramal di bulan suci ini. Pengertian Sedekah Sedekah adalah segala bentuk pemberian yang dilakukan dengan ikhlas untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam Islam, sedekah tidak hanya terbatas pada uang, tetapi juga mencakup berbagai bentuk amal, seperti memberikan makanan, membantu orang yang membutuhkan, atau bahkan senyuman kepada sesama. Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan Pahala Berlipat Ganda Salah satu keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Setiap amal anak Adam dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat, hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, karena itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.'" (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa setiap amal baik, termasuk sedekah, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, terutama di bulan Ramadhan. Mendapatkan Ampunan dan Rahmat Allah Sedekah di bulan Ramadhan juga menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195) Ayat ini menekankan pentingnya beramal dan berbuat baik, terutama di bulan yang penuh berkah. Mendekatkan Diri kepada Allah Sedekah juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memberikan sedekah, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan berusaha untuk membantu sesama. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu adalah cahaya bagi pelakunya di dunia dan di akhirat." (HR. Ahmad) Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan Dengan bersedekah, kita dapat merasakan penderitaan orang lain dan meningkatkan rasa empati. Hal ini sangat penting, terutama di bulan Ramadhan, di mana kita diingatkan untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Mendapatkan Kebahagiaan dan Ketenangan Hati Bersedekah dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan hati. Ketika kita membantu orang lain, kita merasa lebih puas dan bahagia. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya." (QS. Saba: 39) Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengganti setiap amal baik yang kita lakukan, termasuk sedekah. Meningkatkan Kualitas Ibadah Sedekah di bulan Ramadhan dapat meningkatkan kualitas ibadah kita. Dengan beramal, kita dapat lebih fokus dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad) Membersihkan Harta Sedekah berfungsi untuk membersihkan harta yang kita miliki. Dalam Islam, harta yang tidak dikeluarkan zakat dan sedekah dapat menjadi sumber masalah di akhirat. Dengan bersedekah, kita membersihkan harta dan menjadikannya berkah. Mendapatkan Perlindungan dari Allah Sedekah dapat menjadi perisai dari berbagai musibah dan bencana. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sedekah itu dapat memadamkan kemarahan Allah dan dapat menghindarkan seseorang dari kematian yang buruk." (HR. Tirmidzi) Kesimpulan Sedekah di bulan Ramadhan adalah investasi akhirat yang berlipat ganda. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga mendapatkan pahala yang besar, ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari kita manfaatkan bulan suci ini untuk beramal dan berbuat baik, serta meningkatkan kepedulian sosial kita. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri
BERITA04/03/2025 | Ashifuddin Fikri
Hikmah Ramadhan di Berbagai Negara
Hikmah Ramadhan di Berbagai Negara
Ramadhan merupakan bulan suci yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Meski dijalankan di negara-negara dengan budaya, tradisi, dan kondisi geografis yang berbeda, Ramadhan tetap menjadi momen penuh hikmah dan pelajaran bagi setiap umat Islam. Hikmah Ramadhan tidak hanya dirasakan secara spiritual, tetapi juga sosial dan budaya. Berikut adalah beberapa hikmah Ramadhan yang dirasakan di berbagai negara: 1. Indonesia: Momentum Memperkuat Silaturahmi dan Kepedulian Sosial Di Indonesia, Ramadhan identik dengan tradisi buka puasa bersama, tarawih berjamaah, dan berbagi takjil di jalanan. Hikmah yang dirasakan adalah semakin kuatnya rasa kebersamaan dan kepedulian sosial. Masyarakat saling membantu, berbagi makanan, hingga membangkitkan kesadaran zakat dan sedekah. 2. Arab Saudi: Penghayatan Spiritual yang Mendalam Di Arab Saudi, Ramadhan menjadi waktu refleksi diri yang sangat dalam. Suasana spiritual begitu terasa di kota suci Makkah dan Madinah, di mana jutaan umat Muslim melaksanakan umrah Ramadhan. Keutamaan umrah Ramadhan sesuai dengan hadits Rasulullah bahwa nilai ibadahnya seperti berhaji bersama Rasulullah. Hikmah Ramadhan di negara ini mengajarkan pentingnya memperbanyak ibadah, memperkuat tauhid, dan merenungi makna hidup. 3. Turki: Perpaduan Tradisi dan Religiusitas Turki memiliki tradisi khas seperti parade drumband sahur dan buka puasa di lapangan terbuka. Ramadhan mengajarkan harmoni antara budaya lokal dan nilai-nilai agama. Hikmah yang diambil adalah bagaimana menjaga nilai spiritual tetap hidup di tengah modernitas. 4. Inggris dan Negara Minoritas Muslim: Menjaga Identitas dan Syiar Islam Di negara-negara Eropa seperti Inggris, umat Muslim merasakan hikmah Ramadhan dalam bentuk perjuangan menjaga identitas Islam di tengah masyarakat multikultural. Ramadhan mengajarkan kesabaran dan kebanggaan terhadap jati diri Muslim sekaligus memperkenalkan ajaran Islam secara damai. 5. Mesir: Pendidikan dan Kedermawanan Di Mesir, Ramadhan menjadi bulan pendidikan moral dan agama sejak dini. Anak-anak diajarkan puasa secara bertahap, sementara masjid-masjid aktif mengadakan kajian-kajian. Selain itu, budaya iftar jama’i di jalanan mengajarkan arti kedermawanan yang mendalam. Hikmah Ramadhan tidak mengenal batas negara. Setiap wilayah memiliki cara tersendiri dalam merayakan Ramadhan, tetapi esensi utamanya tetap sama. Ramadhan mendidik mukmin untuk memperkuat keimanan, menumbuhkan solidaritas, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh
BERITA04/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh
5 Kesalahan Umum tentang Fidyah yang Harus Dihindari
5 Kesalahan Umum tentang Fidyah yang Harus Dihindari
Fidyah adalah salah satu aspek penting dalam ibadah puasa yang sering kali disalahpahami. Berikut adalah lima kesalahan umum tentang fidyah yang harus dihindari agar kita dapat menjalankan ibadah dengan benar. 1. Menganggap Fidyah Sebagai Pilihan Banyak orang beranggapan bahwa fidyah adalah pilihan, padahal bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, fidyah adalah kewajiban. Mengabaikan kewajiban ini dapat mengakibatkan kehilangan pahala. 2. Salah Memahami Jumlah Fidyah Kesalahan lain adalah tidak mengetahui jumlah fidyah yang tepat. Fidyah biasanya berupa makanan pokok yang setara dengan satu hari puasa. Pastikan untuk memberikan fidyah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Memberikan Fidyah kepada Diri Sendiri Beberapa orang berpikir bahwa mereka dapat memberikan fidyah kepada diri sendiri. Namun, fidyah seharusnya diberikan kepada orang lain yang membutuhkan, seperti fakir miskin. 4. Mengabaikan Niat Niat adalah bagian penting dalam setiap amal ibadah. Banyak yang lupa untuk niat saat memberikan fidyah, padahal niat yang tulus akan meningkatkan nilai ibadah tersebut. 5. Tidak Memahami Waktu Pelaksanaan Fidyah harus diberikan setelah bulan Ramadan berakhir. Kesalahan dalam waktu pelaksanaan dapat mengurangi keabsahan fidyah yang diberikan. Kesimpulan Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kita dapat menjalankan kewajiban fidyah dengan lebih baik dan mendapatkan pahala yang maksimal. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani
BERITA04/03/2025 | Putri Khodijah
Palestina dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadits
Palestina dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadits
Palestina bukan sekadar wilayah geografis atau isu politik semata. Bagi umat Islam, Palestina memiliki makna yang jauh lebih mendalam, yaitu sebagai tanah suci yang diberkahi dan memiliki kaitan erat dengan ajaran Islam. Palestina disebut secara tersirat maupun tersurat dalam Al-Qur’an dan banyak dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. 1. Palestina dalam Al-Qur’an a. Tanah yang Diberkahi Allah SWT menyebut Palestina sebagai tanah yang diberkahi. Dalam Surah Al-Isra ayat 1, Allah berfirman: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya..."(QS. Al-Isra: 1) Masjid Al-Aqsha, yang berada di Yerusalem, Palestina, disebut sebagai tempat yang diberkahi sekelilingnya. Ini menunjukkan keutamaan Palestina dalam pandangan Islam. b. Negeri Para Nabi Palestina juga dikenal sebagai tanah para nabi. Banyak nabi yang diutus di wilayah ini, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, hingga Nabi Isa. Dalam Al-Qur'an disebutkan: "Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam."(QS. Al-Anbiya: 71) Para ulama tafsir menjelaskan bahwa negeri yang dimaksud adalah Syam, termasuk Palestina di dalamnya. Ini menunjukkan betapa istimewanya Palestina sebagai pusat dakwah para nabi. c. Tanah Perjuangan Melawan Kezaliman Palestina juga dipotret dalam Al-Qur'an sebagai tanah yang menuntut perjuangan dan pembelaan dari orang-orang beriman. Dalam Surah Al-Maidah ayat 21, Allah memerintahkan Bani Israil untuk memasuki tanah suci (Al-Ardh Al-Muqaddasah) yang dikaruniakan kepada mereka. "Hai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu..."(QS. Al-Maidah: 21) Walau konteksnya merujuk pada umat terdahulu, pesan perjuangan dan pembelaan atas tanah suci tetap relevan hingga hari ini. 2. Palestina dalam Hadits Nabi a. Keutamaan Shalat di Masjid Al-Aqsha Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah layak seseorang melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha."(HR. Bukhari, No. 1189; Muslim, No. 1397) Hadits ini menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsha memiliki keutamaan spiritual luar biasa, sejajar dengan dua masjid suci lainnya. b. Palestina Sebagai Kiblat Pertama Umat Islam Sebelum menghadap ke Ka'bah, Rasulullah SAW dan para sahabat awalnya shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis di Palestina. Ini menunjukkan betapa eratnya hubungan spiritual umat Islam dengan tanah Palestina. c. Palestina di Akhir Zaman Dalam hadits akhir zaman, Palestina disebut sebagai tempat berkumpulnya umat Islam untuk melawan kezaliman. Rasulullah SAW bersabda: "Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang tampil membela kebenaran, mereka menang melawan musuh-musuh mereka hingga datang keputusan Allah. Mereka tetap seperti itu hingga akhir zaman."Lalu para sahabat bertanya: "Di mana mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis." (HR. Ahmad, No. 22320) Hadits ini menggambarkan bahwa Palestina akan selalu menjadi pusat perjuangan mempertahankan kebenaran hingga hari kiamat. 3. Palestina dan Tanggung Jawab Umat Islam Dari perspektif Al-Qur'an dan hadits, Palestina bukan sekadar isu lokal bangsa Palestina saja, melainkan isu akidah dan tanggung jawab seluruh umat Islam. Membela Palestina adalah bagian dari membela kehormatan Islam, menjaga tanah suci, serta melanjutkan amanah para nabi. Ini bukan sekadar masalah politik, melainkan panggilan iman. Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiya: 92) Kesatuan umat Islam dalam membela Palestina mencerminkan kesadaran spiritual dan tanggung jawab kolektif sebagai satu tubuh umat. __ Palestina memiliki tempat istimewa dalam ajaran Islam, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW. Ia adalah tanah suci, tanah para nabi, kiblat pertama umat Islam, dan simbol perjuangan melawan kezaliman. Membela Palestina bukan sekadar isu kemanusiaan, melainkan panggilan keimanan. Setiap umat Islam punya kewajiban moral dan spiritual untuk peduli dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh
BERITA04/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh
Sejarah Penegakan Kafarat dalam Islam
Sejarah Penegakan Kafarat dalam Islam
Kafarat adalah konsep yang telah ada sejak awal ajaran Islam sebagai bentuk penebusan kesalahan yang dilakukan oleh seorang Muslim. Namun, sebelum Islam, konsep penebusan dosa juga telah dikenal dalam peradaban-peradaban sebelumnya, baik dalam tradisi Yahudi maupun Kristen. Dalam Islam, kafarat diatur dengan jelas dalam Al-Qur'an dan hadis, sehingga memiliki perbedaan mendasar dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan ajaran lain. Bagaimana sebenarnya kafarat pertama kali ditegakkan dalam Islam? Bagaimana proses pembentukan hukum mengenai kafarat? Artikel ini akan mengupas sejarah penegakan kafarat, evolusinya dalam hukum Islam, serta bagaimana umat Muslim menerapkannya dari masa ke masa. Kafarat dalam Tradisi Sebelum Islam Sebelum Islam datang, banyak masyarakat Arab yang sudah mengenal konsep denda atau penebusan kesalahan. Dalam masyarakat Jahiliyah, jika seseorang melakukan kesalahan berat seperti pembunuhan, mereka biasanya diwajibkan membayar diyat (denda) kepada keluarga korban sebagai bentuk kompensasi. Namun, sistem ini masih didasarkan pada hukum adat yang tidak memiliki aturan jelas dan sering kali dipengaruhi oleh status sosial seseorang. Dalam ajaran Yahudi dan Kristen, juga terdapat konsep penebusan dosa yang dilakukan melalui pengorbanan hewan atau tindakan kebaikan tertentu. Hal ini dapat ditemukan dalam kitab Taurat dan Injil, di mana seseorang yang melanggar aturan agama harus memberikan persembahan atau berpuasa untuk menghapus dosa mereka. Ketika Islam datang, konsep kafarat diperjelas dengan aturan yang lebih sistematis dan memiliki aspek keadilan yang lebih kuat. Islam tidak hanya mengatur penebusan dosa secara ritual, tetapi juga memberikan aspek sosial yang lebih luas, seperti memberi makan fakir miskin atau memerdekakan budak. Salah satu contoh kafarat yang ditetapkan dalam periode awal Islam adalah terkait pelanggaran sumpah. Dalam QS. Al-Maidah: 89 disebutkan: "Dan jika kamu berbuat kesalahan, maka kafaratnya adalah memberi makan sepuluh orang miskin, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang budak." (QS. Al-Maidah: 89) Selain itu, dalam kasus pembunuhan tidak disengaja, QS. An-Nisa: 92 menetapkan bahwa pelakunya harus membayar diyat (denda) dan memerdekakan seorang budak sebagai bentuk kafarat. Penegakan Kafarat pada Masa Nabi Muhammad SAW Pada masa Rasulullah SAW, kafarat mulai diterapkan secara lebih sistematis berdasarkan wahyu yang diterima. Nabi sendiri memberikan beberapa petunjuk tentang pelaksanaan kafarat dalam berbagai situasi. Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah SAW karena telah menggauli istrinya di siang hari bulan Ramadan. Rasulullah SAW memberikan tiga pilihan kafarat kepadanya: memerdekakan budak, berpuasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan enam puluh orang miskin. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Aku telah binasa, wahai Rasulullah!’ Beliau bertanya, ‘Apa yang terjadi padamu?’ Dia menjawab, ‘Aku menggauli istriku pada siang hari Ramadan.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Dapatkah kamu memerdekakan seorang budak?’ Dia menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bertanya lagi, ‘Mampukah kamu berpuasa selama dua bulan berturut-turut?’ Dia menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bertanya lagi, ‘Dapatkah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?’ Dia menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian Nabi memberikan bantuan makanan kepadanya dan menyuruhnya untuk menyedekahkannya sebagai kafarat.’” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa kafarat memiliki fleksibilitas berdasarkan kemampuan seseorang dan ditekankan sebagai sarana untuk membersihkan diri dari kesalahan serta membantu orang lain. Penegakan kafarat pada masa ini dilakukan melalui beberapa tahap: Pewahyuan Hukum Kafarat Dalam beberapa ayat Al-Qur'an, Allah SWT secara langsung menetapkan aturan mengenai kafarat. Salah satu ayat pertama yang menjelaskan tentang kafarat adalah QS. Al-Maidah: 89: "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja, tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah yang kamu sengaja. Maka kafaratnya ialah memberi makan sepuluh orang miskin, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan seorang budak. Tetapi barang siapa tidak mampu, maka (wajib) berpuasa tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah (dan kamu langgar)." (QS. Al-Maidah: 89) Dari ayat ini, kita melihat bahwa Islam memberikan beberapa pilihan kafarat sesuai dengan kemampuan individu, sehingga setiap Muslim tetap memiliki peluang untuk menebus kesalahannya tanpa terbebani secara berlebihan. Implementasi Kafarat oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad SAW tidak hanya menyampaikan aturan tentang kafarat tetapi juga memberikan contoh penerapannya dalam berbagai kejadian. Salah satu kisah terkenal mengenai kafarat adalah kisah seorang sahabat yang datang kepada Nabi karena telah berhubungan suami-istri di siang hari bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut." Orang itu berkata, "Saya tidak mampu." Rasulullah bersabda, "Berilah makan enam puluh orang miskin." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa hukum kafarat tidak hanya bersifat kaku, tetapi juga mempertimbangkan kondisi dan kemampuan seseorang. Jika seseorang tidak mampu menjalankan satu bentuk kafarat, maka ia diberi pilihan lain yang lebih mudah baginya. Kafarat dalam Konteks Sosial Pada masa Nabi, kafarat tidak hanya bersifat individual tetapi juga berfungsi sebagai bentuk kepedulian sosial. Contohnya, dalam kasus pembunuhan tidak disengaja, Islam menetapkan bahwa kafaratnya adalah membayar diyat dan memerdekakan budak. Hal ini tidak hanya sebagai penebusan dosa tetapi juga sebagai bentuk keadilan bagi keluarga korban serta kontribusi terhadap penghapusan perbudakan. Perkembangan Hukum Kafarat dalam Islam Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, hukum kafarat terus berkembang melalui ijtihad para ulama dan kajian dalam ilmu fikih. Para ulama mazhab seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal memiliki pandangan yang sedikit berbeda dalam beberapa aspek kafarat, namun secara umum mereka sepakat bahwa kafarat harus dijalankan sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan oleh Al-Qur'an dan hadis. Beberapa perkembangan penting dalam hukum kafarat antara lain: Penegasan Urutan Kafarat, Dalam beberapa kasus, para ulama menetapkan bahwa urutan kafarat harus diikuti secara bertahap, misalnya dalam pelanggaran puasa Ramadan, seseorang harus mencoba berpuasa dua bulan berturut-turut terlebih dahulu sebelum beralih ke opsi memberi makan orang miskin. Perluasan Makna Kafarat, Dalam perkembangannya, beberapa ulama juga memasukkan bentuk-bentuk lain dari penebusan dosa, seperti bersedekah lebih banyak atau melakukan amal jariyah. Adaptasi dengan Konteks Zaman, Seiring waktu, beberapa bentuk kafarat yang sulit dilakukan di masa modern, seperti memerdekakan budak, digantikan dengan bentuk lain seperti menyumbang untuk pendidikan atau membangun fasilitas umum bagi masyarakat. Sejarah penegakan kafarat dalam Islam menunjukkan bahwa konsep ini bukan sekadar hukuman, tetapi lebih kepada mekanisme pendidikan dan perbaikan diri. Islam menetapkan aturan kafarat dengan tujuan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Selain itu, kafarat juga memiliki dimensi sosial yang penting, seperti membantu fakir miskin dan mendorong keadilan dalam masyarakat. Sebagai seorang Muslim, memahami sejarah kafarat dapat membantu kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan dan lebih bertanggung jawab atas perbuatan kita. Dengan memahami tujuan dari kafarat, kita bisa melihatnya sebagai anugerah dan kesempatan untuk memperbaiki diri, bukan sekadar beban hukum. Editor : Ibnu
BERITA04/03/2025 | Isna
Panduan Lengkap Zakat: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Panduan Lengkap Zakat: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Zakat sebagai salah satu rukun Islam memiliki peran penting dalam kehidupan umat Muslim. Sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan, zakat tidak hanya berfungsi sebagai pembersih harta, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kepedulian sosial dan membantu mereka yang kurang mampu. Apa Itu Zakat? Zakat adalah sejumlah harta yang dikeluarkan oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu, untuk diberikan kepada mustahik (penerima zakat) yang berhak. Terdapat dua jenis zakat utama, yaitu: Zakat Fitrah: Dikeluarkan menjelang Idul Fitri sebagai bentuk pembersihan jiwa dan harta. Besarannya biasanya setara dengan 2,5 kg bahan makanan pokok atau uang yang setara. Zakat Mal: Dikeluarkan dari harta yang dimiliki, seperti uang, emas, perak, dan aset lainnya. Besarannya adalah 2,5% dari total harta yang mencapai nisab. Mengapa Zakat Itu Penting? Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat. Beberapa alasan mengapa zakat itu penting antara lain: Pembersihan Harta: Zakat membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak baik dan menjadikannya berkah. Kepedulian Sosial: Zakat membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Mendekatkan Diri kepada Allah: Dengan menunaikan zakat, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan dan meningkatkan keimanan. Bagaimana Cara Menunaikan Zakat? Menunaikan zakat dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: Hitung Harta Anda: Tentukan jenis harta yang dimiliki dan hitung totalnya. Pastikan harta tersebut mencapai nisab. Tentukan Besaran Zakat: Hitung 2,5% dari total harta yang dimiliki untuk zakat mal, atau siapkan 2,5 kg bahan makanan untuk zakat fitrah. Pilih Lembaga Zakat Terpercaya: Anda dapat menyalurkan zakat melalui lembaga zakat resmi seperti BAZNAS yang kredibel dan terpercaya. Lakukan Pembayaran: Setelah memilih lembaga, lakukan pembayaran zakat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Zakat adalah kewajiban yang tidak boleh diabaikan oleh setiap Muslim. Dengan memahami apa itu zakat, mengapa penting, dan bagaimana cara menunaikannya, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. Mari kita tunaikan zakat dengan ikhlas dan tepat waktu, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh mereka yang membutuhkan. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian kita terhadap sesama Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Azkia Salsabila Editor: Ummi Kiftiyah ?
BERITA04/03/2025 | Admin
Zakat Online: Cara Mudah Menunaikan Kewajiban Anda di Era Digital
Zakat Online: Cara Mudah Menunaikan Kewajiban Anda di Era Digital
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat tertentu. Zakat berfungsi sebagai pembersih harta dan sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Terdapat berbagai jenis zakat, di antaranya zakat fitrah yang dikeluarkan menjelang Idul Fitri dan zakat mal yang dikeluarkan dari harta yang dimiliki. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan kondisi masyarakat yang lebih sejahtera. Di era digital saat ini, kemudahan akses informasi dan teknologi telah merubah cara kita berinteraksi dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menunaikan kewajiban zakat. Zakat online menjadi solusi praktis bagi umat Muslim untuk memenuhi kewajiban ini dengan lebih mudah dan efisien. Mengapa memilih Zakat Online? Dengan zakat online, Anda dapat menunaikan zakat kapan saja dan di mana saja terutama ketika sedang berhalangan hadir secara langsung untuk menunaikan zakat. Hanya dengan beberapa klik, Anda dapat menyelesaikan proses zakat tanpa harus pergi ke lembaga zakat fisik. Platform zakat online saat ini menawarkan berbagai pilihan jenis zakat yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Tentunya, platform zakat online yang terdaftar diawasi oleh lembaga resmi sehingga memberikan jaminan bahwa zakat yang anda keluarkan akan disalurkan kepada yang berhak. Bagaimana Cara Menunaikan Zakat Online? Pastikan bahwa platform yang dipilih kredibel. BAZNAS Kota Yogyakarta sebagai platform zakat yang kredibel dan terpercaya telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam menunaikan kewajiban zakat serta sedekah. Bagaimana Menunaikan Zakat online lewat BAZNAS Kota Yogyakarta? Caranya dengan mengunjungi website BAZNAS Kota Yogyakarta https://baznas.go.id/bayarzakat dan melakukan konfirmasi disini. Mari dukung BAZNAS Kota Yogyakarta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui zakat yang telah disalurkan. Semoga setiap zakat serta sedekah online yang sudah anda salurkan menjadi amal jariyah. Aamiin. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Azkia Salsabila Editor: Ummi Kiftiyah ?
BERITA04/03/2025 | Admin
Hikmah Zakat: Menyebarkan Kebaikan dan Kesejahteraan
Hikmah Zakat: Menyebarkan Kebaikan dan Kesejahteraan
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat Muslim. Selain sebagai kewajiban, zakat juga menyimpan berbagai hikmah yang dapat dirasakan oleh seorang muslim maupun masyarakat secara keseluruhan. Kali ini, kita akan membahas beberapa hikmah zakat. 1. Membersihkan Harta Salah satu hikmah utama dari zakat adalah membersihkan harta yang kita miliki. Dalam pandangan Islam, harta yang kita peroleh tidak sepenuhnya milik kita, melainkan ada hak orang lain di dalamnya. Dengan menunaikan zakat, kita membersihkan harta kita dari unsur-unsur yang tidak baik dan memastikan bahwa harta tersebut digunakan untuk kebaikan. 2. Meningkatkan Rasa Kepedulian Sosial Zakat juga mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama. Dengan memberikan sebagian harta kita kepada yang membutuhkan, kita dapat membantu meringankan beban mereka. Hal ini dapat meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial di dalam masyarakat, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung. 3. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi Salah satu tujuan zakat adalah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat. Zakat juga mampu menumbuh kembangkan perekonomian umat Islam untuk menuju kemakmuran masyarakatnya. Dengan mendistribusikan harta kepada yang kurang mampu, zakat dapat membantu menciptakan kesejahteraan yang lebih merata. 4. Meningkatkan Kualitas Iman Menunaikan zakat juga dapat meningkatkan kualitas iman seseorang. Zakat dapat membiasakan seseorang yang menunaikannya untuk memiliki sifat kedermawanan, sekaligus menghilangkan sifat pelit dan kikir. Ketika kita menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah, kita akan lebih bersyukur dan lebih ikhlas dalam berbagi. Hal ini akan mendekatkan kita kepada Allah dan meningkatkan keimanan kita. 5. Mendapatkan Pahala dan Berkah Zakat adalah salah satu amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah. Pahala ini tidak hanya akan kita rasakan di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Hikmah zakat sangatlah banyak dan beragam. Dari membersihkan harta hingga meningkatkan rasa kepedulian sosial, zakat memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, mari kita tunaikan zakat dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, agar kita dapat merasakan manfaatnya dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Azkia Salsabila Editor: Ummi Kiftiyah ?
BERITA04/03/2025 | Admin
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat