WhatsApp Icon
BAZNAS Kabupaten Bantul Lakukan Studi Tiru Kantor Digital ke BAZNAS Kota Yogyakarta

Yogyakarta (6/11/2025) — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bantul melakukan kunjungan studi tiru ke BAZNAS Kota Yogyakarta pada Kamis, 6 November 2025 / 15 Jumadil Akhir 1447 H. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan penerapan kantor digital yang telah dikembangkan oleh BAZNAS Kota Yogyakarta sebagai langkah modernisasi pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS).

Rombongan dari BAZNAS Kabupaten Bantul dipimpin oleh Drs. H. Syahroini Djamil, selaku Wakil Ketua I BAZNAS Bantul, bersama jajaran amil pelaksana yaitu Agung Pramono, A.Md. (Bidang I), Rosi Rispriyo M, S.E. (Bidang II), dan Isna Faqiha, S.Psi. (Bidang IV). Kedatangan mereka disambut hangat oleh pimpinan dan pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta di Kantor BAZNAS Kota Yogyakarta, Jl. Kenari No. 56, Yogyakarta.

Dalam suasana penuh keakraban, kedua pihak saling berbagi pengalaman terkait strategi digitalisasi lembaga zakat. BAZNAS Kota Yogyakarta memaparkan implementasi sistem kantor digital yang terintegrasi, mencakup layanan administrasi amil, sistem penghimpunan dan pendistribusian ZIS berbasis daring, hingga pengelolaan data mustahik secara real time. Sistem ini dikembangkan untuk mendukung efisiensi kerja, meningkatkan transparansi, serta memperkuat akuntabilitas lembaga.

Digitalisasi yang dijalankan BAZNAS Kota Yogyakarta juga mencakup optimalisasi kanal digital untuk penghimpunan zakat, infak, dan sedekah melalui berbagai platform, termasuk aplikasi, QRIS, dan cashless payment. Upaya ini bertujuan agar masyarakat semakin mudah dalam berzakat dan bersedekah, sesuai dengan semangat zaman yang menuntut kemudahan, kecepatan, dan akurasi layanan.

Selain itu, tim pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta turut menjelaskan mekanisme pengelolaan data donatur dan mustahik, sistem persuratan berbasis digital, serta penerapan paperless office yang mendukung efisiensi sumber daya. Langkah-langkah ini menjadi bagian dari inovasi menuju kantor zakat modern yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat perkotaan.

 

Melalui studi tiru ini, BAZNAS Kabupaten Bantul berharap dapat mengadopsi konsep dan praktik terbaik dari BAZNAS Kota Yogyakarta, khususnya dalam memperkuat tata kelola kelembagaan berbasis digital. Dengan sistem yang lebih tertata dan efisien, diharapkan pelayanan kepada muzaki dan mustahik di Kabupaten Bantul akan semakin profesional dan berdampak luas.

Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar-BAZNAS daerah, mempererat kerja sama dan semangat kolaborasi dalam membangun ekosistem zakat nasional yang inovatif. Sinergi ini sejalan dengan misi BAZNAS untuk menjadikan zakat sebagai pilar utama pengentasan kemiskinan melalui pengelolaan yang amanah, profesional, dan modern.

Dengan semangat digitalisasi zakat, infak, dan sedekah, BAZNAS Kota Yogyakarta terus berupaya menjadi teladan dalam pengelolaan zakat berbasis teknologi. Sementara BAZNAS Kabupaten Bantul menyambut langkah ini sebagai inspirasi untuk menerapkan transformasi digital di lembaga mereka. Kunjungan diakhiri dengan pertukaran cendera mata dan foto bersama sebagai simbol sinergi dan ukhuwah dalam dakwah zakat yang berkemajuan.

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.
Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi

#ZakatInfakSedekah

#BAZNASYogyakarta

#BahagianyaMustahiq

#TentramnyaMuzaki

06/11/2025 | Kontributor: Salsa Fateha
SIAGA BENCANA 2025: KOMANDAN BTB SE-DIY ADAKAN RAKOR DAN UPGRADING KAPASITAS

Yogyakarta, 6 November 2025 - Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap bencana di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta melalui perwakilannya turut menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) dan Penguatan Upgrading Kapasitas Badan Tanggap Bencana (BTB) se-DIY Tahun 2025. Kegiatan yang diselenggarakan oleh BAZNAS DIY ini dilaksanakan pada Kamis, 6 November 2025, bertempat di Ruang Rapat BAZNAS DIY Lt. 2, mulai pukul 12.30 WIB.

Rakor ini menjadi momentum penting dalam menyinergikan langkah-langkah strategis antar-BTB Kabupaten/Kota di seluruh DIY. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk memastikan kegiatan upgrading kapasitas berjalan efektif, terkoordinasi, dan mampu meningkatkan kesiapan personel BTB dalam menghadapi berbagai potensi bencana. Melalui sinergi ini, diharapkan setiap unsur BTB dapat memiliki kemampuan teknis dan manajerial yang lebih kuat, serta mampu menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara cepat dan tepat dalam situasi darurat.


 Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Komandan dan unsur operasional BTB se-DIY, termasuk Cahyo Hatmoko (Komandan BTB Kota Yogyakarta) dan Gus Munir sebagai perwakilan yang aktif dalam koordinasi teknis lapangan. Para Komandan BTB ini menjadi ujung tombak BAZNAS dalam melaksanakan misi kemanusiaan berbasis ZIS, terutama pada saat tanggap bencana. Kehadiran mereka menunjukkan semangat dan komitmen untuk memperkuat koordinasi lintas daerah serta memastikan bantuan kemanusiaan berbasis zakat dapat disalurkan dengan profesional dan bertanggung jawab.

Selain membahas aspek teknis kesiapsiagaan, Rakor ini juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas personel BTB melalui pelatihan, pembekalan logistik, serta pengelolaan sumber daya zakat agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam penanganan bencana. BAZNAS DIY menegaskan bahwa peran BTB bukan hanya dalam evakuasi dan penyaluran bantuan, tetapi juga dalam edukasi kebencanaan dan pemberdayaan masyarakat terdampak melalui dana zakat dan infak.

Dengan diadakannya Rakor ini, seluruh BTB Kabupaten/Kota se-DIY diharapkan semakin solid dan siap siaga dalam menghadapi berbagai kondisi darurat. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen BAZNAS dalam meneguhkan fungsi kemanusiaan lembaga amil zakat, sekaligus memastikan pengelolaan zakat dan sedekah dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam masa krisis dan kebencanaan.

 

 

 

Melalui sinergi ini, BAZNAS tidak hanya hadir dalam aspek penghimpunan dan pendistribusian zakat, tetapi juga menjadi garda depan dalam respon bencana berbasis kemanusiaan dan keadilan sosial, sebagaimana semangat “Zakat Tumbuh, Masyarakat Tangguh.”

06/11/2025 | Kontributor: Salsa Fateha
BAZNAS Kota Yogyakarta Hadiri Upacara Penutupan TMMD Tahap IV Tahun 2025

Yogyakarta (6/11/2025) — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta menghadiri kegiatan Upacara Penutupan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Tahap IV Tahun 2025, yang diselenggarakan berdasarkan Undangan Nomor 400.14.1.1/3753 tertanggal 31 Oktober 2025. Upacara berlangsung khidmat dan penuh semangat kebersamaan antara TNI, pemerintah daerah, dan elemen masyarakat, termasuk lembaga sosial seperti BAZNAS Kota Yogyakarta yang turut aktif mendukung pembangunan kesejahteraan umat.

 

Kegiatan penutupan TMMD ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara TNI dan masyarakat sipil, khususnya dalam bidang pembangunan fisik dan pemberdayaan sosial di wilayah Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut, BAZNAS Kota Yogyakarta hadir sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat aspek sosial kemasyarakatan melalui optimalisasi dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS).

 

Program TMMD yang dilaksanakan setiap tahun menjadi bentuk nyata gotong royong lintas sektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, BAZNAS Kota Yogyakarta turut memaknai semangat TMMD sebagai dorongan untuk memperluas peran zakat dalam pembangunan manusia dan lingkungan. Kolaborasi antara semangat juang TNI dan kepedulian sosial umat melalui ZIS menjadi landasan kuat dalam membangun kemandirian masyarakat.

 

Dalam pelaksanaan TMMD Tahap IV Tahun 2025, kegiatan fisik berupa pembangunan infrastruktur, perbaikan fasilitas umum, serta peningkatan akses masyarakat terhadap sarana dasar menjadi fokus utama. Sejalan dengan itu, BAZNAS Kota Yogyakarta menilai bahwa pembangunan fisik perlu dibarengi dengan pembangunan sosial, spiritual, dan ekonomi berbasis zakat, infak, dan sedekah agar manfaatnya berkelanjutan.

 

Kehadiran perwakilan BAZNAS Kota Yogyakarta dalam upacara ini juga mencerminkan komitmen lembaga untuk terus bersinergi dengan unsur pemerintah dan aparat keamanan dalam menumbuhkan kepedulian sosial. Melalui berbagai program pendistribusian dan pendayagunaan zakat, seperti Rumah Layak Huni (RLHB), Beasiswa Kader Masjid, dan Program Pemberdayaan Mustahik Produktif, BAZNAS berupaya melengkapi upaya pembangunan fisik dengan pemberdayaan umat.

 

Semangat Manunggal Membangun Desa yang diusung TNI sejalan dengan misi BAZNAS dalam membangun kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan zakat yang amanah, profesional, dan berkeadilan. BAZNAS melihat bahwa kerja sama lintas sektor seperti ini merupakan wujud nyata sinergi untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera, mandiri, dan berdaya.

 

Upacara penutupan TMMD Tahap IV Tahun 2025 ditandai dengan laporan hasil kegiatan, penyerahan hasil pekerjaan kepada pemerintah daerah, serta apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi. Suasana penuh semangat kebangsaan menjadi penutup yang menggugah tekad bersama untuk terus bekerja demi kemaslahatan masyarakat.

 

Melalui partisipasi ini, BAZNAS Kota Yogyakarta menegaskan kembali perannya sebagai mitra pemerintah dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi umat melalui sinergi zakat, infak, dan sedekah yang berdaya guna bagi pembangunan bangsa.

 

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat 

#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan

 

06/11/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1
BAZNAS Kota Yogyakarta Salurkan Bantuan Program Foodbank Lumbung Mataraman kepada Santri Pondok Pesantren Ma’had Ali bin Abi Thalib

YOGYAKARTA — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta kembali menyalurkan bantuan dari program Foodbank Lumbung Mataraman KORPRI Kota Yogyakarta pada Rabu, 5 November 2025. Kegiatan pentasyarufan kali ini menyasar para santri Pondok Pesantren Asrama Tahfidz Ma’had Ali bin Abi Thalib yang berlokasi di Kemantren Ngampilan, Kota Yogyakarta. Sebanyak kurang lebih 25 santri menerima manfaat dari kegiatan ini, sebagai bentuk kepedulian sosial dan sinergi antara pemerintah daerah dengan lembaga zakat dalam menebar keberkahan bagi masyarakat.

 

Penyaluran ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara Pemerintah Kota Yogyakarta melalui KORPRI dan BAZNAS Kota Yogyakarta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok santri dan pelajar yang tengah menempuh pendidikan keagamaan. Program Foodbank Lumbung Mataraman menjadi salah satu inisiatif sosial yang terus berkelanjutan, dengan tujuan menyalurkan bahan pangan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk pondok pesantren, panti asuhan, dan kelompok dhuafa.

Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa kegiatan pentasyarufan ini menjadi bukti komitmen bersama untuk menyalurkan amanah para donatur dan anggota KORPRI kepada penerima yang tepat sasaran. Melalui kegiatan ini, diharapkan kebutuhan pangan para santri dapat terbantu sehingga mereka dapat lebih fokus menuntut ilmu, terutama dalam bidang tahfidz Al-Qur’an.

“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kota Yogyakarta, khususnya Bapak Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah, dan seluruh anggota KORPRI atas dukungan luar biasa terhadap program Foodbank Lumbung Mataraman. Semoga sinergi kebaikan ini terus berlanjut dan membawa manfaat yang luas bagi umat,” ujar Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta dalam sambutannya.

Para santri penerima manfaat terlihat antusias dan bersyukur atas bantuan yang diterima. Pimpinan Pondok Pesantren Ma’had Ali bin Abi Thalib juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan BAZNAS. Menurutnya, program semacam ini sangat membantu kebutuhan harian santri yang sebagian besar berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.

Selain memberikan bantuan pangan, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan silaturahmi antara lembaga zakat, pemerintah, dan masyarakat. BAZNAS Kota Yogyakarta berkomitmen untuk terus menjalankan peran sebagai lembaga pengelola zakat yang profesional, transparan, dan berorientasi pada pemberdayaan umat. Melalui sinergi lintas sektor, BAZNAS berupaya menghadirkan solusi sosial yang berkelanjutan, bukan hanya dalam bentuk bantuan konsumtif, tetapi juga pemberdayaan yang menumbuhkan kemandirian.

Program Foodbank Lumbung Mataraman sendiri telah menjadi gerakan berbagi yang rutin digelar di berbagai wilayah Kota Yogyakarta. Dengan mengoptimalkan hasil donasi dan infak dari anggota KORPRI, program ini menjadi simbol kepedulian ASN terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Kolaborasi dengan BAZNAS memperkuat akuntabilitas penyaluran bantuan, memastikan setiap paket yang diterima tepat sasaran dan memberikan dampak sosial yang nyata.

Di akhir kegiatan, BAZNAS Kota Yogyakarta menyampaikan harapan agar gerakan kebaikan seperti ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi banyak pihak. Kepedulian sosial, menurut BAZNAS, adalah salah satu kunci terciptanya masyarakat yang sejahtera, mandiri, dan berdaya saing. Dengan menyalurkan sebagian rezeki melalui zakat, infak, sedekah, maupun program sosial lainnya, masyarakat turut berperan dalam menjaga semangat gotong royong yang menjadi ciri khas budaya Yogyakarta.

BAZNAS Kota Yogyakarta juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam program-program sosial yang telah dijalankan. Setiap kebaikan yang dibagikan, sekecil apa pun, akan menjadi bagian dari amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya.

 

“Semoga setiap butir kebaikan yang disalurkan menjadi berkah bagi para muzaki, mustahik, dan seluruh masyarakat Kota Yogyakarta. Bersama, kita wujudkan Yogyakarta yang semakin berdaya, beriman, dan sejahtera,” tutup pernyataan resmi BAZNAS Kota Yogyakarta.

 

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat 

 

#MariMemberi#ZakatInfakSedekah#BAZNASYogyakarta#BahagianyaMustahiq#TentramnyaMuzaki#AmanahProfesionalTransparan

05/11/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1
BAZNAS Kota Yogyakarta Terima Kunjungan Studi Tiru BAZNAS Kabupaten Boyolali Bahas Digitalisasi dan Penguatan Tata Kelola ZIS melalui Kantor Digital

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja dari BAZNAS Kabupaten Boyolali pada Selasa, 4 November 2025 / 12 Jumadil Awal 1447 H bertempat di kantor BAZNAS Kota Yogyakarta. Kehadiran rombongan ini sebagai bagian dari agenda studi tiru untuk memperkuat tata kelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui sistem digital serta inovasi penghimpunan dan distribusi yang telah berjalan di Kota Yogyakarta. Rombongan disambut langsung oleh Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta beserta jajaran pimpinan dan pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta, dalam suasana hangat penuh semangat kolaborasi untuk penguatan gerakan ZIS nasional.

 

Rombongan BAZNAS Kabupaten Boyolali terdiri dari Ketua, Drs. Jamal Yazis, M.Si., Wakil Ketua I Mulyanto, S.Ag., serta jajaran pelaksana yaitu Hery Kuswanto, Doni Zakaria, Khamidurrohim, dan Anis Andriani. Dalam sambutannya, perwakilan BAZNAS Kabupaten Boyolali menyampaikan maksud kunjungan ini adalah untuk mempelajari transformasi manajemen digital yang telah diterapkan BAZNAS Kota Yogyakarta dalam meningkatkan profesionalisme dan transparansi layanan zakat, infak, dan sedekah kepada masyarakat. Upaya ini merupakan langkah penting dalam penguatan peran amil sebagai garda terdepan pemberdayaan umat.

BAZNAS Kota Yogyakarta memaparkan berbagai inovasi yang telah diterapkan, mulai dari sistem kantor digital, aplikasi keuangan, integrasi layanan donasi zakat, infak, dan sedekah secara online, hingga model pelaporan yang transparan dan akuntabel. Selain itu, dibahas pula sistem koordinasi antara bidang pengumpulan dan pendistribusian agar penyaluran dana ZIS semakin tepat sasaran dan mampu memberikan dampak nyata bagi mustahik. Hal ini sejalan dengan visi BAZNAS sebagai lembaga utama pengelola zakat yang terpercaya dan modern.

Selama sesi diskusi, kedua belah pihak saling bertukar pengalaman terkait strategi peningkatan penghimpunan ZIS di daerah masing-masing. BAZNAS Kota Yogyakarta menjelaskan pendekatan kolaboratif yang dilakukan dengan pemerintah daerah, masjid, sekolah, dan komunitas dalam menggerakkan semangat berzakat dan bersedekah di tengah masyarakat. Selain itu, digitalisasi sistem penghimpunan menjadi salah satu fokus utama dalam mengakomodasi kemudahan layanan zakat, infak, dan sedekah bagi muzaki, khususnya generasi muda yang lebih aktif dalam transaksi digital. Pendekatan ini terbukti mendukung peningkatan kepercayaan publik dan memperluas jangkauan layanan BAZNAS.

Dalam kesempatan tersebut, rombongan BAZNAS Kabupaten Boyolali juga mengapresiasi atmosfer profesional dan sistem kerja digital yang diterapkan di BAZNAS Kota Yogyakarta. Mereka menilai praktik tata kelola yang modern dan akuntabel sangat relevan untuk diadopsi guna memperkuat kinerja penghimpunan dan pentasharufan dana zakat, infak, dan sedekah di wilayah Boyolali. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi awal sinergi dan kolaborasi berkelanjutan antar BAZNAS daerah dalam mewujudkan visi kemandirian umat.

 

Kunjungan studi tiru ini ditutup dengan harapan bersama bahwa semangat berbagi pengetahuan dan praktik baik antar lembaga amil zakat dapat memperkuat ekosistem pengelolaan zakat nasional. Dengan sinergi, inovasi, dan digitalisasi, gerakan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia semakin siap untuk memberikan manfaat luas bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya kaum dhuafa, serta memperkokoh peran BAZNAS sebagai pilar utama pemberdayaan umat.

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.
Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kota Yogyakarta:

 

https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

 

#MariMemberi

#ZakatInfakSedekah

#BAZNASYogyakarta

#BahagianyaMustahiq

#TentramnyaMuzaki

04/11/2025 | Kontributor: Admin Bidang 1

Berita Terbaru

Fidyah: Sebuah Tindakan Cinta yang Menghadirkan Harapan di Tengah Kesulitan Ekonomi
Fidyah: Sebuah Tindakan Cinta yang Menghadirkan Harapan di Tengah Kesulitan Ekonomi
Fidyah adalah salah satu bentuk amal yang sangat penting dalam Islam, terutama bagi mereka yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Dalam konteks kesulitan ekonomi yang sering dihadapi oleh banyak orang, fidyah menjadi sebuah tindakan cinta yang tidak hanya membantu individu yang membutuhkan, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial di masyarakat. Fidyah dapat diartikan sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilaksanakan, biasanya berupa makanan atau uang yang diberikan kepada orang-orang yang kurang mampu. Dengan memberikan fidyah, seseorang tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga memberikan harapan dan dukungan kepada mereka yang sedang berjuang dalam kesulitan ekonomi. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian dalam Islam. Di tengah tantangan ekonomi yang semakin meningkat, fidyah menjadi salah satu cara untuk berbagi rezeki. Melalui fidyah, kita dapat membantu meringankan beban orang lain dan menciptakan lingkungan yang lebih baik. Dengan demikian, fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebuah tindakan cinta yang membawa harapan bagi banyak orang.
BERITA02/03/2025 | Putri Khodijah
Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan
Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Selama sebulan penuh, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, yang tidak hanya bertujuan untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga untuk meningkatkan ketakwaan dan kepedulian terhadap sesama. Salah satu bentuk kepedulian yang sangat dianjurkan dalam bulan suci ini adalah sedekah. Sedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan dengan sedekah di bulan-bulan lainnya, karena setiap amal kebaikan yang dilakukan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Selain itu, sedekah juga menjadi sarana untuk membersihkan harta dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak tempat yang dapat dijadikan wadah dalam menampung harta atau benda yang ingin disedekahkan, salah satunya Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas. Dalam konteks ini, Baznas berperan penting dalam mengelola dan mendistribusikan zakat, infaq, dan sedekah dari masyarakat, sehingga dapat menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan. Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan 1. Peningkatan Berkah Sedekah di bulan Ramadhan dapat meningkatkan berkah dalam hidup kita. Allah SWT menjanjikan bahwa setiap amal kebaikan yang dilakukan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membuka pintu rezeki dan keberkahan dalam hidup kita sendiri. 2. Ampunan Dosa Salah satu keutamaan sedekah adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan. Dalam bulan Ramadhan, kita diajak untuk lebih introspektif dan memperbaiki diri. Dengan bersedekah, kita berharap Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan kita kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 3. Kepedulian Sosial Sedekah merupakan wujud kepedulian sosial terhadap sesama. Di bulan Ramadhan, banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Dengan bersedekah, kita dapat membantu meringankan beban mereka dan membuat mereka merasa bahagia. Ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan empati dan kasih sayang kepada sesama. 4. Menambah Rezeki Allah SWT telah menjanjikan bahwa orang-orang yang bersedekah akan dilipatgandakan rezekinya. Sedekah tidak akan membuat kita miskin, justru akan membuat kita semakin kaya. Banyak orang yang merasakan bahwa setelah mereka bersedekah, rezeki mereka justru semakin lancar dan melimpah. 5. Pahala yang Berlipat Ganda Setiap amal kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya, termasuk sedekah. Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya. Dengan bersedekah, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan batin. Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Riza Fatmahira Editor: M. Sahal
BERITA02/03/2025 | AdminS
Kapan Waktu Membayar Fidyah?
Kapan Waktu Membayar Fidyah?
Fidyah dapat dibayarkan pada beberapa waktu, dan berikut adalah penjelasan mengenai kapan sebaiknya fidyah dibayarkan, sebagai berikut: 1. Sebelum Ramadan Fidyah dapat dibayarkan sebelum bulan Ramadan jika seseorang sudah mengetahui bahwa mereka tidak akan mampu berpuasa. Ini memberikan kesempatan untuk menyiapkan makanan bagi orang-orang yang membutuhkan. 2. Saat Ramadan Fidyah juga dapat dibayarkan selama bulan Ramadan, terutama jika seseorang tidak dapat berpuasa pada hari-hari tertentu. Dalam hal ini, fidyah dapat dibayarkan setiap kali puasa yang ditinggalkan. 3. Setelah Ramadan Jika fidyah belum dibayarkan selama bulan Ramadan, maka sebaiknya segera dibayarkan setelah bulan Ramadan berakhir. Ini penting untuk memastikan bahwa kewajiban tersebut dipenuhi. Sumber hukum mengenai fidyah dan waktu pembayarannya tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Quran, tetapi dapat ditemukan dalam beberapa hadits dan pendapat ulama, salah satu hadits yang relevan adalah: Hadits dari Ibn Abbas: “Fidyah adalah memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan." (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam konteks ini, para ulama sepakat bahwa fidyah sebaiknya dibayarkan secepat mungkin setelah mengetahui bahwa puasa tidak dapat dilaksanakan, baik sebelum, selama, atau setelah Ramadan, agar dapat membantu mereka yang membutuhkan dengan segera. Membayar fidyah sebaiknya dilakukan secepat mungkin, baik sebelum, selama, atau setelah Ramadan, sesuai dengan kemampuan dan situasi individu. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA02/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Ketentun Fidyah bagi Orang Dewasa dan Anak-anak
Ketentun Fidyah bagi Orang Dewasa dan Anak-anak
Dalam konteks fidyah, tidak ada batasan usia yang secara eksplisit ditetapkan dalam hukum Islam. Namun, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait dengan usia dan kewajiban membayar fidyah: 1. Kewajiban Fidyah a. Orang Dewasa: Kewajiban membayar fidyah berlaku bagi setiap Muslim yang telah baligh (dewasa) dan tidak dapat menjalankan puasa karena alasan tertentu, seperti sakit, usia lanjut, atau kondisi lainnya. b. Anak-anak: Anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan untuk berpuasa, oleh karena itu, mereka juga tidak diwajibkan untuk membayar fidyah. Namun, jika mereka sudah mencapai usia baligh dan tidak dapat berpuasa, maka mereka harus membayar fidyah. 2. Pembayaran Fidyah a. Orang Dewasa: Jika seorang dewasa tidak dapat berpuasa, mereka harus membayar fidyah sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan. Fidyah dapat berupa memberi makan kepada orang miskin atau membayar sejumlah uang yang setara dengan nilai makanan pokok. b. Anak-anak: Karena anak-anak tidak diwajibkan untuk berpuasa, mereka tidak memiliki kewajiban untuk membayar fidyah. Namun, jika seorang anak sudah berpuasa dan tidak dapat menyelesaikannya karena alasan tertentu, maka orang tua atau wali mereka dapat membayar fidyah atas nama anak tersebut, tetapi ini bukanlah kewajiban. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA02/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Lupa Jumlah Hari Tidak Berpuasa untuk Membayar Fidyah? Ini Jawabannya
Lupa Jumlah Hari Tidak Berpuasa untuk Membayar Fidyah? Ini Jawabannya
Jika seseorang lupa jumlah hari puasa yang tidak dilaksanakan dan perlu membayar fidyah, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil: 1. Estimasi Jumlah Hari Cobalah untuk mengingat kembali hari-hari yang tidak dapat dipuasa. Pertimbangkan faktor-faktor, seperti sakit, hamil, menyusui, atau alasan lain yang membuat Anda tidak berpuasa. Jika tidak dapat mengingat dengan pasti, buatlah estimasi yang wajar berdasarkan ingatan Anda. Misalnya, jika Anda yakin tidak berpuasa selama dua minggu, Anda dapat memperkirakan sekitar 14 hari. 2. Berkonsultasi Dapat berkonsultasi kepada ahli dalam fidyah, misalnya melalui badan zakat. 3. Menggunakan Pendekatan Terbaik Jika Anda masih ragu, lebih baik untuk mengambil jumlah yang lebih banyak dari estimasi Anda. Misalnya, jika Anda memperkirakan tidak berpuasa selama 10 hari, Anda bisa membayar fidyah untuk 12 atau 15 hari sebagai langkah kehati-hatian. 4. Membayar Fidyah Setelah menentukan jumlah hari yang akan dibayarkan, Anda dapat melanjutkan untuk membayar fidyah sesuai dengan jumlah tersebut. Fidyah dapat berupa memberi makan kepada orang miskin atau membayar sejumlah uang yang setara dengan nilai makanan pokok. Dalam Islam, untuk hal demikian menggunakan prinsip kehati-hatian (ihtiyat) sangat dianjurkan. Jika ada keraguan, lebih baik untuk mengambil langkah yang lebih aman dalam memenuhi kewajiban. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA02/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah: Makna dan Pentingnya dalam Islam
Fidyah: Makna dan Pentingnya dalam Islam
Fidyah: Makna dan Pentingnya dalam Islam Fidyah adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada kompensasi atau tebusan yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Fidyah biasanya berupa makanan atau sedekah yang diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dalam konteks ini, fidyah menjadi salah satu cara untuk menjaga keseimbangan sosial dan membantu mereka yang kurang beruntung. Pengertian Fidyah Secara etimologis, fidyah berasal dari kata "fada" yang berarti menebus atau mengganti. Dalam konteks ibadah puasa, fidyah adalah bentuk pengganti bagi mereka yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, seperti sakit yang berkepanjangan, hamil, menyusui, atau alasan lainnya yang sah menurut syariat Islam. Fidyah dapat diartikan sebagai bentuk tanggung jawab seorang Muslim untuk tetap memenuhi kewajiban ibadah meskipun tidak dapat melaksanakannya secara langsung. Dalam hal ini, fidyah menjadi solusi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa untuk tetap berkontribusi dalam amal ibadah. Dasar Hukum Fidyah Fidyah diatur dalam Al-Qur'an dan Hadis. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang fidyah terdapat dalam Surah Al-Baqarah (2:184): "Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya, ada kewajiban membayar fidyah, yaitu memberi makan kepada orang miskin. Barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya. Dan jika kamu berpuasa itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." Ayat ini menunjukkan bahwa fidyah adalah pilihan bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, dan memberi makan kepada orang miskin adalah bentuk pelaksanaan fidyah yang dianjurkan. Pentingnya Fidyah dalam Islam 1. Menjaga Keseimbangan Sosial Fidyah berfungsi untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Dengan memberikan fidyah, seorang Muslim tidak hanya memenuhi kewajiban ibadahnya, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial. Ini menciptakan rasa solidaritas dan kepedulian antar sesama umat manusia. 2. Menunjukkan Rasa Syukur Memberikan fidyah juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Dengan berbagi kepada orang lain, seorang Muslim menunjukkan bahwa ia menghargai rezeki yang dimiliki dan berusaha untuk membantu sesama yang membutuhkan. 3. Memenuhi Kewajiban Ibadah Fidyah menjadi alternatif bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa. Dengan membayar fidyah, seorang Muslim tetap dapat memenuhi kewajiban ibadahnya meskipun dalam keadaan tertentu tidak dapat berpuasa. Ini menunjukkan fleksibilitas dalam syariat Islam yang mengutamakan kemudahan bagi umatnya. 4. Mendorong Amal Kebajikan Fidyah juga mendorong umat Islam untuk lebih aktif dalam melakukan amal kebajikan. Dengan memberikan fidyah, seseorang tidak hanya menebus ketidakmampuannya untuk berpuasa, tetapi juga berkontribusi dalam membantu orang lain, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pahala dan keberkahan dalam hidupnya. Kesimpulan Fidyah merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa di bulan Ramadan. Selain sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, fidyah juga memiliki makna sosial yang mendalam. Dengan memberikan fidyah, seorang Muslim tidak hanya memenuhi kewajiban ibadah, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan melaksanakan fidyah dengan baik, agar dapat meraih keberkahan dan pahala dari Allah. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi
BERITA02/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI
Bolehkah Membayar Fidyah Selain di Bulan Ramadhan?
Bolehkah Membayar Fidyah Selain di Bulan Ramadhan?
Bolehkah Membayar Fidyah Selain di Bulan Ramadhan? Fidyah adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dalam konteks ini, banyak yang bertanya-tanya, "Bolehkah membayar fidyah selain di bulan Ramadhan?" Mari kita bahas lebih dalam mengenai hal ini. Apa Itu Fidyah? Fidyah merupakan pembayaran yang dilakukan oleh seseorang yang tidak mampu berpuasa, baik karena sakit yang berkepanjangan, usia lanjut, atau alasan lainnya yang sah. Fidyah biasanya dibayarkan dalam bentuk makanan atau uang yang setara dengan nilai makanan yang dapat diberikan kepada orang yang membutuhkan. Ketentuan Pembayaran Fidyah Dalam syariat Islam, fidyah dibayarkan sebagai bentuk tanggung jawab bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa. Namun, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan: Waktu Pembayaran: Fidyah sebaiknya dibayarkan setelah bulan Ramadhan berakhir. Hal ini karena fidyah merupakan pengganti puasa yang tidak dilaksanakan selama bulan suci tersebut. Bentuk Pembayaran: Fidyah dapat dibayarkan dalam bentuk makanan atau uang. Namun, disarankan untuk memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan, sesuai dengan ajaran Islam. Kepentingan Sosial: Pembayaran fidyah juga memiliki tujuan sosial, yaitu membantu mereka yang kurang mampu. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa fidyah yang dibayarkan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan. Bolehkah Membayar Fidyah Selain di Bulan Ramadhan? Mengenai pertanyaan apakah fidyah boleh dibayar selain di bulan Ramadhan, jawabannya adalah ya, tetapi dengan beberapa catatan. Fidyah seharusnya dibayarkan setelah bulan Ramadhan, namun jika seseorang memiliki alasan yang kuat dan tidak dapat menunggu hingga bulan Ramadhan berikutnya, maka pembayaran fidyah dapat dilakukan lebih awal. Misalnya, seseorang yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa lagi. Ia dapat membayar fidyah sebelum bulan Ramadhan berikutnya, agar tidak menunggu hingga bulan suci tiba. Namun, sebaiknya ia berkonsultasi dengan ulama atau orang yang berkompeten dalam masalah ini untuk mendapatkan panduan yang tepat. Kesimpulan Fidyah adalah kewajiban bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Meskipun sebaiknya dibayarkan setelah bulan Ramadhan, ada kemungkinan untuk membayar fidyah lebih awal jika ada alasan yang kuat. Penting untuk selalu merujuk kepada ajaran Islam dan berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten dalam hal ini. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian sosial terhadap sesama. Mari kita tunaikan fidyah kita dengan sebaik-baiknya, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan tersebut. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi
BERITA02/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI
Kenapa Pembayaran Fidyah Harus di Bulan Ramadhan?
Kenapa Pembayaran Fidyah Harus di Bulan Ramadhan?
Kenapa Pembayaran Fidyah Harus di Bulan Ramadhan? Fidyah adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh umat Islam bagi mereka yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pembayaran fidyah ini memiliki makna dan tujuan yang mendalam dalam konteks ibadah dan sosial. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa pembayaran fidyah harus dilakukan di bulan Ramadhan. Pengertian Fidyah Fidyah berasal dari kata "fida" yang berarti tebusan. Dalam konteks puasa, fidyah adalah makanan atau uang yang diberikan sebagai pengganti bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, baik karena sakit, usia lanjut, atau alasan lainnya. Fidyah bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan dan menjaga solidaritas sosial di antara umat Islam. Kewajiban Pembayaran Fidyah Menjaga Ketaatan: Pembayaran fidyah di bulan Ramadhan menunjukkan ketaatan seorang Muslim terhadap perintah Allah. Meskipun tidak dapat berpuasa, mereka tetap berusaha untuk memenuhi kewajiban agama dengan cara lain. Bulan Penuh Berkah: Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Dengan membayar fidyah di bulan ini, seorang Muslim dapat merasakan manfaat spiritual dan pahala yang lebih besar. Ini adalah waktu yang tepat untuk beramal dan berbagi dengan sesama. Membantu Sesama: Fidyah yang dibayarkan akan digunakan untuk membantu mereka yang kurang mampu. Dengan memberikan fidyah, seorang Muslim berkontribusi dalam mengurangi beban orang lain, terutama di bulan yang suci ini. Mengganti Kewajiban Puasa: Bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, fidyah menjadi pengganti yang sah. Dengan membayar fidyah, mereka menunjukkan rasa tanggung jawab atas kewajiban yang tidak dapat dilaksanakan. Kesimpulan Pembayaran fidyah di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian dan solidaritas sosial. Dengan memahami pentingnya fidyah, kita dapat lebih menghargai bulan suci ini dan berusaha untuk berbagi dengan sesama. Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, sangat dianjurkan untuk membayar fidyah di bulan Ramadhan agar dapat meraih berkah dan pahala yang berlipat ganda. Dengan demikian, fidyah bukan hanya sekadar tebusan, tetapi juga merupakan wujud kasih sayang dan kepedulian kita terhadap sesama umat Islam. Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk beramal dan berbagi, serta memenuhi kewajiban fidyah dengan sebaik-baiknya. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi
BERITA02/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI
Apa itu Sedekah Sampah? Memahami Konsep dan Manfaatnya
Apa itu Sedekah Sampah? Memahami Konsep dan Manfaatnya
Di tengah kesibukan dan tantangan lingkungan yang semakin kompleks, muncul sebuah gerakan sosial yang menarik perhatian banyak orang, yaitu sedekah sampah. Konsep ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu sedekah sampah, bagaimana cara kerjanya, serta manfaat yang dapat diperoleh dari praktik ini. Apa Itu Sedekah Sampah? Sedekah sampah adalah sebuah inisiatif yang mengajak individu atau kelompok untuk menyumbangkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, seperti botol plastik, kertas, atau barang bekas lainnya. Konsep ini berakar dari prinsip sedekah dalam agama, di mana seseorang memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam hal ini, sampah yang disumbangkan akan dikelola dan dijadikan sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali. Gerakan sedekah sampah bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Dengan menyumbangkan sampah, individu tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Cara Kerja Sedekah Sampah Praktik sedekah sampah dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Pertama, individu atau kelompok dapat mengumpulkan sampah yang masih memiliki nilai, seperti botol plastik, kertas, atau barang bekas lainnya. Setelah itu, sampah tersebut dapat diserahkan kepada lembaga atau komunitas yang mengelola sedekah sampah. Lembaga atau komunitas ini akan mengolah sampah yang diterima, baik dengan cara mendaur ulang atau menjualnya kepada pihak yang membutuhkan. Hasil dari penjualan sampah tersebut kemudian dapat digunakan untuk berbagai kegiatan sosial, seperti membantu anak-anak kurang mampu, mendukung pendidikan, atau kegiatan kemanusiaan lainnya. Manfaat Sedekah Sampah Mengurangi Limbah Salah satu manfaat utama dari sedekah sampah adalah mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Dengan menyumbangkan sampah yang masih memiliki nilai, kita dapat membantu mengurangi beban TPA dan mencegah pencemaran lingkungan. Hal ini sangat penting mengingat semakin banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Sedekah sampah juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Melalui gerakan ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memahami dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik. Memberdayakan Masyarakat Dengan adanya sedekah sampah, masyarakat dapat diberdayakan melalui berbagai program yang diadakan oleh lembaga atau komunitas. Misalnya, pelatihan tentang daur ulang, pengelolaan sampah, atau kewirausahaan. Hal ini dapat membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menciptakan Kegiatan Sosial Hasil dari sedekah sampah dapat digunakan untuk berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Misalnya, dana yang diperoleh dari penjualan sampah dapat digunakan untuk membantu anak-anak kurang mampu, memberikan beasiswa, atau mendukung kegiatan kemanusiaan lainnya. Membangun Rasa Kebersamaan Sedekah sampah juga dapat membangun rasa kebersamaan di antara anggota masyarakat. Dengan berpartisipasi dalam gerakan ini, individu dapat saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Sedekah sampah adalah sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam pengelolaan limbah dengan cara yang positif. Melalui praktik ini, kita tidak hanya dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan kegiatan sosial yang bermanfaat. Dengan memahami konsep dan manfaat sedekah sampah, diharapkan lebih banyak orang yang tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan ini demi masa depan yang lebih baik. Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Riza Fatmahira Editor: M. Sahal
BERITA02/03/2025 | AdminS
Apakah Fidyah Bisa Digantikan dengan Sedekah? Ini Jawabannya
Apakah Fidyah Bisa Digantikan dengan Sedekah? Ini Jawabannya
Fidyah adalah kompensasi yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan puasa Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit atau perjalanan jauh. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah fidyah bisa digantikan dengan sedekah. Untuk menjawabnya, penting untuk memahami perbedaan antara fidyah dan sedekah. Fidyah memiliki hukum dan ketentuan yang jelas dalam Islam, di mana pembayaran fidyah harus dilakukan dalam bentuk makanan pokok atau uang yang setara dengan nilai makanan tersebut. Sedekah, di sisi lain, adalah amal yang bersifat sukarela dan tidak terikat pada ketentuan tertentu. Meskipun sedekah adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam, fidyah tidak dapat digantikan dengan sedekah. Fidyah adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh mereka yang tidak dapat berpuasa, sedangkan sedekah adalah bentuk ibadah yang dapat dilakukan kapan saja dan dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, penting untuk membayar fidyah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, fidyah dan sedekah memiliki peran masing-masing dalam kehidupan seorang Muslim, dan keduanya tidak dapat saling menggantikan.
BERITA01/03/2025 | Putri Khodijah
Fidyah untuk Ibu Hamil dan Menyusui: Wajib atau Tidak?
Fidyah untuk Ibu Hamil dan Menyusui: Wajib atau Tidak?
Fidyah adalah kompensasi yang dibayarkan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa. Dalam konteks ibu hamil dan menyusui, muncul pertanyaan apakah mereka wajib membayar fidyah jika tidak dapat berpuasa. Fidyah Ibu Hamil Ibu hamil yang khawatir akan kesehatan janin atau dirinya sendiri saat berpuasa diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Dalam hal ini, fidyah ibu hamil menjadi pilihan. Mereka dapat membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan, terutama jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk berpuasa di bulan Ramadan. Fidyah Ibu Menyusui Demikian pula, ibu menyusui yang merasa tidak mampu berpuasa karena khawatir akan produksi ASI atau kesehatan bayi juga dapat membayar fidyah. Fidyah ibu menyusui berfungsi sebagai bentuk tanggung jawab untuk mengganti puasa yang tidak dilaksanakan. Kesimpulan Baik ibu hamil maupun menyusui, jika tidak dapat berpuasa, dianjurkan untuk membayar fidyah. Hal ini sesuai dengan prinsip kemudahan dalam Islam. Pembayaran fidyah dapat dilakukan dalam bentuk makanan pokok atau uang yang setara. Dengan demikian, mereka tetap dapat memenuhi kewajiban agama sambil menjaga kesehatan diri dan anak.
BERITA01/03/2025 | Putri Khodijah
Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan: Lebih dari Sekadar Kebaikan
Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan: Lebih dari Sekadar Kebaikan
Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai bulan puasa, Ramadhan juga merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan amal ibadah, salah satunya melalui sedekah. Sedekah tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga membawa banyak kebaikan bagi pemberi. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai manfaat sedekah di bulan Ramadhan yang lebih dari sekadar kebaikan. 1. Meningkatkan Kualitas Spiritual Sedekah di bulan Ramadhan dapat meningkatkan kualitas spiritual seseorang. Dengan memberikan sedekah, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah. Hal ini juga membantu kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah berjanji akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang bersedekah, terutama di bulan suci ini. 2. Membantu Meringankan Beban Sesama Salah satu tujuan utama sedekah adalah untuk membantu meringankan beban orang lain. Di bulan Ramadhan, banyak orang yang membutuhkan bantuan, terutama mereka yang kurang mampu. Dengan memberikan sedekah, kita dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan pakaian. Ini adalah bentuk kepedulian sosial yang sangat penting dalam masyarakat. 3. Membangun Rasa Empati dan Kepedulian Sedekah juga dapat membangun rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Ketika kita melihat orang lain yang membutuhkan, kita akan lebih menghargai apa yang kita miliki. Rasa empati ini dapat mendorong kita untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Rasa empati dan kepedulian sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling mendukung. 4. Menjadi Sarana untuk Berbagi Kebahagiaan Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berbagi kebahagiaan. Dengan memberikan sedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga menyebarkan kebahagiaan. Senyuman dan ucapan terima kasih dari penerima sedekah adalah bentuk kebahagiaan yang tidak ternilai. Ini juga dapat memberikan kepuasan batin bagi pemberi, yang merasa telah berkontribusi dalam membuat hidup orang lain lebih baik. 5. Meningkatkan Kesehatan Mental Beramal dan bersedekah dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mental kita. Ketika kita melakukan kebaikan, otak kita melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Di bulan Ramadhan, saat kita berpuasa dan berfokus pada ibadah, sedekah dapat menjadi cara yang efektif untuk menjaga keseimbangan emosional dan mental kita. Kesimpulan Sedekah di bulan Ramadhan memiliki banyak manfaat yang lebih dari sekadar kebaikan. Dari meningkatkan kualitas spiritual hingga membantu meringankan beban sesama, sedekah adalah bentuk amal yang sangat berharga. Dengan berbagi kebahagiaan dan membangun rasa empati, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperbaiki diri kita sendiri. Mari kita manfaatkan bulan suci ini untuk beramal dan bersedekah, sehingga kita dapat meraih berkah dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Shifa Idri Hudannaya Editor: M. Sahal
BERITA01/03/2025 | AdminS
Bagaimana Cara Menyalurkan Fidyah dengan Benar?
Bagaimana Cara Menyalurkan Fidyah dengan Benar?
Fidyah adalah bentuk kompensasi yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit atau perjalanan jauh. Menyalurkan fidyah dengan benar sangat penting agar ibadah ini diterima dan bermanfaat bagi yang membutuhkan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyalurkan fidyah dengan benar. 1. Menentukan Jumlah Fidyah Tentukan jumlah fidyah berdasarkan hari puasa yang ditinggalkan. Setiap hari puasa yang tidak dilaksanakan setara dengan satu fidyah. 2. Memilih Jenis Makanan Fidyah dapat disalurkan dalam bentuk makanan pokok, seperti beras atau kurma, atau dalam bentuk uang yang setara dengan nilai makanan tersebut. 3. Menyalurkan Fidyah Fidyah dapat disalurkan langsung kepada orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, atau melalui lembaga sosial yang terpercaya. Pastikan lembaga tersebut transparan dalam pengelolaan dana. 4. Niat dan Doa Saat menyalurkan fidyah, niatkan dalam hati sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menyalurkan fidyah dengan benar dan mendapatkan keberkahan dari Allah. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menyalurkan fidyah dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam. Menyalurkan fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian sosial yang dapat membantu meringankan beban orang lain. Editor M. Kausari Kaidani
BERITA01/03/2025 | Putri Khodijah
Puasa Bukan Sekadar Lapar: Hikmah Kesehatan dan Mental yang Tersembunyi
Puasa Bukan Sekadar Lapar: Hikmah Kesehatan dan Mental yang Tersembunyi
Puasa adalah salah satu ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam selama bulan Ramadhan. Namun, puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus dari fajar hingga maghrib. Di balik praktik puasa, terdapat berbagai hikmah kesehatan dan mental yang sangat berharga. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang manfaat puasa bagi kesehatan fisik dan mental, serta dalil-dalil yang mendasarinya. 1. Pengertian Puasa Puasa dalam konteks Islam adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain itu, puasa juga mencakup pengendalian diri dari perbuatan yang tidak baik, seperti berkata kasar, berbohong, dan berbuat dosa lainnya. Puasa merupakan bentuk ibadah yang memiliki tujuan spiritual, tetapi juga memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan fisik dan mental. 2. Hikmah Kesehatan dari Puasa 2.1. Detoksifikasi Tubuh Salah satu manfaat kesehatan yang paling jelas dari puasa adalah proses detoksifikasi. Selama puasa, tubuh memiliki kesempatan untuk membersihkan diri dari racun dan zat-zat berbahaya. Ketika kita tidak mengonsumsi makanan, tubuh mulai menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi. Proses ini membantu mengeluarkan racun yang terakumulasi dalam tubuh. 2.2. Menurunkan Berat Badan Puasa dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara yang sehat. Dengan mengurangi asupan kalori selama bulan Ramadhan, banyak orang mengalami penurunan berat badan. Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga membantu dalam pembakaran lemak. 2.3. Meningkatkan Kesehatan Jantung Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan jantung. Puasa dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Selain itu, puasa juga dapat menurunkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. 2.4. Meningkatkan Fungsi Otak Puasa juga memiliki dampak positif pada kesehatan otak. Selama puasa, tubuh memproduksi protein yang disebut brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yang berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel otak. Peningkatan kadar BDNF dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif. 2.5. Meningkatkan Sistem Imun Puasa dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Selama puasa, tubuh mengalami stres yang moderat, yang dapat merangsang produksi sel-sel imun. Ini membantu tubuh menjadi lebih kuat dalam melawan infeksi dan penyakit. 3. Hikmah Mental dari Puasa 3.1. Meningkatkan Disiplin Diri Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginan. Dengan menahan diri dari makanan dan minuman, kita belajar untuk lebih disiplin dalam berbagai aspek kehidupan. Disiplin diri ini dapat diterapkan dalam pekerjaan, studi, dan hubungan sosial. 3.2. Meningkatkan Empati dan Kepedulian Dengan merasakan lapar dan haus, kita diingatkan akan kondisi orang-orang yang kurang beruntung. Puasa mendorong kita untuk lebih peduli dan berempati terhadap sesama, serta meningkatkan semangat berbagi melalui sedekah dan zakat. Ini membantu membangun rasa solidaritas dalam masyarakat. 3.3. Meningkatkan Kualitas Ibadah Puasa adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah. Dengan menahan diri dari hal-hal yang tidak baik, kita dapat lebih fokus dalam beribadah, seperti salat, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Ini membantu kita mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat iman. 3.4. Meningkatkan Kesehatan Mental Puasa juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Dengan mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan jiwa, puasa membantu kita merasa lebih bahagia dan puas. Selain itu, puasa juga dapat membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan. 4. Dalil yang Mendasari Puasa Beberapa dalil yang mendasari pentingnya puasa dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya antara lain: 4.1. Al-Qur'an Surah Al-Baqarah (2:183) "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah sarana untuk mencapai ketakwaan, yang merupakan tujuan utama dari ibadah puasa. 4.2. Hadis Nabi Muhammad SAW "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa puasa adalah waktu untuk mendapatkan ampunan dan mereset jiwa dari dosa-dosa. 4.3. Hadis tentang Kesehatan Rasulullah SAW bersabda, "Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat." (HR. Ibn Majah). Hadis ini menunjukkan bahwa puasa memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. 5. Kesimpulan Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi merupakan ibadah yang memiliki banyak hikmah kesehatan dan mental. Dari detoksifikasi tubuh hingga peningkatan disiplin diri, puasa memberikan manfaat yang sangat berharga bagi kehidupan kita. Dengan memahami dan menghayati hikmah-hikmah ini, kita dapat menjalani puasa dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat maksimal dari ibadah ini. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri
BERITA01/03/2025 | Ashifuddin Fikri
Membakar Sampah Dosa di Bulan Ramadhan
Membakar Sampah Dosa di Bulan Ramadhan
Manusia sebagai makhluk Allah dan khalifah di muka bumi setiap harinya menghasilkan sampah fisik bagi lingkungan melalui aktivitasnya yang beraneka ragam. Sampah ini pun menimbulkan dampak masalah bagi umat manusia jika tidak ditangani dengan baik. Sebagaimana pentingnya pengelolaan limbah sampah secara fisik, manusia juga membutuhkan pengelolaan yang baik bagi jiwa dan hati agar bersih dan suci dari dosa yang mengotori. Pembersihan jiwa ini sejalan dengan karunia Allah berupa bulan Ramadhan. Akar kata Ramadhan menurut Ensiklopedia Islam (2002) berasal dari kata “ramidha” yang bermakna “panas” atau “terik”. Hal ini juga bermakna Ramadhan “memanaskan” atau “membakar” dosa-dosa sehingga dikenal sebagai bulan suci karena “membersihkan” atau “mensucikan” jiwa dari dosa-dosa. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Quran pada Surah Al Baqarah ayat 183-185 yang menjelaskan pentingnya puasa Ramadhan bagi pengampunan dosa. Begitu pula, hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari) Bagaimana cara membakar sampah hati berupa dosa-dosa di Bulan Ramadhan? Pertama, berpuasa dengan ikhlas lillahi ta’ala untuk menahan diri dari hawa nafsu dan segala yang membatalkan puasa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang berpuasa dengan iman dan kesungguhan karena mengharap pahala dan ampunan Allah. Kedua, membaca Al-Quran dapat membakar dosa-dosa yang telah dilakukan Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, "Ketika seorang hamba mengkhatamkan Al-Qur'an, maka di penghujung khatamnya, sebanyak 60 ribu malaikat akan memohonkan ampun untuknya" (HR. ad-Dailami). Ketiga, mengerjakan amal shalih "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat" (QS. Hud: 114) Keempat, mohon ampun (bertaubat) kepada Allah “Barang siapa yang memohon ampun kebada Allah, maka Allah akan mengampuninya, meskipun dosanya seperti buih di laut.” (HR. Bukhari) Kelima, bersedekah di Bulan Ramadhan “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi) *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyitoh
BERITA01/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh
Pengganti Puasa dengan Fidyah
Pengganti Puasa dengan Fidyah
Fidyah adalah denda yang dibayarkan oleh seorang Muslim yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa, baik karena sakit, usia lanjut, atau alasan lain yang sah. Dalam konteks Islam, fidyah berfungsi sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilaksanakan. Menurut figh, fidyah dibayarkan dengan memberikan makanan pokok kepada fakir miskin, dengan besaran satu mud (sekitar 0.7 kg) untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Fidyah menjadi solusi bagi mereka yang tidak mampu mengganti puasa di kemudian hari. Pembayaran fidyah dapat dilakukan secara langsung kepada orang yang membutuhkan atau melalui lembaga zakat. Hal ini tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga membantu meringankan beban orang lain. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan barangsiapa yang tidak mampu berpuasa, maka (wajib baginya) memberi makan orang miskin." (QS. Al-Baqarah: 184). Dengan membayar fidyah, seorang Muslim tetap dapat berkontribusi dalam membantu sesama. Sumber: 1. Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: 184 2. Buku Fiqh Islam, oleh Dr. Wahbah al-Zuhaili Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA01/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Bagaimana Cara Membayar Fidyah?
Bagaimana Cara Membayar Fidyah?
Fidyah adalah kewajiban bagi Muslim yang tidak dapat menjalankan puasa karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut. Fidyah merupakan bentuk tanggung jawab seorang Muslim untuk memenuhi kewajiban ibadah puasa. Dengan membayar fidyah, seseorang tetap dapat menjalankan perintah Allah meskipun tidak dapat berpuasa. Pembayaran fidyah bertujuan untuk membantu orang miskin dan sebagai pengganti puasa yang terlewat. Berikut adalah langkah-langkah dalam membayar fidyah, yaitu: 1. Menentukan jumlah hari puasa yang ditinggalkan: Hitung berapa hari puasa yang tidak dapat dilaksanakan. 2. Menghitung besaran fidyah: Fidyah dibayarkan dengan memberikan makanan pokok, seperti beras atau gandum, sebanyak satu mud (sekitar 0.7 kg) untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. 3. Memberikan makanan kepada fakir miskin: Fidyah dapat disalurkan langsung kepada orang yang membutuhkan atau melalui lembaga zakat yang terpercaya. 4. Niat dan doa: Saat membayar fidyah, penting untuk niat yang tulus dan berdoa agar amal diterima. Sumber: 1. Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: 184 2. Buku Fiqh Islam, oleh Dr. Wahbah al-Zuhaili Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA01/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah Dapat Dianggap Tidak Sah? Ini Solusinya
Fidyah Dapat Dianggap Tidak Sah? Ini Solusinya
Fidyah adalah kewajiban bagi Muslim yang tidak dapat menjalankan puasa karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut. Namun, ada kalanya pembayaran fidyah dianggap tidak sah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa fidyah bisa dianggap tidak sah, yaitu: 1. Niat yang tidak ikhlas; 2. Tidak memenuhi syarat kelayakan; 3. Memberikan makanan tidak sesuai; 4. Tidak menyalurkan kepada yang berhak menerima; dan 5. Pembayaran yang tidak tepat waktu (tidak menunda). Solusi untuk terhindar dari fidyah yang dianggap tidak sah, yaitu: 1. Memilih Badan Zakat yang terpercaya: Membayar fidyah melalui badan zakat yang terpercaya, dapat memastikan bahwa fidyah akan disalurkan kepada yang berhak. 2. Penyaluran yang tepat: Badan zakat memiliki data dan informasi tentang fakir miskin yang berhak menerima fidyah. 3. Kepatuhan terhadap syarat dan ketentuan: Badan zakat umumnya memahami syarat dan ketentuan yang berlaku dalam pembayaran fidyah. 4. Dokumentasi dan akuntabititas: Dengan membayar fidyah melalui badan zakat, biasanya akan mendapatkan bukti pembayaran atau dokumentasi. 5. Konsultasi dan nasihat: Badan zakat juga menyediakan layanan konsultasi untuk membantu memahami lebih lanjut tentang fidyah dan kewajiban lainnya. Sumber: 1. Fatwa MUI tentang Fidyah dan Zakat 2. Buku Fiqh Islam, oleh Dr. Wahbah al-Zuhaili Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani
BERITA01/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Asal Usul Zakat, Macamnya, dan Pengertiannya
Asal Usul Zakat, Macamnya, dan Pengertiannya
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan umat Muslim. Secara etimologis, kata "zakat" berasal dari bahasa Arab yang berarti "membersihkan" atau "tumbuh". Dalam konteks syariat, zakat diartikan sebagai harta yang dikeluarkan oleh seorang Muslim untuk diberikan kepada yang berhak, dengan tujuan untuk membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir serta menumbuhkan rasa kepedulian sosial. Zakat memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam, di mana Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk menunaikannya sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada-Nya. Asal usul zakat dapat ditelusuri kembali ke masa awal Islam, di mana Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya zakat sebagai salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan sosial. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, agar kamu diberi rahmat" (QS. Al-Imran: 132). Ayat ini menunjukkan bahwa zakat adalah bagian integral dari praktik keagamaan yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Dalam konteks sejarah, zakat telah menjadi salah satu pilar utama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera, di mana setiap individu memiliki tanggung jawab untuk membantu sesama. Zakat terbagi menjadi beberapa jenis, yang paling umum adalah zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim menjelang Idul Fitri, sebagai bentuk pembersihan diri dan harta sebelum merayakan hari kemenangan. Zakat fitrah ini biasanya berupa makanan pokok, seperti beras, yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Sementara itu, zakat mal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta yang dimiliki, seperti uang, emas, perak, dan hasil pertanian, yang telah mencapai nisab atau batas minimum yang ditentukan. Nisab zakat mal berbeda-beda tergantung pada jenis harta yang dimiliki, dan umumnya ditetapkan sebesar 2,5% dari total harta yang dimiliki selama satu tahun. Dalam pelaksanaannya, zakat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai instrumen untuk menciptakan keadilan sosial. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan membantu mereka yang kurang mampu. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengajarkan bahwa harta yang dimiliki bukanlah semata-mata milik individu, melainkan juga memiliki hak orang lain, terutama mereka yang membutuhkan. Dalam hal ini, zakat berfungsi sebagai jembatan antara yang kaya dan yang miskin, menciptakan solidaritas dan kepedulian di antara anggota masyarakat. Zakat juga memiliki dampak positif bagi masyarakat. Dengan adanya zakat, distribusi kekayaan dapat lebih merata, sehingga mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membiayai berbagai program sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam konteks ini, zakat berperan sebagai alat pemberdayaan masyarakat, di mana dana zakat dapat dialokasikan untuk proyek-proyek yang memberikan manfaat jangka panjang bagi penerima zakat. Dalam konteks modern, zakat semakin mendapat perhatian sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Banyak lembaga zakat yang berupaya untuk mengelola dan mendistribusikan zakat secara profesional, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Dengan demikian, zakat tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Lembaga-lembaga ini sering kali menggunakan teknologi untuk mempermudah proses pengumpulan dan distribusi zakat, sehingga lebih banyak orang dapat terlibat dalam kegiatan ini. Secara keseluruhan, zakat adalah ibadah yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan umat Islam. Dengan memahami asal usul, jenis, dan pengertian zakat, diharapkan setiap Muslim dapat menunaikannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, zakat menjadi simbol dari kepedulian dan solidaritas antar sesama, yang merupakan nilai-nilai fundamental dalam ajaran Islam. Lebih jauh lagi, zakat juga mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dan saling membantu. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dalam komunitas kita. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung, di mana setiap individu merasa diperhatikan dan dihargai. Dalam konteks spiritual, zakat juga memiliki dampak yang signifikan terhadap jiwa seseorang. Dengan memberikan sebagian harta kita kepada yang membutuhkan, kita belajar untuk melepaskan keterikatan pada harta dan mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT. Ini membantu kita untuk lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan dan mengingatkan kita akan tanggung jawab kita terhadap sesama. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (QS. At-Taubah: 103). Ayat ini menegaskan bahwa zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga jiwa kita dari sifat-sifat negatif seperti kikir dan egois. Dengan demikian, zakat memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moral umat Muslim. Melalui zakat, kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Ini adalah bagian dari perjalanan spiritual kita sebagai seorang Muslim, di mana kita berusaha untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT melalui amal dan ibadah yang kita lakukan. Akhirnya, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan melaksanakan zakat dengan baik. Dengan pengetahuan yang tepat tentang asal usul, jenis, dan pengertian zakat, kita dapat menunaikannya dengan lebih baik dan memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera bagi semua. Mari kita jadikan zakat sebagai bagian integral dari kehidupan kita, sehingga kita dapat meraih keberkahan dan rahmat dari Allah SWT. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakatKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakatKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah
BERITA01/03/2025 | Admin
Hikmah Berzakat Terutama pada Bulan Ramadhan
Hikmah Berzakat Terutama pada Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Selain menahan diri dari makan dan minum, bulan suci ini juga menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan amal ibadah, termasuk menunaikan zakat. Hikmah berzakat pada bulan Ramadhan sangatlah besar, baik dari segi spiritual maupun sosial. Salah satu hikmah utama dari berzakat di bulan Ramadhan adalah untuk membersihkan harta dan jiwa. Dalam Islam, zakat dianggap sebagai pembersih harta, yang membantu seorang Muslim untuk terhindar dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Dengan menunaikan zakat, seseorang diingatkan akan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Hal ini sejalan dengan semangat Ramadhan yang mengajarkan umat Muslim untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini, zakat berfungsi sebagai pengingat bahwa harta yang dimiliki bukanlah semata-mata milik pribadi, melainkan juga memiliki hak orang lain. Selain itu, berzakat di bulan Ramadhan juga merupakan bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dalam keadaan berpuasa, umat Muslim diingatkan akan penderitaan yang dialami oleh mereka yang hidup dalam kemiskinan. Dengan menunaikan zakat, seseorang dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin karena telah berkontribusi dalam membantu sesama. Allah SWT berfirman, "Dan apa saja harta yang baik yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 273). Ayat ini menegaskan bahwa setiap amal baik, termasuk zakat, akan dicatat dan mendapatkan balasan dari Allah. Dengan demikian, berzakat di bulan Ramadhan menjadi sarana untuk mengekspresikan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diterima. Hikmah lain dari berzakat di bulan Ramadhan adalah untuk memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas sosial. Ketika umat Muslim menunaikan zakat, mereka tidak hanya membantu individu atau kelompok tertentu, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis. Zakat dapat digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim, janda, dan orang-orang yang terkena musibah. Dengan demikian, zakat menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar sesama, menciptakan rasa saling peduli dan berbagi. Dalam konteks ini, zakat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi, sehingga tercipta masyarakat yang lebih inklusif. Bulan Ramadhan juga merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya zakat. Banyak lembaga zakat yang mengadakan kampanye dan program khusus selama bulan ini untuk mengajak umat Muslim menunaikan zakat. Dengan adanya program-program tersebut, diharapkan semakin banyak orang yang tergerak untuk berzakat, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang. Selain itu, bulan Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat untuk mengingatkan umat Muslim akan kewajiban zakat, sehingga tidak ada yang terlewatkan dalam menunaikannya. Dalam hal ini, edukasi mengenai zakat menjadi sangat penting, agar setiap individu memahami betapa besar manfaat yang dapat diperoleh dari menunaikan zakat. Dalam konteks sosial, berzakat di bulan Ramadhan dapat membantu mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan zakat yang dikeluarkan, banyak program sosial yang dapat didanai, seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan pangan. Hal ini sangat penting, terutama di bulan Ramadhan, di mana banyak orang yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama saat berbuka puasa. Dengan demikian, zakat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan perubahan sosial yang positif. Lebih jauh lagi, berzakat di bulan Ramadhan juga dapat meningkatkan rasa empati dan kepedulian di kalangan umat Muslim. Ketika seseorang menyaksikan langsung dampak dari zakat yang diberikan, seperti melihat senyuman anak-anak yatim yang menerima bantuan, atau mendengar cerita dari mereka yang terbantu, hal ini akan semakin memperkuat motivasi untuk terus berzakat. Rasa empati ini sangat penting dalam membangun masyarakat yang saling mendukung dan peduli satu sama lain. Dalam konteks ini, zakat menjadi lebih dari sekadar kewajiban, tetapi juga sebuah panggilan untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Secara keseluruhan, hikmah berzakat di bulan Ramadhan sangatlah besar. Selain sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, zakat juga berfungsi sebagai sarana untuk membersihkan harta, meningkatkan solidaritas sosial, dan membantu mereka yang membutuhkan. Dengan menunaikan zakat, umat Muslim dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan amal ibadah, termasuk menunaikan zakat dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Dalam rangka memperkuat hikmah berzakat, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berinvestasi dalam kebaikan. Setiap harta yang dikeluarkan sebagai zakat akan kembali kepada kita dalam bentuk keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam hal ini, zakat menjadi salah satu cara untuk meraih ridha Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal ibadah, termasuk zakat. Dengan menunaikan zakat secara rutin dan tepat waktu, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam menjalankan ibadah zakat dan memberikan keberkahan dalam setiap langkah yang kita ambil. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Safanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah ?
BERITA01/03/2025 | Admin
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat