WhatsApp Icon
Zakat dan Keberlanjutan Lingkungan: Membangun Masa Depan yang Ramah Lingkungan

 

 

Di tengah tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, penting bagi kita untuk mencari solusi yang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan zakat sebagai instrumen untuk mendukung inisiatif keberlanjutan lingkungan. Zakat, yang merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, dapat berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

 

Zakat tidak hanya terbatas pada penyaluran kepada individu yang membutuhkan, tetapi juga dapat diarahkan untuk proyek-proyek yang berfokus pada pelestarian lingkungan. Misalnya, dana zakat dapat digunakan untuk program penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi sumber daya alam. Dengan menginvestasikan zakat dalam proyek-proyek ini, kita tidak hanya membantu masyarakat yang kurang beruntung, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan planet kita.

 

Salah satu contoh konkret dari penggunaan zakat untuk keberlanjutan lingkungan adalah program penanaman pohon. Penanaman pohon tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, seperti penyediaan oksigen, perlindungan terhadap erosi tanah, dan peningkatan kualitas tanah. Dengan menggunakan dana zakat untuk mendukung program-program ini, kita dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat.

 

Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk mendukung pendidikan lingkungan. Masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan akan lebih mungkin untuk terlibat dalam praktik-praktik berkelanjutan. Dengan memberikan beasiswa atau dukungan pendidikan kepada individu yang berfokus pada studi lingkungan, zakat dapat membantu menciptakan generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

 

Zakat juga dapat diarahkan untuk mendukung inovasi dan teknologi ramah lingkungan. Dalam era digital ini, banyak solusi teknologi yang dapat membantu mengatasi masalah lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang efisien dan penggunaan energi terbarukan. Dengan menginvestasikan zakat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini, kita dapat menciptakan solusi yang lebih efektif untuk tantangan lingkungan yang kita hadapi.

 

Penting untuk diingat bahwa keberlanjutan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi non-pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap individu. Dengan menyalurkan zakat untuk proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan, kita dapat berkontribusi pada perubahan positif yang lebih luas. 

 

Di Indonesia, lembaga zakat seperti Baznas memiliki peran penting dalam mengelola dan menyalurkan zakat untuk berbagai program sosial, termasuk yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan. Baznas Kota Yogyakarta, misalnya, telah meluncurkan berbagai inisiatif yang menggabungkan zakat dengan upaya pelestarian lingkungan. Dengan dukungan masyarakat, program-program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat.

 

Dengan memanfaatkan zakat sebagai instrumen untuk keberlanjutan lingkungan, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. Mari kita bersama-sama menanam benih kebaikan untuk generasi mendatang melalui zakat yang berfokus pada keberlanjutan.

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

 

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

Penulis: Ummi Kiftiyah

?

05/03/2025 | Kontributor: admin
Perbandingan Zakat dan Pajak dalam Membangun Ekonomi: Dua Pilar untuk Kesejahteraan Bersama

 

 

Zakat dan pajak adalah dua instrumen yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Meskipun keduanya berfungsi untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, terdapat perbedaan mendasar dalam tujuan, mekanisme, dan dampaknya terhadap perekonomian.

Zakat adalah kewajiban agama bagi umat Muslim yang harus dikeluarkan dari harta yang telah mencapai nisab (batas minimum). Tujuan utama zakat adalah untuk membersihkan harta dan membantu mereka yang membutuhkan, seperti fakir, miskin, dan anak yatim. Zakat berfungsi sebagai instrumen redistribusi kekayaan yang dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan penyaluran zakat yang tepat, dana yang terkumpul dapat digunakan untuk program-program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

 

Di sisi lain, pajak adalah kewajiban yang dikenakan oleh pemerintah kepada warganya untuk membiayai pengeluaran publik dan pembangunan infrastruktur. Pajak bersifat wajib dan diatur oleh undang-undang, sehingga setiap individu dan badan usaha yang memenuhi syarat harus membayarnya. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan. Dengan pajak, pemerintah dapat mengumpulkan dana yang besar untuk membangun dan memelihara fasilitas publik yang diperlukan oleh masyarakat.

 

Salah satu perbedaan utama antara zakat dan pajak adalah dalam hal tujuan dan motivasi. Zakat bersifat religius dan moral, di mana umat Muslim diwajibkan untuk memberikan sebagian dari harta mereka sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT. Sementara itu, pajak lebih bersifat administratif dan legal, di mana kewajiban membayar pajak ditetapkan oleh pemerintah untuk kepentingan umum. Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendekatan dan motivasi di baliknya berbeda.

 

Dari segi mekanisme pengumpulan, zakat biasanya dikelola oleh lembaga-lembaga zakat yang terpercaya, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga zakat lainnya. Penyaluran zakat dilakukan secara langsung kepada penerima yang membutuhkan, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih cepat dan langsung. Di sisi lain, pajak dikelola oleh pemerintah dan digunakan untuk berbagai program dan proyek yang lebih luas. Meskipun pajak dapat memberikan dampak jangka panjang, proses pengumpulan dan penyalurannya sering kali lebih lambat dan terikat oleh birokrasi.

 

Dalam konteks pembangunan ekonomi, zakat dan pajak dapat saling melengkapi. Zakat dapat berfungsi sebagai instrumen yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sementara pajak memberikan dukungan yang lebih stabil dan terencana untuk pembangunan infrastruktur dan layanan publik. Dengan mengoptimalkan kedua instrumen ini, kita dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

 

Kesimpulannya, zakat dan pajak memiliki peran yang sangat penting dalam membangun ekonomi. Meskipun keduanya berbeda dalam tujuan, mekanisme, dan dampaknya, keduanya dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, kita dapat memanfaatkan zakat dan pajak secara optimal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.

 

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

 

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

Editor: Ummi Kiftiyah

?

05/03/2025 | Kontributor: admin
Hal-Hal yang Menghalangi Sahnya Fidyah

Hal-Hal yang Menghalangi Sahnya Fidyah

Fidyah merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit atau perjalanan jauh. Namun, ada beberapa hal yang dapat menghalangi sahnya fidyah. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keabsahan fidyah.

1. Niat yang Tidak Jelas

Salah satu syarat sahnya fidyah adalah niat yang tulus dari orang yang memberikan fidyah. Jika seseorang memberikan fidyah tanpa niat yang jelas atau hanya sekadar ikut-ikutan, maka fidyah tersebut bisa dianggap tidak sah. Pentingnya fidyah terletak pada niat yang tulus untuk menggantikan puasa yang ditinggalkan.

2. Tidak Memenuhi Syarat Penerima

Fidyah harus diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin. Jika fidyah diberikan kepada orang yang tidak membutuhkan atau tidak memenuhi syarat sebagai penerima, maka fidyah tersebut tidak sah. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa penerima fidyah adalah orang yang tepat.

3. Tidak Sesuai dengan Ketentuan

Fidyah memiliki ketentuan tertentu, seperti jumlah yang harus diberikan dan jenis makanan yang harus disediakan. Jika fidyah yang diberikan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka fidyah tersebut bisa dianggap tidak sah. Misalnya, jika seseorang memberikan uang sebagai fidyah, padahal seharusnya berupa makanan, maka fidyah tersebut tidak sah.

4. Waktu yang Tidak Tepat

Fidyah harus diberikan pada waktu yang tepat, yaitu setelah seseorang tidak dapat menjalankan puasa. Jika fidyah diberikan sebelum waktu yang ditentukan, maka fidyah tersebut tidak sah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memberikan fidyah.

5. Tidak Mengikuti Prosedur yang Benar

Dalam memberikan fidyah, ada prosedur yang harus diikuti. Jika seseorang tidak mengikuti prosedur yang benar, seperti tidak melaporkan fidyah yang diberikan atau tidak mencatatnya, maka fidyah tersebut bisa dianggap tidak sah. Penting untuk mengikuti prosedur yang ada agar fidyah yang diberikan dapat diterima.

Penulis:

Hubaib Ash Shidqi

Editor:

Hubaib Ash Shidqi

05/03/2025 | Kontributor: HUBAIB ASH SHIDQI
Faedah Zakat: Manfaat yang Tak Terhingga bagi Umat

 

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang memiliki banyak faidah, baik bagi individu yang menunaikannya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim yang mampu, zakat tidak hanya berfungsi sebagai pembersih harta, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai faidah zakat yang penting untuk dipahami.

 

1. Pembersihan Harta dan Jiwa

Salah satu faedah utama zakat adalah membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak baik. Dengan mengeluarkan zakat, kita mensucikan harta yang kita miliki dan menjadikannya berkah. Selain itu, zakat juga membersihkan jiwa dari sifat kikir dan egois, mendorong kita untuk lebih peduli terhadap sesama.

 

2. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Zakat berperan penting dalam mengurangi kesenjangan sosial. Dengan mendistribusikan kekayaan dari yang mampu kepada yang membutuhkan, zakat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penerima zakat, seperti fakir dan miskin, dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan.

 

3. Mendorong Solidaritas dan Kepedulian

Zakat menciptakan rasa solidaritas di antara anggota masyarakat. Ketika kita menunaikan zakat, kita berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil dan sejahtera. Hal ini mendorong masyarakat untuk saling membantu dan peduli terhadap kondisi satu sama lain.

 

4. Mendekatkan Diri kepada Allah

Menunaikan zakat adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah. Dengan melaksanakan kewajiban ini, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan dan meningkatkan keimanan kita. Zakat yang dikeluarkan dengan niat yang tulus akan mendatangkan pahala dan keberkahan dalam hidup.

 

Faedah zakat sangatlah beragam dan memberikan dampak positif bagi individu dan masyarakat. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil. Mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya zakat dan berpartisipasi aktif dalam program-program zakat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua. Zakat adalah wujud nyata dari kepedulian kita terhadap sesama dan investasi untuk masa depan yang lebih baik.

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

 

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

Penulis: Azkia Salsabila

Editor: Ummi Kiftiyah

 

05/03/2025 | Kontributor: admin
Doa dan Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah

 

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang sangat penting, dan menunaikannya dengan niat yang tulus adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan. Sebelum mengeluarkan zakat, penting bagi setiap Muslim untuk memahami doa dan niat yang harus diucapkan. Niat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari setiap ibadah dalam Islam, termasuk zakat. Niat yang tulus menunjukkan kesungguhan hati kita dalam menunaikan kewajiban ini.

 

Niat untuk zakat sebaiknya diucapkan saat akan menyerahkan zakat dan harus ada dalam hati, meskipun boleh juga dilafalkan untuk memperkuat niat tersebut. Selain itu, niat zakat fitrah bervariasi tergantung pada siapa zakat tersebut dikeluarkan, seperti niat zakat fitrah untuk diri sendiri, niat zakat fitrah untuk istri, niat zakat fitrah untuk anak laki-laki, niat zakat fitrah untuk anak perempuan, dan niat zakat fitrah untuk orang yang diwakilkan. Berikut adalah niat zakat fitrah yang dapat diucapkan:

 

  • Untuk diri sendiri:

Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an nafsî fardhan lillaahi ta'alaa

Artinya, "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardhu karena Allah Ta'ala."

  • Niat Zakat Fitrah Mewakili Istri

Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an zaujati fardhan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta'ala."

  • Niat Zakat Fitrah Mewakili Anak laki-laki

Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an waladi (sebutkan nama) fardhan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku (sebutkan nama), fardhu karena Allah Ta'ala,"

  • Niat Zakat Fitrah Mewakili Anak Perempuan

Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an binti (sebutkan nama) fardhan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku (sebutkan nama), fardhu karena Allah Ta'ala,"

  • Niat Zakat Fitrah untuk diri sendiri dan keluarga

Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'anni wa 'an jami'i ma talzamuni nafawatuhum fardhan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah utnuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardhu karena Allah Ta'ala,"

  • Niat Zakat Fitrah untuk orang yang diwakilkan

Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an (sebutkan nama) fardhan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk (sebutkan nama spesifik), fardu karena Allah Ta'ala,"

 

Mari kita tunaikan zakat dengan penuh keikhlasan dan harapan, agar setiap amal kita diterima dan memberikan manfaat bagi diri kita dan masyarakat.

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

 

Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id

Penulis: Azkia Salsabila

Editor: Ummi Kiftiyah

 

05/03/2025 | Kontributor: Admin

Berita Terbaru

Zakat dan Keberlanjutan Lingkungan: Membangun Masa Depan yang Ramah Lingkungan
Zakat dan Keberlanjutan Lingkungan: Membangun Masa Depan yang Ramah Lingkungan
Di tengah tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, penting bagi kita untuk mencari solusi yang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan zakat sebagai instrumen untuk mendukung inisiatif keberlanjutan lingkungan. Zakat, yang merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, dapat berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. Zakat tidak hanya terbatas pada penyaluran kepada individu yang membutuhkan, tetapi juga dapat diarahkan untuk proyek-proyek yang berfokus pada pelestarian lingkungan. Misalnya, dana zakat dapat digunakan untuk program penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi sumber daya alam. Dengan menginvestasikan zakat dalam proyek-proyek ini, kita tidak hanya membantu masyarakat yang kurang beruntung, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan planet kita. Salah satu contoh konkret dari penggunaan zakat untuk keberlanjutan lingkungan adalah program penanaman pohon. Penanaman pohon tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, seperti penyediaan oksigen, perlindungan terhadap erosi tanah, dan peningkatan kualitas tanah. Dengan menggunakan dana zakat untuk mendukung program-program ini, kita dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk mendukung pendidikan lingkungan. Masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan akan lebih mungkin untuk terlibat dalam praktik-praktik berkelanjutan. Dengan memberikan beasiswa atau dukungan pendidikan kepada individu yang berfokus pada studi lingkungan, zakat dapat membantu menciptakan generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Zakat juga dapat diarahkan untuk mendukung inovasi dan teknologi ramah lingkungan. Dalam era digital ini, banyak solusi teknologi yang dapat membantu mengatasi masalah lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang efisien dan penggunaan energi terbarukan. Dengan menginvestasikan zakat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini, kita dapat menciptakan solusi yang lebih efektif untuk tantangan lingkungan yang kita hadapi. Penting untuk diingat bahwa keberlanjutan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi non-pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap individu. Dengan menyalurkan zakat untuk proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan, kita dapat berkontribusi pada perubahan positif yang lebih luas. Di Indonesia, lembaga zakat seperti Baznas memiliki peran penting dalam mengelola dan menyalurkan zakat untuk berbagai program sosial, termasuk yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan. Baznas Kota Yogyakarta, misalnya, telah meluncurkan berbagai inisiatif yang menggabungkan zakat dengan upaya pelestarian lingkungan. Dengan dukungan masyarakat, program-program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan memanfaatkan zakat sebagai instrumen untuk keberlanjutan lingkungan, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. Mari kita bersama-sama menanam benih kebaikan untuk generasi mendatang melalui zakat yang berfokus pada keberlanjutan. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Ummi Kiftiyah ?

05/03/2025 | admin

Perbandingan Zakat dan Pajak dalam Membangun Ekonomi: Dua Pilar untuk Kesejahteraan Bersama
Perbandingan Zakat dan Pajak dalam Membangun Ekonomi: Dua Pilar untuk Kesejahteraan Bersama
Zakat dan pajak adalah dua instrumen yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Meskipun keduanya berfungsi untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, terdapat perbedaan mendasar dalam tujuan, mekanisme, dan dampaknya terhadap perekonomian. Zakat adalah kewajiban agama bagi umat Muslim yang harus dikeluarkan dari harta yang telah mencapai nisab (batas minimum). Tujuan utama zakat adalah untuk membersihkan harta dan membantu mereka yang membutuhkan, seperti fakir, miskin, dan anak yatim. Zakat berfungsi sebagai instrumen redistribusi kekayaan yang dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan penyaluran zakat yang tepat, dana yang terkumpul dapat digunakan untuk program-program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Di sisi lain, pajak adalah kewajiban yang dikenakan oleh pemerintah kepada warganya untuk membiayai pengeluaran publik dan pembangunan infrastruktur. Pajak bersifat wajib dan diatur oleh undang-undang, sehingga setiap individu dan badan usaha yang memenuhi syarat harus membayarnya. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan. Dengan pajak, pemerintah dapat mengumpulkan dana yang besar untuk membangun dan memelihara fasilitas publik yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu perbedaan utama antara zakat dan pajak adalah dalam hal tujuan dan motivasi. Zakat bersifat religius dan moral, di mana umat Muslim diwajibkan untuk memberikan sebagian dari harta mereka sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT. Sementara itu, pajak lebih bersifat administratif dan legal, di mana kewajiban membayar pajak ditetapkan oleh pemerintah untuk kepentingan umum. Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendekatan dan motivasi di baliknya berbeda. Dari segi mekanisme pengumpulan, zakat biasanya dikelola oleh lembaga-lembaga zakat yang terpercaya, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga zakat lainnya. Penyaluran zakat dilakukan secara langsung kepada penerima yang membutuhkan, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih cepat dan langsung. Di sisi lain, pajak dikelola oleh pemerintah dan digunakan untuk berbagai program dan proyek yang lebih luas. Meskipun pajak dapat memberikan dampak jangka panjang, proses pengumpulan dan penyalurannya sering kali lebih lambat dan terikat oleh birokrasi. Dalam konteks pembangunan ekonomi, zakat dan pajak dapat saling melengkapi. Zakat dapat berfungsi sebagai instrumen yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sementara pajak memberikan dukungan yang lebih stabil dan terencana untuk pembangunan infrastruktur dan layanan publik. Dengan mengoptimalkan kedua instrumen ini, kita dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kesimpulannya, zakat dan pajak memiliki peran yang sangat penting dalam membangun ekonomi. Meskipun keduanya berbeda dalam tujuan, mekanisme, dan dampaknya, keduanya dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, kita dapat memanfaatkan zakat dan pajak secara optimal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor: Ummi Kiftiyah ?

05/03/2025 | admin

Hal-Hal yang Menghalangi Sahnya Fidyah
Hal-Hal yang Menghalangi Sahnya Fidyah
Hal-Hal yang Menghalangi Sahnya Fidyah Fidyah merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit atau perjalanan jauh. Namun, ada beberapa hal yang dapat menghalangi sahnya fidyah. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keabsahan fidyah. 1. Niat yang Tidak Jelas Salah satu syarat sahnya fidyah adalah niat yang tulus dari orang yang memberikan fidyah. Jika seseorang memberikan fidyah tanpa niat yang jelas atau hanya sekadar ikut-ikutan, maka fidyah tersebut bisa dianggap tidak sah. Pentingnya fidyah terletak pada niat yang tulus untuk menggantikan puasa yang ditinggalkan. 2. Tidak Memenuhi Syarat Penerima Fidyah harus diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin. Jika fidyah diberikan kepada orang yang tidak membutuhkan atau tidak memenuhi syarat sebagai penerima, maka fidyah tersebut tidak sah. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa penerima fidyah adalah orang yang tepat. 3. Tidak Sesuai dengan Ketentuan Fidyah memiliki ketentuan tertentu, seperti jumlah yang harus diberikan dan jenis makanan yang harus disediakan. Jika fidyah yang diberikan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka fidyah tersebut bisa dianggap tidak sah. Misalnya, jika seseorang memberikan uang sebagai fidyah, padahal seharusnya berupa makanan, maka fidyah tersebut tidak sah. 4. Waktu yang Tidak Tepat Fidyah harus diberikan pada waktu yang tepat, yaitu setelah seseorang tidak dapat menjalankan puasa. Jika fidyah diberikan sebelum waktu yang ditentukan, maka fidyah tersebut tidak sah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memberikan fidyah. 5. Tidak Mengikuti Prosedur yang Benar Dalam memberikan fidyah, ada prosedur yang harus diikuti. Jika seseorang tidak mengikuti prosedur yang benar, seperti tidak melaporkan fidyah yang diberikan atau tidak mencatatnya, maka fidyah tersebut bisa dianggap tidak sah. Penting untuk mengikuti prosedur yang ada agar fidyah yang diberikan dapat diterima. Penulis: Hubaib Ash Shidqi Editor: Hubaib Ash Shidqi

05/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI

Faedah Zakat: Manfaat yang Tak Terhingga bagi Umat
Faedah Zakat: Manfaat yang Tak Terhingga bagi Umat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang memiliki banyak faidah, baik bagi individu yang menunaikannya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim yang mampu, zakat tidak hanya berfungsi sebagai pembersih harta, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai faidah zakat yang penting untuk dipahami. 1. Pembersihan Harta dan Jiwa Salah satu faedah utama zakat adalah membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak baik. Dengan mengeluarkan zakat, kita mensucikan harta yang kita miliki dan menjadikannya berkah. Selain itu, zakat juga membersihkan jiwa dari sifat kikir dan egois, mendorong kita untuk lebih peduli terhadap sesama. 2. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Zakat berperan penting dalam mengurangi kesenjangan sosial. Dengan mendistribusikan kekayaan dari yang mampu kepada yang membutuhkan, zakat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penerima zakat, seperti fakir dan miskin, dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. 3. Mendorong Solidaritas dan Kepedulian Zakat menciptakan rasa solidaritas di antara anggota masyarakat. Ketika kita menunaikan zakat, kita berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil dan sejahtera. Hal ini mendorong masyarakat untuk saling membantu dan peduli terhadap kondisi satu sama lain. 4. Mendekatkan Diri kepada Allah Menunaikan zakat adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah. Dengan melaksanakan kewajiban ini, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan dan meningkatkan keimanan kita. Zakat yang dikeluarkan dengan niat yang tulus akan mendatangkan pahala dan keberkahan dalam hidup. Faedah zakat sangatlah beragam dan memberikan dampak positif bagi individu dan masyarakat. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil. Mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya zakat dan berpartisipasi aktif dalam program-program zakat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua. Zakat adalah wujud nyata dari kepedulian kita terhadap sesama dan investasi untuk masa depan yang lebih baik. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Azkia Salsabila Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | admin

Doa dan Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah
Doa dan Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang sangat penting, dan menunaikannya dengan niat yang tulus adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan. Sebelum mengeluarkan zakat, penting bagi setiap Muslim untuk memahami doa dan niat yang harus diucapkan. Niat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari setiap ibadah dalam Islam, termasuk zakat. Niat yang tulus menunjukkan kesungguhan hati kita dalam menunaikan kewajiban ini. Niat untuk zakat sebaiknya diucapkan saat akan menyerahkan zakat dan harus ada dalam hati, meskipun boleh juga dilafalkan untuk memperkuat niat tersebut. Selain itu, niat zakat fitrah bervariasi tergantung pada siapa zakat tersebut dikeluarkan, seperti niat zakat fitrah untuk diri sendiri, niat zakat fitrah untuk istri, niat zakat fitrah untuk anak laki-laki, niat zakat fitrah untuk anak perempuan, dan niat zakat fitrah untuk orang yang diwakilkan. Berikut adalah niat zakat fitrah yang dapat diucapkan: Untuk diri sendiri: Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an nafsî fardhan lillaahi ta'alaa Artinya, "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardhu karena Allah Ta'ala." Niat Zakat Fitrah Mewakili Istri Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an zaujati fardhan lillahi ta'ala Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta'ala." Niat Zakat Fitrah Mewakili Anak laki-laki Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an waladi (sebutkan nama) fardhan lillahi ta'ala Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku (sebutkan nama), fardhu karena Allah Ta'ala," Niat Zakat Fitrah Mewakili Anak Perempuan Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an binti (sebutkan nama) fardhan lillahi ta'ala Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku (sebutkan nama), fardhu karena Allah Ta'ala," Niat Zakat Fitrah untuk diri sendiri dan keluarga Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'anni wa 'an jami'i ma talzamuni nafawatuhum fardhan lillahi ta'ala Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah utnuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardhu karena Allah Ta'ala," Niat Zakat Fitrah untuk orang yang diwakilkan Nawaitu an ukhrija zakatal fitri 'an (sebutkan nama) fardhan lillahi ta'ala Artinya: "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk (sebutkan nama spesifik), fardu karena Allah Ta'ala," Mari kita tunaikan zakat dengan penuh keikhlasan dan harapan, agar setiap amal kita diterima dan memberikan manfaat bagi diri kita dan masyarakat. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Azkia Salsabila Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Zakat dan Investasi Sosial Mengubah Harta Menjadi Berkah
Zakat dan Investasi Sosial Mengubah Harta Menjadi Berkah
Zakat bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga dapat dipandang sebagai bentuk investasi sosial yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial. Dalam konteks ini, zakat berfungsi sebagai alat untuk mengubah harta menjadi berkah yang bermanfaat bagi banyak orang. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan apa saja harta yang baik yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 273). Ayat ini menegaskan bahwa setiap amal baik, termasuk zakat, akan dicatat dan mendapatkan balasan dari Allah. Dengan menyalurkan zakat kepada yang membutuhkan, kita tidak hanya membantu mereka, tetapi juga berinvestasi dalam masa depan yang lebih baik. Zakat dapat digunakan untuk mendanai berbagai program sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Dengan demikian, zakat tidak hanya memberikan bantuan langsung, tetapi juga menciptakan peluang bagi penerima zakat untuk mandiri dan berkontribusi kembali kepada masyarakat. Misalnya, zakat yang dialokasikan untuk pendidikan dapat membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik, sehingga mereka dapat meraih masa depan yang lebih cerah. Lebih jauh lagi, zakat juga dapat berfungsi sebagai stimulus ekonomi. Dengan mendistribusikan zakat kepada mereka yang membutuhkan, kita membantu meningkatkan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengajarkan bahwa harta yang dimiliki bukanlah semata-mata milik individu, melainkan juga memiliki hak orang lain. Akhirnya, penting bagi setiap Muslim untuk menyadari bahwa zakat adalah investasi sosial yang dapat memberikan dampak jangka panjang. Dengan menunaikan zakat secara konsisten dan tepat, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mengubah harta menjadi berkah yang bermanfaat bagi banyak orang. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Mitos dan Fakta Seputar Zakat Memahami Kewajiban dengan Benar
Mitos dan Fakta Seputar Zakat Memahami Kewajiban dengan Benar
Zakat sering kali dikelilingi oleh berbagai mitos dan kesalahpahaman yang dapat menghambat pelaksanaannya. Memahami fakta-fakta yang benar tentang zakat sangat penting agar setiap Muslim dapat menunaikannya dengan tepat dan efektif. Salah satu mitos umum adalah bahwa zakat hanya wajib bagi orang kaya. Faktanya, zakat diwajibkan bagi setiap Muslim yang memiliki harta yang mencapai nisab, tanpa memandang status sosial. Mitos lain yang sering beredar adalah bahwa zakat hanya berupa uang. Sebenarnya, zakat dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk, termasuk makanan, hasil pertanian, dan barang berharga lainnya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (QS. At-Taubah: 103). Ayat ini menunjukkan bahwa zakat dapat berupa berbagai jenis harta yang bermanfaat bagi penerima. Selain itu, ada anggapan bahwa zakat hanya perlu dikeluarkan sekali setahun. Namun, zakat mal harus dikeluarkan setiap tahun setelah harta mencapai haul, sedangkan zakat fitrah dikeluarkan menjelang Idul Fitri. Penting untuk memahami waktu dan jenis zakat yang harus dikeluarkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya. Mitos lain yang perlu diluruskan adalah bahwa zakat tidak memiliki dampak signifikan dalam mengatasi kemiskinan. Faktanya, zakat dapat menjadi alat yang efektif dalam memberdayakan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial. Dengan mendistribusikan zakat secara tepat, kita dapat membantu mereka yang membutuhkan dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan memahami fakta-fakta ini, setiap Muslim diharapkan dapat menunaikan zakat dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Zakat dan Tanggung Jawab Sosial Mengapa Setiap Muslim Harus Peduli
Zakat dan Tanggung Jawab Sosial Mengapa Setiap Muslim Harus Peduli
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peran penting dalam kehidupan umat Muslim. Lebih dari sekadar kewajiban, zakat mencerminkan tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh setiap individu. Dalam konteks ini, zakat bukan hanya tentang memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, tetapi juga tentang membangun solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, agar kamu diberi rahmat" (QS. Al-Imran: 132). Ayat ini menegaskan bahwa zakat adalah bagian integral dari praktik keagamaan yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial dan membantu mereka yang kurang beruntung. Zakat juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadilan sosial. Dalam masyarakat yang sering kali terbelah oleh perbedaan ekonomi, zakat dapat menjadi jembatan yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang. Dengan mendistribusikan kekayaan kepada yang membutuhkan, zakat membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Lebih jauh lagi, zakat mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dan kepedulian. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dalam komunitas kita. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung. Akhirnya, penting bagi setiap Muslim untuk memahami bahwa zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Dengan menunaikan zakat, kita dapat meraih keberkahan dan ridha Allah SWT, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Peran Zakat dalam Mewujudkan Keadilan Sosial di Masyarakat
Peran Zakat dalam Mewujudkan Keadilan Sosial di Masyarakat
Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan keadilan sosial di masyarakat. Dalam konteks ini, zakat bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam distribusi kekayaan. Dengan menunaikan zakat, umat Muslim berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta membantu mereka yang kurang beruntung. Salah satu aspek utama dari zakat adalah bahwa ia berfungsi sebagai redistribusi kekayaan. Dalam masyarakat yang sering kali terjebak dalam siklus ketidakadilan, zakat memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki lebih untuk membantu mereka yang memiliki kurang. Dengan menunaikan zakat, individu tidak hanya membersihkan harta mereka, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (QS. At-Taubah: 103). Ayat ini menegaskan bahwa zakat adalah sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta berkontribusi dalam menciptakan keadilan sosial. Zakat juga berperan dalam meningkatkan solidaritas sosial di antara anggota masyarakat. Ketika individu menunaikan zakat, mereka menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan membangun rasa saling percaya. Hal ini menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara anggota masyarakat, di mana setiap individu merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu satu sama lain. Dengan demikian, zakat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat hubungan sosial di antara anggota masyarakat. Dalam konteks modern, peran zakat dalam mewujudkan keadilan sosial semakin penting. Dengan meningkatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di banyak negara, zakat dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini. Lembaga zakat yang profesional dan transparan dapat mengelola dana zakat dengan baik, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Misalnya, zakat dapat digunakan untuk mendukung program-program sosial yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan pelatihan keterampilan. Namun, tantangan dalam mewujudkan keadilan sosial melalui zakat tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa dana zakat digunakan secara efektif dan tepat sasaran. Oleh karena itu, lembaga zakat perlu memiliki sistem pengelolaan yang transparan dan akuntabel. Dengan demikian, muzakki (pemberi zakat) dapat yakin bahwa dana yang mereka berikan benar-benar digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di samping itu, edukasi tentang zakat dan perannya dalam menciptakan keadilan sosial juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu memahami bahwa zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan sosial yang positif. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya zakat, diharapkan lebih banyak orang yang tergerak untuk menunaikannya dan berpartisipasi dalam upaya menciptakan keadilan sosial. Secara keseluruhan, zakat memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan keadilan sosial di masyarakat. Dengan menunaikan zakat, umat Muslim berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta membantu mereka yang kurang beruntung. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan demikian, zakat dapat menjadi salah satu solusi efektif dalam menciptakan keadilan sosial dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Zakat sebagai Alat Pemberantasan Kemiskinan Strategi dan Implementasi
Zakat sebagai Alat Pemberantasan Kemiskinan Strategi dan Implementasi
Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki potensi besar dalam memberantas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, zakat bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan alat strategis yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial yang mendalam. Dengan pendekatan yang tepat, zakat dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Salah satu strategi utama dalam pemberantasan kemiskinan melalui zakat adalah dengan mengidentifikasi dan memahami kebutuhan masyarakat yang kurang mampu. Lembaga zakat perlu melakukan survei dan analisis untuk mengetahui kelompok mana yang paling membutuhkan bantuan. Dengan data yang akurat, lembaga zakat dapat merancang program-program yang sesuai untuk membantu mereka yang berada dalam kondisi sulit. Misalnya, zakat dapat dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, dan pelatihan keterampilan, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Implementasi zakat sebagai alat pemberantasan kemiskinan juga memerlukan kolaborasi antara lembaga zakat, pemerintah, dan sektor swasta. Kerjasama ini penting untuk menciptakan program-program yang komprehensif dan berkelanjutan. Misalnya, lembaga zakat dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Dengan memberikan beasiswa atau bantuan pendidikan, zakat dapat membantu anak-anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan yang layak, yang pada gilirannya akan meningkatkan peluang mereka di masa depan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) di kalangan masyarakat yang kurang mampu. Dengan memberikan modal usaha atau pelatihan keterampilan, zakat dapat memberdayakan individu untuk menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Dalam hal ini, zakat berfungsi sebagai investasi sosial yang tidak hanya membantu individu, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Penting untuk diingat bahwa zakat tidak hanya berfungsi sebagai bantuan sementara, tetapi juga sebagai sarana untuk menciptakan kemandirian. Dengan memberikan dukungan yang tepat, zakat dapat membantu individu dan keluarga untuk keluar dari siklus kemiskinan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, agar kamu diberi rahmat" (QS. Al-Imran: 132). Ayat ini menunjukkan bahwa zakat adalah bagian integral dari kehidupan sosial yang harus dilaksanakan untuk mencapai kesejahteraan. Namun, tantangan dalam implementasi zakat sebagai alat pemberantasan kemiskinan tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa dana zakat digunakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, lembaga zakat perlu memiliki sistem pengelolaan yang transparan dan akuntabel. Dengan demikian, muzakki (pemberi zakat) dapat yakin bahwa dana yang mereka berikan benar-benar digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di samping itu, edukasi tentang zakat dan perannya dalam pemberantasan kemiskinan juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu memahami bahwa zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan sosial yang positif. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya zakat, diharapkan lebih banyak orang yang tergerak untuk menunaikannya dan berpartisipasi dalam program-program pemberantasan kemiskinan. Secara keseluruhan, zakat memiliki potensi besar sebagai alat pemberantasan kemiskinan. Dengan strategi dan implementasi yang tepat, zakat dapat membantu mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan demikian, zakat dapat menjadi salah satu solusi efektif dalam mengatasi masalah sosial yang mendalam dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Transformasi Zakat di Era Digital Inovasi dalam Pengelolaan dan Distribusi
Transformasi Zakat di Era Digital Inovasi dalam Pengelolaan dan Distribusi
Zakat, sebagai salah satu pilar utama dalam ajaran Islam, telah mengalami transformasi signifikan seiring dengan perkembangan teknologi digital. Di era digital ini, pengelolaan dan distribusi zakat tidak lagi terbatas pada metode tradisional, tetapi telah beradaptasi dengan inovasi yang memudahkan umat Muslim untuk menunaikan kewajiban mereka. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan zakat, tetapi juga memperluas jangkauan dan dampak sosial dari zakat itu sendiri. Salah satu inovasi yang paling mencolok dalam pengelolaan zakat adalah penggunaan platform digital. Banyak lembaga zakat kini menyediakan aplikasi dan situs web yang memungkinkan individu untuk menghitung, membayar, dan mendistribusikan zakat dengan mudah. Dengan hanya beberapa klik, seorang Muslim dapat menunaikan zakat mal atau zakat fitrah tanpa harus pergi ke lokasi fisik. Hal ini sangat penting, terutama di tengah situasi pandemi yang membatasi mobilitas masyarakat. Dengan adanya platform digital, umat Muslim dapat tetap memenuhi kewajiban zakat mereka dengan aman dan nyaman. Selain itu, teknologi digital juga memungkinkan transparansi yang lebih besar dalam pengelolaan zakat. Lembaga zakat yang menggunakan sistem digital dapat memberikan laporan yang jelas dan akurat mengenai penggunaan dana zakat. Ini menciptakan kepercayaan di kalangan masyarakat bahwa zakat yang mereka berikan benar-benar digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (QS. At-Taubah: 103). Ayat ini menegaskan pentingnya pengelolaan zakat yang baik agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Inovasi lain yang muncul dalam pengelolaan zakat adalah penggunaan big data dan analitik. Dengan memanfaatkan data yang tersedia, lembaga zakat dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan bantuan. Ini memungkinkan distribusi zakat yang lebih tepat sasaran, sehingga dana zakat dapat digunakan secara efektif untuk memberdayakan mereka yang benar-benar membutuhkan. Misalnya, analisis data dapat membantu lembaga zakat untuk menentukan daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan merancang program-program yang sesuai untuk membantu masyarakat di daerah tersebut. Di samping itu, media sosial juga memainkan peran penting dalam transformasi zakat. Melalui platform media sosial, lembaga zakat dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya zakat. Kampanye digital yang menarik dapat mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan zakat, baik sebagai muzakki (pemberi zakat) maupun mustahik (penerima zakat). Dengan cara ini, zakat tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga menjadi gerakan sosial yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Namun, meskipun transformasi digital membawa banyak manfaat, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa semua individu, termasuk mereka yang tidak memiliki akses ke teknologi, tetap dapat menunaikan zakat. Oleh karena itu, penting bagi lembaga zakat untuk tetap menyediakan opsi tradisional bagi mereka yang lebih nyaman dengan metode konvensional. Selain itu, edukasi tentang zakat dan cara menunaikannya melalui platform digital juga perlu ditingkatkan agar semua kalangan masyarakat dapat berpartisipasi. Secara keseluruhan, transformasi zakat di era digital menunjukkan bahwa inovasi dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan dan distribusi zakat. Dengan memanfaatkan teknologi, zakat dapat dikelola dengan lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran. Ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat, tetapi juga memperkuat peran zakat sebagai alat untuk menciptakan kesejahteraan sosial. Dengan demikian, diharapkan zakat dapat terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Tunaikan zakat/infaq melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Saffanatussa'idiyah Editor: Ummi Kiftiyah

05/03/2025 | Admin

Mengganti Puasa dengan Fidyah Tradisi yang Perlu Dilestarikan
Mengganti Puasa dengan Fidyah Tradisi yang Perlu Dilestarikan
Fidyah adalah salah satu aspek penting dalam ibadah puasa yang sering kali terabaikan. Dalam konteks Islam, fidyah merupakan pengganti puasa bagi mereka yang tidak mampu menjalankannya karena alasan tertentu, seperti sakit, hamil, atau menyusui. Namun, lebih dari sekadar kewajiban, fidyah adalah tradisi yang perlu dilestarikan dan dipahami dengan baik oleh umat Muslim. Tradisi fidyah memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman bahwa bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, diwajibkan untuk memberi makan orang miskin. Ini menunjukkan bahwa fidyah bukan hanya sekadar pengganti puasa, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Dalam konteks ini, fidyah menjadi jembatan antara individu dan masyarakat, di mana kita dapat berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan. Mengganti puasa dengan fidyah juga mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial. Dalam masyarakat yang semakin modern, sering kali kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan melupakan pentingnya berbagi dengan sesama. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani

05/03/2025 | Putri Khodijah

Fidyah dan Kesehatan Mengapa Kita Harus Memperhatikannya
Fidyah dan Kesehatan Mengapa Kita Harus Memperhatikannya
Fidyah adalah salah satu aspek penting dalam ibadah puasa yang sering kali terabaikan. Ketika seseorang tidak dapat menjalankan puasa karena alasan kesehatan, fidyah menjadi solusi yang ditawarkan dalam syariat Islam. Namun, penting untuk memahami bahwa fidyah tidak hanya sekadar kewajiban, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan, baik bagi individu yang tidak dapat berpuasa maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks kesehatan, puasa memiliki banyak manfaat yang telah dibuktikan oleh berbagai penelitian. Namun, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, seperti orang sakit atau lansia, fidyah menjadi alternatif yang harus diperhatikan. Dengan membayar fidyah, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan masyarakat. Memberikan makanan kepada orang miskin atau menyumbangkan uang untuk fidyah dapat membantu mereka yang membutuhkan, sehingga mereka juga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Fidyah juga dapat dilihat sebagai bentuk perhatian terhadap kesehatan mental. Ketika seseorang tidak dapat berpuasa, mereka mungkin merasa tertekan atau bersalah karena tidak dapat menjalankan ibadah tersebut. Dengan membayar fidyah, mereka dapat merasa lebih tenang dan tidak terbebani oleh kewajiban yang tidak dapat dipenuhi. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani

05/03/2025 | Putri Khodijah

Mengganti Puasa dengan Fidyah Antara Kewajiban dan Kesadaran
Mengganti Puasa dengan Fidyah Antara Kewajiban dan Kesadaran
Puasa adalah salah satu rukun Islam yang memiliki makna mendalam bagi umat Muslim. Setiap tahun, saat bulan Ramadan tiba, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan. Namun, ada kalanya seseorang tidak dapat menjalankan puasa karena alasan tertentu, seperti sakit, hamil, menyusui, atau perjalanan jauh. Dalam situasi seperti ini, fidyah menjadi solusi yang dihadirkan dalam syariat Islam. Fidyah adalah bentuk pengganti puasa yang tidak dapat dilaksanakan, di mana seseorang diwajibkan untuk memberi makan orang miskin atau memberikan sedekah sebagai bentuk tanggung jawab. Kewajiban fidyah ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga merupakan cerminan dari kesadaran sosial dan spiritual. Dalam konteks ini, fidyah menjadi pengingat bagi kita untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan orang-orang di sekitar kita yang mungkin sedang mengalami kesulitan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman bahwa puasa ditetapkan untuk umat manusia agar mereka menjadi orang-orang yang bertakwa. Dengan memberikan fidyah, kita menunjukkan kepedulian kita terhadap sesama, sekaligus memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Namun, ada kalanya orang merasa enggan untuk memberikan fidyah. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pemahaman tentang pentingnya fidyah atau ketidakpahaman tentang cara pelaksanaannya. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani

05/03/2025 | Putri Khodijah

Kunci Diterimanya Amalan di Bulan Ramadhan
Kunci Diterimanya Amalan di Bulan Ramadhan
Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, di mana pintu-pintu rahmat dan ampunan Allah SWT dibuka selebar-lebarnya. Di bulan ini, setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Namun, tidak semua amalan yang dilakukan secara otomatis diterima oleh Allah SWT. Ada syarat-syarat dan kunci penting yang harus dipenuhi agar ibadah yang kita lakukan diterima dan berbuah pahala sempurna. Artikel ini akan membahas kunci utama agar amalan ibadah di bulan Ramadhan diterima berdasarkan Al-Qur’an, hadits Nabi, serta penjelasan para ulama. 1. Niat yang Ikhlas Karena Allah SWT Niat adalah pondasi utama dalam setiap ibadah. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari, No. 1; Muslim, No. 1907) Puasa, shalat tarawih, sedekah, tadarus Al-Qur'an, dan amalan lainnya di bulan Ramadhan tidak akan bernilai di sisi Allah jika tidak disertai niat ikhlas. Niat yang murni karena mengharap ridha Allah SWT adalah kunci pertama diterimanya amalan. 2. Sesuai dengan Tuntunan Syariat (Ittiba') Amalan ibadah juga harus sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW. Ibadah yang menyimpang dari sunnah atau dipenuhi unsur bid’ah tidak akan diterima. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak." (HR. Muslim, No. 1718) Dalam konteks Ramadhan, puasa yang sah harus mengikuti ketentuan waktu, rukun, dan syarat-syaratnya. Begitu juga ibadah lainnya seperti tarawih dan zakat fitrah harus sesuai dengan ajaran Rasulullah. 3. Memperhatikan Aspek Halal dalam Hidup Makanan, minuman, dan harta yang kita konsumsi selama Ramadhan sangat berpengaruh pada diterima atau tidaknya amalan kita. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 172) Rasulullah SAW juga bersabda tentang seorang yang berdoa tetapi makanannya haram, maka doanya tertolak (HR. Muslim, No. 1015). Maka, menjaga kehalalan rezeki sangat penting untuk memastikan amal ibadah diterima. 4. Beribadah dengan Khusyuk dan Penuh Kesadaran Ibadah yang diterima adalah ibadah yang dilakukan dengan sepenuh hati, khusyuk, dan sadar akan tujuan utamanya, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga menahan hawa nafsu dan menguatkan ketakwaan. Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183) 5. Menjaga Akhlak dan Perilaku Keberhasilan ibadah di bulan Ramadhan juga tergantung pada akhlak sehari-hari. Puasa tidak hanya tentang menahan lapar, tetapi juga menjaga lisan, hati, dan perilaku dari hal-hal yang dilarang. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan maksiat, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari, No. 1903) Artinya, puasa tanpa menjaga akhlak berpotensi membuat pahala puasa sia-sia. 6. Memperbanyak Istighfar dan Taubat Ramadhan adalah bulan maghfirah (ampunan), maka memperbanyak istighfar dan taubat adalah kunci diterimanya amalan. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman: "Barang siapa mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan barang siapa mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa." (HR. Bukhari, No. 7405; Muslim, No. 2675) Dengan taubat yang sungguh-sungguh, dosa-dosa diampuni dan amalan-amalan diterima. 7. Memperhatikan Hak Sesama Manusia Ibadah yang baik tidak hanya berhubungan dengan Allah (Hablum minallah), tetapi juga dengan sesama manusia (Hablum minannas). Jangan sampai kita berpuasa dan beribadah dengan rajin, tetapi melupakan hak orang lain, menyakiti hati orang, atau berlaku zalim. Rasulullah SAW mengingatkan: "Seorang muslim adalah yang orang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari, No. 10; Muslim, No. 40) Kesimpulan Diterimanya amalan ibadah di bulan Ramadhan sangat bergantung pada niat yang tulus, sesuai tuntunan syariat, menjaga makanan halal, beribadah dengan khusyuk, menjaga akhlak, memperbanyak taubat, serta memperhatikan hak sesama. Dengan memenuhi kunci-kunci ini, insyaAllah ibadah Ramadhan kita diterima dan berbuah pahala besar. Semoga Allah SWT menerima setiap amal ibadah kita di bulan yang mulia ini dan menjadikan kita insan bertakwa. Aamiin. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh

05/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh

Fidyah di Bulan Ramadhan: Jembatan Kebaikan bagi yang Tidak Mampu Berpuasa
Fidyah di Bulan Ramadhan: Jembatan Kebaikan bagi yang Tidak Mampu Berpuasa
Fidyah adalah bentuk kompensasi yang diberikan oleh umat Islam yang tidak dapat menjalankan puasa di bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit, usia lanjut, atau kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Dalam konteks ini, fidyah berfungsi sebagai jembatan kebaikan, menghubungkan mereka yang tidak mampu berpuasa dengan masyarakat yang membutuhkan. Pentingnya Fidyah Fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan manifestasi dari nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas. Dengan membayar fidyah, seseorang berkontribusi untuk membantu mereka yang kurang beruntung, sehingga menciptakan rasa saling peduli dalam masyarakat. Fidyah biasanya berupa makanan pokok atau uang yang disalurkan kepada orang yang membutuhkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka. Manfaat Fidyah 1. Meningkatkan Rasa Empati Fidyah mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. 2. Mendukung Kesejahteraan Sosial Dengan memberikan fidyah, kita membantu mengurangi kesenjangan sosial dan mendukung mereka yang membutuhkan. 3. Menjaga Keseimbangan Spiritual Fidyah membantu menjaga hubungan kita dengan Allah, sekaligus menunaikan kewajiban agama. Fidyah di bulan Ramadhan adalah jembatan kebaikan yang menghubungkan umat Islam dengan sesama. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, kita tidak hanya memenuhi kewajiban spiritual, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Nabi Muhammad SAW tentang fidyah. 3. Buku "Fidyah dan Kewajiban Puasa" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani

05/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana

Fidyah sebagai Kewajiban Umat Beragama untuk Mewujudkan Keadilan Sosial
Fidyah sebagai Kewajiban Umat Beragama untuk Mewujudkan Keadilan Sosial
Fidyah adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam yang tidak dapat menjalankan puasa di bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut. Dalam konteks ini, fidyah bukan hanya sekadar pengganti puasa, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang mendalam. Dengan membayar fidyah, umat beragama berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu. a. Keadilan Sosial dalam Islam Islam mengajarkan pentingnya keadilan sosial, di mana setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan kebutuhan dasar. Fidyah berfungsi sebagai alat untuk mendistribusikan rezeki dan membantu mereka yang membutuhkan. Dengan memberikan fidyah, umat beragama tidak hanya menunaikan kewajiban spiritual, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. b. Manfaat Fidyah 1. Meningkatkan Solidaritas Fidyah memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat, menciptakan rasa saling peduli. 2. Mendorong Berbagi Dengan membayar fidyah, umat beragama diajak untuk berbagi rezeki dan membantu sesama. 3. Mewujudkan Keadilan Fidyah membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan dukungan kepada yang membutuhkan. Fidyah adalah kewajiban yang memiliki makna lebih dari sekadar pengganti puasa. Ia merupakan sarana untuk mewujudkan keadilan sosial dan memperkuat solidaritas di dalam masyarakat. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, umat beragama dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Nabi Muhammad SAW tentang fidyah. 3. Buku "Keadilan Sosial dalam Islam" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani

05/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana

Fidyah: Memahami Esensi dan Hikmahnya dalam Menjalankan Ibadah Ramadhan
Fidyah: Memahami Esensi dan Hikmahnya dalam Menjalankan Ibadah Ramadhan
Fidyah merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan puasa di bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut. Dalam Islam, fidyah berfungsi sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilaksanakan, dan biasanya berupa makanan pokok atau uang yang disalurkan kepada orang yang membutuhkan. a. Esensi Fidyah Esensi fidyah terletak pada prinsip solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan membayar fidyah, seseorang tidak hanya menunaikan kewajiban agama, tetapi juga membantu sesama yang kurang beruntung. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian dalam masyarakat. b. Hikmah Fidyah 1. Menjaga Keseimbangan Sosial Fidyah membantu mendistribusikan rezeki kepada mereka yang membutuhkan, sehingga menciptakan keseimbangan dalam masyarakat. 2. Meningkatkan Rasa Syukur Dengan memberikan fidyah, seseorang diingatkan untuk bersyukur atas nikmat yang dimiliki, terutama kesehatan dan kemampuan untuk berpuasa. 3. Mendekatkan Diri kepada Allah Menunaikan fidyah merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus menunjukkan kepatuhan terhadap syariat. Fidyah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbagi. Dalam menjalankan ibadah Ramadhan, memahami esensi dan hikmah fidyah dapat memperkaya pengalaman spiritual kita. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Nabi Muhammad SAW tentang fidyah. 3. Buku "Fidyah dan Kewajiban Puasa" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani

05/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana

Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan: Bicara yang Baik atau Diam
Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan: Bicara yang Baik atau Diam
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Selama sebulan penuh, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, dan berbagai hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga terbenamnya matahari. Namun, puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari hal-hal fisik; lebih dari itu, Ramadhan adalah waktu untuk memperbaiki diri, meningkatkan ketakwaan, dan memperbaiki akhlak. Salah satu aspek penting yang sering kali terabaikan dalam menjalankan ibadah puasa adalah menjaga lisan. Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan lisan, kita dapat berkomunikasi, menyampaikan pesan, dan berbagi pengetahuan. Namun, lisan juga bisa menjadi sumber dosa jika tidak dijaga dengan baik. Dalam konteks Ramadhan, menjaga lisan menjadi sangat penting, karena setiap ucapan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, selama bulan suci ini, kita diingatkan untuk berbicara dengan baik atau lebih baik diam. Pentingnya Menjaga Lisan Menjaga lisan adalah bagian dari pengendalian diri yang sangat penting dalam Islam. Dalam banyak kesempatan, Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk berhati-hati dalam berbicara. Ucapan yang tidak baik dapat menimbulkan perpecahan, kebencian, dan konflik di antara sesama. Oleh karena itu, menjaga lisan selama bulan Ramadhan bukan hanya sekadar anjuran, tetapi merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang ingin meraih keberkahan dan ampunan Allah. Menjaga Hubungan Sosial Ucapan yang baik dapat mempererat hubungan antar sesama. Dalam masyarakat, komunikasi yang baik adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis. Selama Ramadhan, ketika umat Islam berusaha untuk meningkatkan ibadah dan akhlak, menjaga lisan menjadi sangat penting untuk menciptakan suasana yang saling menghormati dan mendukung. Ucapan yang baik dapat menghindarkan kita dari konflik dan perpecahan, serta memperkuat ikatan persaudaraan. Meningkatkan Kualitas Ibadah Menjaga lisan juga berkontribusi pada kualitas ibadah kita. Dalam bulan Ramadhan, setiap amal baik akan dilipatgandakan pahalanya. Dengan berbicara baik dan menghindari ucapan yang tidak bermanfaat, kita dapat meningkatkan nilai ibadah kita. Ucapan yang baik adalah bagian dari amal saleh yang akan mendatangkan ridha Allah SWT. Sebaliknya, ucapan yang buruk dapat mengurangi pahala puasa dan ibadah lainnya. Mencegah Dosa dan Perbuatan Buruk Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling mudah terjerumus ke dalam dosa. Ucapan yang tidak terjaga dapat menyebabkan fitnah, ghibah (menggunjing), dan perdebatan yang tidak bermanfaat. Dalam bulan Ramadhan, kita diajarkan untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan. Dengan menjaga lisan, kita dapat mencegah diri dari terjerumus ke dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Menjadi Teladan bagi Orang Lain Sebagai seorang Muslim, kita diharapkan untuk menjadi teladan bagi orang lain. Dengan menjaga lisan dan berbicara dengan baik, kita dapat memberikan contoh yang baik kepada keluarga, teman, dan masyarakat sekitar. Hal ini sangat penting, terutama di bulan Ramadhan, di mana banyak orang berusaha untuk memperbaiki diri. Ketika kita berbicara dengan baik, kita tidak hanya menjaga diri sendiri, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mendapatkan Rahmat dan Ampunan Allah Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berbicara dengan baik dan menjaga lisan. Dalam banyak ayat dan hadis, Allah menjanjikan rahmat dan ampunan bagi mereka yang berusaha untuk berbicara dengan baik. Selama bulan Ramadhan, ketika pintu-pintu rahmat dibuka, menjaga lisan menjadi salah satu cara untuk mendapatkan ampunan dan keberkahan dari Allah SWT. Dalil-Dalil tentang Berkata yang Baik Al-Qur'an Surah Al-Hujurat (49:11) Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain; boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri, dan janganlah kalian saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk nama adalah fasik setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." Penjelasan: Ayat ini menekankan pentingnya menjaga lisan dari ucapan yang merendahkan atau mencela orang lain. Dalam konteks Ramadhan, menjaga lisan dari ucapan yang tidak baik sangat dianjurkan. Hadis Riwayat Ahmad Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba akan berbicara dengan satu kalimat yang tidak diperhatikannya, yang menyebabkan ia terjatuh ke dalam neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat." Penjelasan: Hadis ini mengingatkan kita akan bahaya dari ucapan yang sembarangan. Selama Ramadhan, kita diajarkan untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, agar tidak terjerumus dalam dosa. Al-Qur'an Surah Al-Mu'minun (23:3) Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna." Penjelasan: Ayat ini menekankan pentingnya menjauhi ucapan yang tidak bermanfaat. Selama bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk fokus pada hal-hal yang positif dan bermanfaat, serta menghindari pembicaraan yang tidak ada manfaatnya. Hadis Riwayat Ibn Majah Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik ucapannya." Penjelasan: Hadis ini menekankan bahwa kualitas ucapan seseorang mencerminkan kepribadiannya. Selama bulan Ramadhan, kita didorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui ucapan yang baik. Pilihan: Bicara yang Baik atau Diam Dalam konteks menjaga lisan, kita dihadapkan pada dua pilihan: berbicara yang baik atau diam. Keduanya memiliki keutamaan dan manfaat tersendiri. Bicara yang Baik Berbicara yang baik adalah salah satu cara untuk menyebarkan kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain. Ucapan yang baik dapat memberikan semangat, menghibur, dan mendidik. Dalam bulan Ramadhan, berbicara yang baik juga dapat menjadi bentuk ibadah yang mendatangkan pahala. Misalnya, memberikan nasihat yang baik, mengucapkan kata-kata yang menyemangati, atau berbagi ilmu yang bermanfaat. Diam Di sisi lain, ada kalanya diam adalah pilihan yang lebih baik. Dalam situasi di mana kita tidak memiliki sesuatu yang baik untuk diucapkan, lebih baik untuk diam. Diam dapat mencegah kita dari terjerumus ke dalam ucapan yang tidak bermanfaat atau bahkan berbahaya. Dalam konteks Ramadhan, diam juga dapat menjadi bentuk pengendalian diri dan refleksi diri. Ini adalah waktu untuk merenungkan tindakan dan ucapan kita, serta berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kesimpulan Menjaga lisan di bulan Ramadhan adalah bagian integral dari ibadah dan pengendalian diri. Dengan memahami pentingnya menjaga lisan, kita dapat lebih berkomitmen untuk berbicara dengan baik dan menghindari ucapan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas akhlak kita, termasuk dalam hal ucapan. Dengan demikian, kita dapat menjalani bulan suci ini dengan penuh keberkahan dan kebaikan. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri

05/03/2025 | Ashifuddin Fikri

Ramadhan dan Keluarga: Mempererat Ikatan dengan Kebersamaan
Ramadhan dan Keluarga: Mempererat Ikatan dengan Kebersamaan
Ramadhan, bulan suci penuh berkah, rahmat, dan ampunan bagi umat Islam, merupakan anugerah Ilahi yang tak ternilai. Lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga, puasa Ramadhan merupakan perjalanan spiritual yang mendalam, mendorong peningkatan ketakwaan, perbaikan akhlak, dan penguatan hubungan, terutama dalam lingkup keluarga. Bulan ini menjadi jembatan emas untuk memperkokoh ikatan kasih sayang dan saling pengertian antar anggota keluarga, menciptakan kenangan indah yang akan dikenang sepanjang hayat. Artikel ini akan mengeksplorasi makna Ramadhan secara detail, menjelaskan pentingnya bulan ini dalam konteks spiritual, sosial, dan keluarga, serta bagaimana bulan ini dapat memperkuat ikatan antar anggota keluarga, didukung oleh dalil-dalil agama dan dibumbui dengan kisah-kisah personal yang relevan. Makna Ramadhan: Sebuah Perjalanan Spiritual dan Sosial yang Mendalam Ramadhan, berasal dari kata "ramida" yang berarti panas yang membakar, merupakan bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah dan dianggap sebagai bulan paling mulia dalam Islam. Keistimewaannya terletak pada kewajiban puasa, yang bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga secara fisik, tetapi juga menahan diri dari perbuatan tercela, seperti berbohong, menggunjing, dan berbuat zalim. Puasa Ramadhan melatih pengendalian diri, membentuk karakter yang lebih baik, dan meningkatkan kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183) Ayat ini menekankan tujuan utama puasa Ramadhan, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan ini bukan hanya manifestasi dalam ibadah ritual, tetapi juga tercermin dalam perilaku sehari-hari, termasuk dalam interaksi dengan keluarga. Ramadhan menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan dengan anggota keluarga, meningkatkan komunikasi, dan membangun rasa saling pengertian yang lebih mendalam. Selain itu, Ramadhan juga merupakan bulan di mana Al-Qur'an diturunkan: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185) Turunnya Al-Qur'an di bulan Ramadhan semakin mengukuhkan kemuliaan bulan ini. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam, memberikan tuntunan untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Nilai-nilai seperti kasih sayang, keadilan, dan kesabaran yang terkandung dalam Al-Qur'an menjadi panduan dalam menyelesaikan konflik dan membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga. Kebersamaan dalam Keluarga Selama Ramadhan: Membangun Fondasi Cinta dan Saling Memahami Ramadhan bukan hanya tentang menjalankan ibadah secara individual; ia adalah kesempatan emas untuk membangun kebersamaan keluarga yang kokoh dan bermakna. Berikut beberapa cara untuk mempererat ikatan keluarga selama bulan suci ini: Berbuka Puasa Bersama: Momen Keakraban dan Syukur Berbuka puasa bersama keluarga merupakan tradisi yang umum dan sangat bermakna. Momen ini bukan hanya tentang menikmati hidangan, tetapi juga waktu untuk berkumpul, berbagi cerita, mengungkapkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT, dan saling mendukung satu sama lain. Suasana hangat dan penuh kasih sayang yang tercipta selama berbuka puasa bersama dapat memperkuat ikatan emosional antar anggota keluarga. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya silaturahmi dan saling menyayangi: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu saling mencintai, saling mengasihi, dan saling membantu." (HR. Ahmad) Berbuka puasa bersama juga dapat menjadi kesempatan untuk mendidik anak-anak tentang pentingnya bersyukur dan berbagi dengan sesama. Orang tua dapat menjelaskan makna di balik setiap hidangan yang disajikan, serta mengajarkan anak-anak untuk menghargai makanan dan tidak membuang-buang makanan. Shalat Tarawih Bersama: Menguatkan Ikatan Spiritual dan Keluarga Shalat Tarawih, ibadah sunnah setelah shalat Isya, menjadi momen spiritual yang berharga jika dilakukan bersama keluarga. Suasana khusyuk dan kekompakan dalam menjalankan ibadah bersama menciptakan ikatan spiritual yang mendalam, mengajarkan nilai-nilai ketaatan dan keikhlasan. Shalat Tarawih bersama keluarga juga dapat menjadi kesempatan untuk mendidik anak-anak tentang pentingnya ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang berdiri (shalat) di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim) Melakukan shalat Tarawih bersama keluarga, baik di masjid maupun di rumah, dapat menciptakan suasana yang tenang dan damai, mempererat hubungan spiritual antar anggota keluarga. Membaca Al-Qur'an Bersama: Mencari Hikmah dan Pemahaman Bersama Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan bacaan Al-Qur'an. Membaca bersama keluarga, bergantian membacakan ayat-ayat suci, dan mendiskusikan maknanya dapat memperkaya pemahaman agama dan mempererat hubungan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin, misalnya setelah shalat Subuh atau sebelum tidur. Allah SWT berfirman: "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al-Muzzammil: 4) Membaca Al-Qur'an bersama keluarga tidak hanya meningkatkan pemahaman agama, tetapi juga menciptakan momen intim dan damai, memperkuat ikatan batin antar anggota keluarga. Diskusi tentang makna ayat-ayat Al-Qur'an juga dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan keagamaan seluruh anggota keluarga. Beramal dan Bersedekah Bersama: Mengajarkan Nilai Kepedulian dan Empati Beramal dan bersedekah bersama keluarga mengajarkan nilai-nilai kepedulian, empati, dan berbagi kepada sesama. Ramadhan merupakan bulan yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad) Bersedekah bersama keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan bantuan kepada fakir miskin, anak yatim, atau lembaga amal. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga mengajarkan anak-anak tentang pentingnya berbagi dan kepedulian terhadap sesama. Membangun Tradisi Keluarga Selama Ramadhan: Menciptakan Kenangan Abadi Membangun tradisi keluarga selama Ramadhan akan menciptakan kenangan indah yang akan dikenang sepanjang masa, menciptakan ikatan yang lebih kuat dan bermakna. Tradisi ini dapat berupa kegiatan sederhana, namun memiliki makna yang mendalam bagi seluruh anggota keluarga. Memasak Bersama: Kolaborasi dan Kebahagiaan Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mempersiapkan menu berbuka puasa menciptakan kolaborasi dan kebersamaan. Setiap anggota dapat berkontribusi sesuai kemampuannya, menciptakan suasana yang penuh keceriaan dan kebahagiaan. Kegiatan Bersama: Momen Keakraban dan Kesenangan Kegiatan seperti permainan tradisional, menonton film islami, atau diskusi keluarga dapat mempererat hubungan dan menciptakan momen-momen keakraban. Kegiatan ini dapat disesuaikan dengan usia dan minat seluruh anggota keluarga. Waktu Berkualitas Bersama: Mendengarkan dan Memahami Menciptakan waktu khusus untuk berbagi cerita dan pengalaman sehari-hari dapat memperkuat ikatan emosional. Mendengarkan dan memahami cerita anggota keluarga lainnya dapat meningkatkan rasa empati dan saling pengertian. Kesimpulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang menawarkan kesempatan emas untuk mempererat ikatan keluarga dan memperkuat iman. Melalui kebersamaan dalam berbuka puasa, shalat Tarawih, membaca Al-Qur'an, dan beramal, kita dapat menciptakan kenangan indah yang akan dikenang sepanjang masa. Dengan membangun tradisi keluarga selama Ramadhan, kita tidak hanya meningkatkan hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga memperkuat iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Semoga artikel ini menginspirasi kita semua untuk memanfaatkan bulan suci ini sebaik mungkin untuk mempererat ikatan keluarga, memperkuat iman, dan menciptakan momen-momen berharga bersama. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri

05/03/2025 | Ashifuddin Fikri

Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat