WhatsApp Icon
Sedekah di Bulan Ramadhan: Investasi Akhirat yang Berlipat Ganda

 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Di dalamnya, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa, tetapi juga dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah, salah satunya adalah sedekah. Sedekah di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar tindakan kedermawanan, tetapi juga merupakan investasi akhirat yang berlipat ganda. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya sedekah di bulan Ramadhan, dalil-dalil yang mendasarinya, serta manfaat yang bisa diperoleh dari beramal di bulan suci ini.

 

Pengertian Sedekah

Sedekah adalah segala bentuk pemberian yang dilakukan dengan ikhlas untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam Islam, sedekah tidak hanya terbatas pada uang, tetapi juga mencakup berbagai bentuk amal, seperti memberikan makanan, membantu orang yang membutuhkan, atau bahkan senyuman kepada sesama.

 

Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan

  • Pahala Berlipat Ganda

Salah satu keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Setiap amal anak Adam dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat, hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, karena itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa setiap amal baik, termasuk sedekah, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, terutama di bulan Ramadhan.

  • Mendapatkan Ampunan dan Rahmat Allah

Sedekah di bulan Ramadhan juga menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)

Ayat ini menekankan pentingnya beramal dan berbuat baik, terutama di bulan yang penuh berkah.

  • Mendekatkan Diri kepada Allah

Sedekah juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memberikan sedekah, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan berusaha untuk membantu sesama. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Sedekah itu adalah cahaya bagi pelakunya di dunia dan di akhirat." (HR. Ahmad)

 

Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan

  • Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan

Dengan bersedekah, kita dapat merasakan penderitaan orang lain dan meningkatkan rasa empati. Hal ini sangat penting, terutama di bulan Ramadhan, di mana kita diingatkan untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita.

  • Mendapatkan Kebahagiaan dan Ketenangan Hati

Bersedekah dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan hati. Ketika kita membantu orang lain, kita merasa lebih puas dan bahagia. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya." (QS. Saba: 39)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengganti setiap amal baik yang kita lakukan, termasuk sedekah.

  • Meningkatkan Kualitas Ibadah

Sedekah di bulan Ramadhan dapat meningkatkan kualitas ibadah kita. Dengan beramal, kita dapat lebih fokus dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad)

  • Membersihkan Harta

Sedekah berfungsi untuk membersihkan harta yang kita miliki. Dalam Islam, harta yang tidak dikeluarkan zakat dan sedekah dapat menjadi sumber masalah di akhirat. Dengan bersedekah, kita membersihkan harta dan menjadikannya berkah.

  • Mendapatkan Perlindungan dari Allah

Sedekah dapat menjadi perisai dari berbagai musibah dan bencana. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sedekah itu dapat memadamkan kemarahan Allah dan dapat menghindarkan seseorang dari kematian yang buruk." (HR. Tirmidzi)

 

Kesimpulan

Sedekah di bulan Ramadhan adalah investasi akhirat yang berlipat ganda. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga mendapatkan pahala yang besar, ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari kita manfaatkan bulan suci ini untuk beramal dan berbuat baik, serta meningkatkan kepedulian sosial kita.

 

 

*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat  
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id 

 

Editor : Ashifuddin Fikri

Writer : Ashifuddin Fikri

04/03/2025 | Kontributor: Ashifuddin Fikri
Penghormatan Tradisi dalam Melakukan Fidyah

Fidyah, sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa, memiliki akar yang dalam dalam tradisi Islam.

 

Penghormatan terhadap tradisi dalam melakukan fidyah sangat penting, karena mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat Muslim.

 

1. Nilai Spiritual

 

Pelaksanakan fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap ajaran Islam.

 

Dengan membayar fidyah, individu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah dan berusaha untuk membantu sesama yang membutuhkan.

 

Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi dan saling mendukung dalam komunitas.

 

2. Keterlibatan Komunitas

 

Tradisi fidyah sering kali melibatkan komunitas dalam proses pengumpulan dan distribusi.

 

Banyak masjid dan organisasi sosial yang mengadakan program fidyah, di mana masyarakat dapat berpartisipasi secara kolektif.

 

Hal ini memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan rasa kepedulian antar anggota masyarakat.

 

3. Adaptasi Budaya

 

Setiap daerah memiliki cara unik dalam melaksanakan fidyah, yang mencerminkan budaya lokal.

 

Penghormatan terhadap tradisi ini penting untuk menjaga identitas budaya sambil tetap mengikuti prinsip-prinsip Islam.

 

Misalnya, di beberapa daerah, fidyah dapat disalurkan dalam bentuk makanan atau barang kebutuhan pokok, sesuai dengan kebiasaan setempat.

 

Penghormatan terhadap tradisi dalam melakukan fidyah tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual, tetapi juga membangun solidaritas sosial dalam masyarakat.

 

Dengan memahami dan melaksanakan fidyah sesuai tradisi, umat Muslim dapat menjaga warisan budaya sambil memenuhi kewajiban agama.

 

 

Sumber:

 

1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).

 

2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang fidyah.

 

3. Buku "Tradisi dan Ajaran Islam" oleh Dr. Ahmad Zainuddin.

 

4. Artikel "Cultural Practices in Fidyah Payment" di Jurnal Sosial Islam.

 

Penulis:

Aulia Anastasya Putri Permana

 

Editor:

M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Kontributor: Aulia Anastasya Putri Permana
Penggunaan Teknologi dalam Pembayaran Fidyah

Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam pembayaran fidyah semakin meningkat, memberikan kemudahan, dan efisiensi bagi umat Muslim.

 

Fidyah, yang merupakan kompensasi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, kini dapat dibayarkan melalui berbagai platform digital, seperti aplikasi mobile dan situs web.

 

1. Kemudahan Akses

 

Teknologi memungkinkan individu untuk membayar fidyah kapan saja dan di mana saja.

 

Dengan aplikasi mobile, pengguna dapat melakukan transaksi hanya dengan beberapa klik, tanpa harus mengunjungi lembaga amal secara fisik.

 

Hal ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas.

 

2. Transparansi dan Akuntabilitas

 

Platform digital sering kali menyediakan laporan transparan mengenai penggunaan dana fidyah.

 

Pengguna dapat melihat bagaimana dan di mana dana mereka digunakan, sehingga meningkatkan kepercayaan dalam proses pembayaran.

 

Ini juga mendorong lembaga amal untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan dana.

 

3. Peningkatan Kesadaran

 

Dengan adanya teknologi, informasi mengenai fidyah dan cara pembayarannya lebih mudah diakses.

 

Kampanye digital dan media sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fidyah, serta cara yang tepat untuk melaksanakannya.

 

Penggunaan teknologi dalam pembayaran fidyah tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan kesadaran masyarakat.

 

Dengan memanfaatkan teknologi, umat Muslim dapat lebih mudah memenuhi kewajiban mereka dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial.

 

 

Sumber:

 

1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).

 

2. Artikel "Digital Transformation in Islamic Philanthropy" di Jurnal Ekonomi Islam.

 

3. Buku "E-Charity: The Future of Islamic Philanthropy" oleh Dr. Fatima Al-Mansoori.

 

4. Laporan "The Impact of Technology on Zakat and Fidyah" oleh Lembaga Amil Zakat Nasional.

 

Penulis:

Aulia Anastasya Putri Permana

 

Editor:

M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Kontributor: Aulia Anastasya Putri Permana
Pengaruh Fidyah terhadap Masyarakat

Fidyah merupakan bentuk kompensasi yang dibayarkan oleh individu yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut.

 

Pembayaran fidyah tidak hanya memiliki implikasi spiritual, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat.

 

1. Kesejahteraan Masyarakat

 

Fidyah berfungsi sebagai sumber dana untuk membantu mereka yang kurang mampu.

 

Dengan membayar fidyah, individu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya.

 

Hal ini menciptakan rasa solidaritas dan kepedulian di antara anggota masyarakat.

 

2. Pendidikan dan Kesadaran

 

Pembayaran fidyah juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab sosial.

 

Melalui program-program yang mengedukasi tentang fidyah, masyarakat menjadi lebih paham akan pentingnya berbagi dan membantu sesama, yang pada gilirannya dapat memperkuat ikatan sosial.

 

3. Pengurangan Kemiskinan

Dengan mengalirnya dana fidyah ke tangan yang tepat, program-program bantuan dapat lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan.

 

Fidyah yang dikelola dengan baik dapat digunakan untuk menyediakan makanan, pendidikan, dan layanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan.

 

Secara keseluruhan, fidyah tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi ketimpangan di masyarakat.

 

Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan sejahtera.

 

 

Sumber:

 

1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).

 

2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang fidyah.

 

3. Buku "Fidyah: Konsep dan Implementasi" oleh Dr. Ahmad Zainuddin.

 

4. Artikel "The Role of Fidyah in Social Welfare" di Jurnal Sosial Islam.

 

Penulis:

Aulia Anastasya Putri Permana

 

Editor:

M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Kontributor: Aulia Anastasya Putri Permana
Keutamaan Berbuka dan Sahur di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa yang penuh keberkahan. Di dalamnya, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dua momen penting yang selalu dinantikan di bulan Ramadhan adalah berbuka puasa dan sahur. Keduanya tidak hanya sekadar aktivitas mengisi perut, tetapi juga memiliki keutamaan spiritual yang dijelaskan langsung dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.

 Keutamaan Berbuka Puasa

1. Waktu yang Penuh Berkah  

 Rasulullah SAW bersabda:  

"Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari, No. 1904; Muslim, No. 1151)

Kebahagiaan berbuka bukan sekadar rasa lega setelah menahan lapar dan dahaga, tetapi juga bentuk rasa syukur atas nikmat Allah. Kesyukuran ini akan menambah keberkahan nikmat Allah.

2. Bersegera Berbuka adalah Sunnah  

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak menunda berbuka puasa. Dalam hadits disebutkan:  "Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari, No. 1957; Muslim, No. 1098)

Berbuka puasa segera setelah masuk waktu maghrib adalah bentuk ketundukan kepada syariat, menunjukkan kecintaan terhadap sunnah Rasulullah SAW, dan limpahan kebaikan.

3. Doa Saat Berbuka Dikabulkan  

Salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah saat menjelang berbuka puasa. Nabi SAW bersabda:  

"Tiga doa yang tidak tertolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang berpuasa saat berbuka, dan doa seorang musafir.”  (HR. Tirmidzi, No. 3522; Ibnu Majah, No. 1752)

Keutamaan Sahur

1. Sahur Adalah Sunnah yang Diberkahi  

Sahur memiliki kedudukan khusus dalam puasa Ramadhan. Nabi SAW bersabda:  

"Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari, No. 1923; Muslim, No. 1095)

Keberkahan sahur mencakup keberkahan fisik dan spiritual. Keberkahan fisik dari sahur memberikan energi, kesehatan, dan kekuatan untuk beribadah selama berpuasa. Keberkahan spiritual memberikan kekuatan hati dan keberkahan waktu dengan amal ibadah kepada Allah.

2. Pembeda Puasa Umat Islam dengan Puasa Ahli Kitab  

Sahur juga menjadi ciri khas ibadah puasa umat Islam yang membedakannya dari puasa kaum terdahulu. Rasulullah SAW bersabda:  

"Pembeda antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur."(HR. Muslim, No. 1096)

Melaksanakan sahur adalah identitas dan kekhususan umat Islam yang menunjukkan keistimewaan syariat puasa dalam Islam.

3. Waktu Sahur adalah Waktu Mustajab  

Sahur dilakukan di waktu sepertiga malam terakhir, yang merupakan waktu penuh keberkahan dan waktu dikabulkannya doa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:  

"Dan di waktu sahur mereka memohon ampunan." (QS. Adz-Dzariyat: 18)

Waktu sahur adalah waktu mustajab untuk memanjatkan doa dan memohon ampunan kepada Allah.

Berbuka dan sahur adalah dua amalan utama yang mengiringi puasa Ramadhan. Berbuka dengan segera dan sahur di penghujung malam adalah sunnah yang tidak boleh diabaikan, karena di dalamnya terdapat berkah, pahala, dan waktu mustajab untuk berdoa. Dengan melaksanakan keduanya sesuai sunnah, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan energi fisik, tetapi juga limpahan pahala dan berkah dari Allah SWT.

 

*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat  
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id 

 

Editor : Ashifuddin Fikri

Writer : Nur Isnaini Masyithoh

04/03/2025 | Kontributor: Nur Isnaini Masyithoh

Berita Terbaru

Sedekah di Bulan Ramadhan: Investasi Akhirat yang Berlipat Ganda
Sedekah di Bulan Ramadhan: Investasi Akhirat yang Berlipat Ganda
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Di dalamnya, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa, tetapi juga dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah, salah satunya adalah sedekah. Sedekah di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar tindakan kedermawanan, tetapi juga merupakan investasi akhirat yang berlipat ganda. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya sedekah di bulan Ramadhan, dalil-dalil yang mendasarinya, serta manfaat yang bisa diperoleh dari beramal di bulan suci ini. Pengertian Sedekah Sedekah adalah segala bentuk pemberian yang dilakukan dengan ikhlas untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam Islam, sedekah tidak hanya terbatas pada uang, tetapi juga mencakup berbagai bentuk amal, seperti memberikan makanan, membantu orang yang membutuhkan, atau bahkan senyuman kepada sesama. Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan Pahala Berlipat Ganda Salah satu keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Setiap amal anak Adam dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat, hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, karena itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.'" (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa setiap amal baik, termasuk sedekah, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, terutama di bulan Ramadhan. Mendapatkan Ampunan dan Rahmat Allah Sedekah di bulan Ramadhan juga menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195) Ayat ini menekankan pentingnya beramal dan berbuat baik, terutama di bulan yang penuh berkah. Mendekatkan Diri kepada Allah Sedekah juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memberikan sedekah, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan berusaha untuk membantu sesama. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu adalah cahaya bagi pelakunya di dunia dan di akhirat." (HR. Ahmad) Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan Dengan bersedekah, kita dapat merasakan penderitaan orang lain dan meningkatkan rasa empati. Hal ini sangat penting, terutama di bulan Ramadhan, di mana kita diingatkan untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Mendapatkan Kebahagiaan dan Ketenangan Hati Bersedekah dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan hati. Ketika kita membantu orang lain, kita merasa lebih puas dan bahagia. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya." (QS. Saba: 39) Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengganti setiap amal baik yang kita lakukan, termasuk sedekah. Meningkatkan Kualitas Ibadah Sedekah di bulan Ramadhan dapat meningkatkan kualitas ibadah kita. Dengan beramal, kita dapat lebih fokus dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad) Membersihkan Harta Sedekah berfungsi untuk membersihkan harta yang kita miliki. Dalam Islam, harta yang tidak dikeluarkan zakat dan sedekah dapat menjadi sumber masalah di akhirat. Dengan bersedekah, kita membersihkan harta dan menjadikannya berkah. Mendapatkan Perlindungan dari Allah Sedekah dapat menjadi perisai dari berbagai musibah dan bencana. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sedekah itu dapat memadamkan kemarahan Allah dan dapat menghindarkan seseorang dari kematian yang buruk." (HR. Tirmidzi) Kesimpulan Sedekah di bulan Ramadhan adalah investasi akhirat yang berlipat ganda. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga mendapatkan pahala yang besar, ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari kita manfaatkan bulan suci ini untuk beramal dan berbuat baik, serta meningkatkan kepedulian sosial kita. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri

04/03/2025 | Ashifuddin Fikri

Penghormatan Tradisi dalam Melakukan Fidyah
Penghormatan Tradisi dalam Melakukan Fidyah
Fidyah, sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa, memiliki akar yang dalam dalam tradisi Islam. Penghormatan terhadap tradisi dalam melakukan fidyah sangat penting, karena mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat Muslim. 1. Nilai Spiritual Pelaksanakan fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap ajaran Islam. Dengan membayar fidyah, individu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah dan berusaha untuk membantu sesama yang membutuhkan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi dan saling mendukung dalam komunitas. 2. Keterlibatan Komunitas Tradisi fidyah sering kali melibatkan komunitas dalam proses pengumpulan dan distribusi. Banyak masjid dan organisasi sosial yang mengadakan program fidyah, di mana masyarakat dapat berpartisipasi secara kolektif. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan rasa kepedulian antar anggota masyarakat. 3. Adaptasi Budaya Setiap daerah memiliki cara unik dalam melaksanakan fidyah, yang mencerminkan budaya lokal. Penghormatan terhadap tradisi ini penting untuk menjaga identitas budaya sambil tetap mengikuti prinsip-prinsip Islam. Misalnya, di beberapa daerah, fidyah dapat disalurkan dalam bentuk makanan atau barang kebutuhan pokok, sesuai dengan kebiasaan setempat. Penghormatan terhadap tradisi dalam melakukan fidyah tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual, tetapi juga membangun solidaritas sosial dalam masyarakat. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah sesuai tradisi, umat Muslim dapat menjaga warisan budaya sambil memenuhi kewajiban agama. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang fidyah. 3. Buku "Tradisi dan Ajaran Islam" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. 4. Artikel "Cultural Practices in Fidyah Payment" di Jurnal Sosial Islam. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana

Penggunaan Teknologi dalam Pembayaran Fidyah
Penggunaan Teknologi dalam Pembayaran Fidyah
Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam pembayaran fidyah semakin meningkat, memberikan kemudahan, dan efisiensi bagi umat Muslim. Fidyah, yang merupakan kompensasi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, kini dapat dibayarkan melalui berbagai platform digital, seperti aplikasi mobile dan situs web. 1. Kemudahan Akses Teknologi memungkinkan individu untuk membayar fidyah kapan saja dan di mana saja. Dengan aplikasi mobile, pengguna dapat melakukan transaksi hanya dengan beberapa klik, tanpa harus mengunjungi lembaga amal secara fisik. Hal ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas. 2. Transparansi dan Akuntabilitas Platform digital sering kali menyediakan laporan transparan mengenai penggunaan dana fidyah. Pengguna dapat melihat bagaimana dan di mana dana mereka digunakan, sehingga meningkatkan kepercayaan dalam proses pembayaran. Ini juga mendorong lembaga amal untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan dana. 3. Peningkatan Kesadaran Dengan adanya teknologi, informasi mengenai fidyah dan cara pembayarannya lebih mudah diakses. Kampanye digital dan media sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fidyah, serta cara yang tepat untuk melaksanakannya. Penggunaan teknologi dalam pembayaran fidyah tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan kesadaran masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi, umat Muslim dapat lebih mudah memenuhi kewajiban mereka dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Artikel "Digital Transformation in Islamic Philanthropy" di Jurnal Ekonomi Islam. 3. Buku "E-Charity: The Future of Islamic Philanthropy" oleh Dr. Fatima Al-Mansoori. 4. Laporan "The Impact of Technology on Zakat and Fidyah" oleh Lembaga Amil Zakat Nasional. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana

Pengaruh Fidyah terhadap Masyarakat
Pengaruh Fidyah terhadap Masyarakat
Fidyah merupakan bentuk kompensasi yang dibayarkan oleh individu yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau usia lanjut. Pembayaran fidyah tidak hanya memiliki implikasi spiritual, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat. 1. Kesejahteraan Masyarakat Fidyah berfungsi sebagai sumber dana untuk membantu mereka yang kurang mampu. Dengan membayar fidyah, individu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Hal ini menciptakan rasa solidaritas dan kepedulian di antara anggota masyarakat. 2. Pendidikan dan Kesadaran Pembayaran fidyah juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab sosial. Melalui program-program yang mengedukasi tentang fidyah, masyarakat menjadi lebih paham akan pentingnya berbagi dan membantu sesama, yang pada gilirannya dapat memperkuat ikatan sosial. 3. Pengurangan Kemiskinan Dengan mengalirnya dana fidyah ke tangan yang tepat, program-program bantuan dapat lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan. Fidyah yang dikelola dengan baik dapat digunakan untuk menyediakan makanan, pendidikan, dan layanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan. Secara keseluruhan, fidyah tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi ketimpangan di masyarakat. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan sejahtera. Sumber: 1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185). 2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang fidyah. 3. Buku "Fidyah: Konsep dan Implementasi" oleh Dr. Ahmad Zainuddin. 4. Artikel "The Role of Fidyah in Social Welfare" di Jurnal Sosial Islam. Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana Editor: M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana

Keutamaan Berbuka dan Sahur di Bulan Ramadhan
Keutamaan Berbuka dan Sahur di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa yang penuh keberkahan. Di dalamnya, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dua momen penting yang selalu dinantikan di bulan Ramadhan adalah berbuka puasa dan sahur. Keduanya tidak hanya sekadar aktivitas mengisi perut, tetapi juga memiliki keutamaan spiritual yang dijelaskan langsung dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Keutamaan Berbuka Puasa 1. Waktu yang Penuh Berkah Rasulullah SAW bersabda: "Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari, No. 1904; Muslim, No. 1151) Kebahagiaan berbuka bukan sekadar rasa lega setelah menahan lapar dan dahaga, tetapi juga bentuk rasa syukur atas nikmat Allah. Kesyukuran ini akan menambah keberkahan nikmat Allah. 2. Bersegera Berbuka adalah Sunnah Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak menunda berbuka puasa. Dalam hadits disebutkan: "Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari, No. 1957; Muslim, No. 1098) Berbuka puasa segera setelah masuk waktu maghrib adalah bentuk ketundukan kepada syariat, menunjukkan kecintaan terhadap sunnah Rasulullah SAW, dan limpahan kebaikan. 3. Doa Saat Berbuka Dikabulkan Salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah saat menjelang berbuka puasa. Nabi SAW bersabda: "Tiga doa yang tidak tertolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang berpuasa saat berbuka, dan doa seorang musafir.” (HR. Tirmidzi, No. 3522; Ibnu Majah, No. 1752) Keutamaan Sahur 1. Sahur Adalah Sunnah yang Diberkahi Sahur memiliki kedudukan khusus dalam puasa Ramadhan. Nabi SAW bersabda: "Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari, No. 1923; Muslim, No. 1095) Keberkahan sahur mencakup keberkahan fisik dan spiritual. Keberkahan fisik dari sahur memberikan energi, kesehatan, dan kekuatan untuk beribadah selama berpuasa. Keberkahan spiritual memberikan kekuatan hati dan keberkahan waktu dengan amal ibadah kepada Allah. 2. Pembeda Puasa Umat Islam dengan Puasa Ahli Kitab Sahur juga menjadi ciri khas ibadah puasa umat Islam yang membedakannya dari puasa kaum terdahulu. Rasulullah SAW bersabda: "Pembeda antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur."(HR. Muslim, No. 1096) Melaksanakan sahur adalah identitas dan kekhususan umat Islam yang menunjukkan keistimewaan syariat puasa dalam Islam. 3. Waktu Sahur adalah Waktu Mustajab Sahur dilakukan di waktu sepertiga malam terakhir, yang merupakan waktu penuh keberkahan dan waktu dikabulkannya doa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan di waktu sahur mereka memohon ampunan." (QS. Adz-Dzariyat: 18) Waktu sahur adalah waktu mustajab untuk memanjatkan doa dan memohon ampunan kepada Allah. Berbuka dan sahur adalah dua amalan utama yang mengiringi puasa Ramadhan. Berbuka dengan segera dan sahur di penghujung malam adalah sunnah yang tidak boleh diabaikan, karena di dalamnya terdapat berkah, pahala, dan waktu mustajab untuk berdoa. Dengan melaksanakan keduanya sesuai sunnah, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan energi fisik, tetapi juga limpahan pahala dan berkah dari Allah SWT. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh

04/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh

Antara Kafarat dan Qadha: Jangan Salah Memahami Hutang Puasa!
Antara Kafarat dan Qadha: Jangan Salah Memahami Hutang Puasa!
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Namun, dalam praktiknya, ada berbagai kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat berpuasa, seperti sakit, perjalanan, atau sebab lainnya. Dalam Islam, orang yang meninggalkan puasa ramadhan wajib menggantinya dengan qadha atau membayar kafarat dalam beberapa kondisi tertentu. Sayangnya, masih banyak yang keliru dalam memahami perbedaan antara qadha dan kafarat, sehingga kewajiban mereka dalam menunaikan hak Allah menjadi tidak sempurna. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara qadha dan kafarat, siapa yang wajib melakukannya, serta bagaimana cara pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan Islam. Jadi, mari kita mulai! Qadha Qadha berasal dari kata Arab yang berarti "mengganti atau memenuhi kewajiban yang tertunda". Dalam konteks puasa, qadha berarti mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari lain setelah bulan Ramadhan. Qadha diwajibkan bagi mereka yang tidak berpuasa karena uzur syar’i seperti sakit, bepergian, haid, atau nifas. Dalil mengenai kewajiban qadha terdapat dalam Al-Qur’an: "Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184) Kafarat Kafarat berasal dari Bahasa Arab yang berarti "tebusan". Dalam konteks puasa, kafarat adalah denda yang harus dibayarkan sebagai konsekuensi atas pelanggaran tertentu, seperti dengan sengaja membatalkan puasa Ramadhan tanpa uzur yang dibenarkan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. dan berkata: 'Aku telah binasa, wahai Rasulullah!' Nabi bertanya: 'Apa yang terjadi padamu?' Ia menjawab: 'Aku telah menggauli istriku di siang hari Ramadhan.' Rasulullah bersabda: 'Apakah kamu mampu memerdekakan seorang budak?' Ia menjawab: 'Tidak.' Rasulullah bersabda: 'Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?' Ia menjawab: 'Tidak.' Rasulullah bersabda: 'Apakah kamu mampu memberi makan enam puluh orang miskin?' Ia menjawab: 'Tidak.'" (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa kafarat berlaku dalam kasus tertentu, yaitu seseorang yang dengan sengaja membatalkan puasa dengan hubungan suami istri. Bagaimana Jika Seseorang Menunda Qadha Tanpa Uzur? Jika seseorang menunda qadha hingga tiba Ramadhan berikutnya tanpa uzur, maka ia wajib mengqadha setelah Ramadhan selesai serta membayar fidyah sebagai denda atas keterlambatan tersebut. Hal ini berdasarkan pendapat dari sebagian ulama, seperti dalam kitab Al-Mughni karya Ibnu Qudamah. Ibnu Abbas berkata: "Barang siapa yang memiliki hutang puasa tetapi tidak mengqadhanya hingga datang Ramadhan berikutnya, maka ia harus berpuasa dan membayar fidyah." (HR. Daruqutni) Namun, jika penundaan qadha disebabkan oleh uzur syar’i, maka ia hanya wajib mengqadha tanpa perlu membayar fidyah. Kesalahan Umum dalam Memahami Qadha dan Kafarat Mengira bahwa semua pelanggaran puasa cukup ditebus dengan kafarat Menganggap bahwa qadha bisa ditunda tanpa batas waktu Tidak memahami aturan kafarat dengan benar Mengganti puasa dengan fidyah tanpa alasan yang sah Bagaimana Cara Membayar Kafarat? Memerdekakan budak, namun karena di zaman ini praktik perbudakan sudah tidak ada, maka opsi ini tidak dapat dilakukan. Puasa dua bulan berturut-turut tanpa terputus. Jika seseorang tidak mampu melaksanakannya karena uzur syar’i, ia bisa mengambil opsi terakhir. Memberi makan kepada 60 orang miskin, sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam fiqih, yaitu satu mud (sekitar 750 gram) makanan pokok per orang miskin.

04/03/2025 | Ibnu

Kapan Membayar Fidyah?
Kapan Membayar Fidyah?
Kapan Membayar Fidyah? Fidyah adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti sakit yang berkepanjangan, hamil, menyusui, atau alasan lainnya yang membuat seseorang tidak mampu berpuasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas kapan sebaiknya seseorang membayar fidyah. Kapan Membayar Fidyah? Setelah Bulan RamadanFidyah sebaiknya dibayarkan setelah bulan Ramadan berakhir. Namun, jika seseorang sudah mengetahui bahwa mereka tidak akan dapat berpuasa di bulan Ramadan, mereka bisa membayar fidyah sebelum bulan puasa dimulai. Sebelum Hari Raya Idul FitriSebagian ulama menyarankan agar fidyah dibayarkan sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Hal ini bertujuan agar orang yang menerima fidyah dapat memanfaatkan makanan atau uang tersebut untuk merayakan hari raya. Ketika Seseorang Tidak Mampu Mengganti PuasaJika seseorang tidak mampu mengganti puasa di hari-hari lain setelah Ramadan, maka mereka wajib membayar fidyah. Ini berlaku bagi mereka yang memiliki alasan yang sah dan tidak dapat berpuasa di bulan Ramadan. Dalam Kasus Penyakit KronisBagi mereka yang menderita penyakit kronis dan tidak ada harapan untuk sembuh, fidyah dapat dibayarkan setiap tahun selama bulan Ramadan. Ini sebagai bentuk tanggung jawab atas puasa yang tidak dapat dilaksanakan. Cara Membayar Fidyah Fidyah dapat dibayarkan dalam bentuk makanan pokok, seperti beras, atau dalam bentuk uang yang setara dengan nilai makanan tersebut. Sebaiknya, fidyah diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, agar mereka juga dapat merasakan berkah bulan Ramadan. Kesimpulan Membayar fidyah adalah kewajiban bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa. Waktu yang tepat untuk membayar fidyah adalah setelah bulan Ramadan, sebelum hari raya Idul Fitri, atau ketika seseorang tidak mampu mengganti puasa. Dengan membayar fidyah, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga membantu sesama yang membutuhkan. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami kapan membayar fidyah agar ibadah kita tetap sah dan bermanfaat bagi orang lain. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi

04/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI

Siapa Saja Penerima Fidyah?
Siapa Saja Penerima Fidyah?
Siapa Saja Penerima Fidyah? Fidyah adalah suatu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, baik karena alasan kesehatan, usia lanjut, atau sebab lainnya. Dalam Islam, fidyah berfungsi untuk membantu mereka yang membutuhkan dan sebagai bentuk tanggung jawab bagi yang tidak dapat berpuasa. Berikut adalah penjelasan mengenai siapa saja yang berhak menerima fidyah. Penerima Fidyah Orang Miskin Fidyah dapat diberikan kepada orang-orang yang berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. Mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari sangat berhak menerima fidyah. Anak Yatim Anak-anak yang kehilangan orang tua dan tidak memiliki penopang hidup juga termasuk dalam kategori penerima fidyah. Bantuan ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang Sakit Mereka yang menderita penyakit kronis atau kondisi kesehatan yang menghalangi mereka untuk berpuasa juga berhak menerima fidyah. Ini termasuk orang-orang yang tidak mungkin sembuh dan harus terus menerus bergantung pada bantuan. Lansia Orang-orang yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa karena kondisi fisik mereka juga merupakan penerima fidyah. Fidyah dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi

04/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI

Macam-Macam Fidyah dalam Islam
Macam-Macam Fidyah dalam Islam
Macam-Macam Fidyah dalam Islam Fidyah adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh seorang Muslim yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit, hamil, menyusui, atau perjalanan jauh. Dalam Islam, fidyah memiliki peran penting sebagai bentuk tanggung jawab dan kepatuhan terhadap ajaran agama. Berikut adalah beberapa macam fidyah yang dikenal dalam Islam. 1. Fidyah untuk Orang Sakit Orang yang sakit dan tidak mampu berpuasa selama bulan Ramadan dapat membayar fidyah. Fidyah ini biasanya berupa makanan pokok yang diberikan kepada orang miskin. Jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah satu mud (sekitar 675 gram) makanan pokok per hari puasa yang ditinggalkan. 2. Fidyah untuk Ibu Hamil dan Menyusui Ibu hamil dan menyusui yang khawatir akan kesehatan diri atau anaknya jika berpuasa juga diperbolehkan untuk membayar fidyah. Seperti halnya orang sakit, fidyah yang dibayarkan adalah satu mud makanan pokok per hari puasa yang ditinggalkan. 3. Fidyah untuk Perjalanan Jauh Musafir yang tidak dapat berpuasa karena perjalanan jauh juga diwajibkan untuk membayar fidyah. Jika seorang musafir tidak berpuasa, ia harus membayar fidyah dengan memberikan makanan kepada orang miskin sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan. 4. Fidyah untuk Orang Tua Orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa seumur hidupnya juga dapat membayar fidyah. Dalam hal ini, fidyah yang dibayarkan adalah sama, yaitu satu mud makanan pokok per hari puasa yang seharusnya dijalankan. Pentingnya Fidyah Fidyah memiliki makna yang sangat penting dalam Islam. Selain sebagai bentuk kompensasi, fidyah juga menunjukkan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan membayar fidyah, seorang Muslim dapat tetap menjalankan tanggung jawabnya meskipun tidak dapat berpuasa. Ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat. Fidyah juga mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan kewajiban ibadah, meskipun dalam keadaan tertentu kita tidak dapat melaksanakannya. Dengan membayar fidyah, kita tetap dapat berkontribusi dalam amal dan kebaikan, serta menjaga hubungan kita dengan Allah SWT. Kesimpulan Fidyah adalah salah satu cara untuk menunaikan kewajiban ibadah puasa bagi mereka yang tidak dapat melaksanakannya. Dengan memahami macam-macam fidyah dan pentingnya fidyah, kita dapat lebih menghargai ajaran Islam dan menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran. Mari kita jaga solidaritas dan kepedulian terhadap sesama dengan membayar fidyah bagi yang membutuhkan. Penulis: Hubaib Ash shidqi Editor: Hubaib Ash shidqi

04/03/2025 | HUBAIB ASH SHIDQI

Fidyah dalam Era Modern: Inovasi dan Solusi untuk Menyalurkan Kebaikan
Fidyah dalam Era Modern: Inovasi dan Solusi untuk Menyalurkan Kebaikan
Fidyah, sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa, telah mengalami transformasi dalam era modern. Dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, cara menyalurkan fidyah kini lebih inovatif dan efisien, memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk beramal. Inovasi dalam Penyaluran Fidyah Di era digital, banyak platform online yang memungkinkan individu untuk memberikan fidyah secara langsung kepada yang membutuhkan. Aplikasi dan situs web kini menyediakan layanan untuk menghitung fidyah yang harus dibayarkan, serta menghubungkan donatur dengan lembaga amal terpercaya. Hal ini tidak hanya mempermudah proses, tetapi juga meningkatkan transparansi dalam penyaluran dana. Solusi untuk Menyalurkan Kebaikan Dengan adanya inovasi ini, fidyah tidak lagi terbatas pada pemberian makanan fisik. Umat Islam kini dapat memberikan fidyah dalam bentuk uang, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak orang-orang yang kurang mampu. Ini adalah solusi yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Kesimpulan Fidyah dalam era modern menawarkan peluang baru untuk menyalurkan kebaikan. Dengan memanfaatkan teknologi, umat Islam dapat lebih mudah memenuhi kewajiban mereka sambil berkontribusi pada kesejahteraan sosial. Inovasi ini tidak hanya memperkuat ikatan komunitas, tetapi juga menciptakan dampak positif yang lebih luas. Penulis: Putri Khodijah Editor: M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Putri Khodijah

Fidyah untuk Orang Tua: Menghormati dan Merawat dengan Tindakan
Fidyah untuk Orang Tua: Menghormati dan Merawat dengan Tindakan
Fidyah bukan hanya sekadar kewajiban bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, tetapi juga dapat menjadi bentuk penghormatan dan perawatan terhadap orang tua. Dalam Islam, menghormati orang tua adalah salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi. Ketika orang tua tidak mampu menjalankan ibadah puasa karena alasan kesehatan atau usia, fidyah menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian. Menghormati Orang Tua Melalui Fidyah Memberikan fidyah untuk orang tua yang tidak dapat berpuasa adalah tindakan yang mulia. Ini menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kesejahteraan mereka. Dalam hal ini, fidyah dapat berupa makanan atau sumbangan kepada orang yang membutuhkan, yang pada gilirannya juga mencerminkan nilai-nilai sosial dalam Islam. Tindakan Nyata dalam Merawat Fidyah juga dapat dilihat sebagai tindakan nyata dalam merawat orang tua. Dengan memberikan fidyah, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga memberikan dukungan moral dan emosional kepada mereka. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa kita menghargai pengorbanan dan cinta yang telah mereka berikan selama ini. Kesimpulan Fidyah untuk orang tua adalah bentuk penghormatan yang mendalam. Dengan melaksanakan fidyah, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan menunjukkan rasa syukur atas segala pengorbanan mereka. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Putri Khodijah

Ramadhan dan Produktivitas: Meningkatkan Kinerja dengan Spiritualitas
Ramadhan dan Produktivitas: Meningkatkan Kinerja dengan Spiritualitas
Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai bulan puasa, Ramadhan juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan spiritualitas, memperbaiki diri, dan meningkatkan produktivitas. Banyak orang mungkin berpikir bahwa berpuasa akan mengurangi energi dan kinerja, tetapi sebenarnya, dengan pendekatan yang tepat, Ramadhan dapat menjadi waktu yang sangat produktif. Sebagaimana yang di Firmankan oleh Allah SWT yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Surah Al-Baqarah (2:183) Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah sarana untuk mencapai ketakwaan, yang merupakan fondasi untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu Nabi juga bersabda bahwa: "Sesungguhnya Allah menyukai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, maka ia melakukannya dengan sebaik-baiknya." (HR. Al-Baihaqi) Hadis ini menekankan pentingnya melakukan pekerjaan dengan baik, yang sejalan dengan semangat produktivitas selama Ramadhan. Makna Ramadhan dalam Konteks Produktivitas Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan waktu untuk merenungkan diri, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks produktivitas, Ramadhan mengajarkan kita untuk: Meningkatkan Disiplin Diri: Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan disiplin dalam berbagai aspek kehidupan. Fokus pada Tujuan: Dengan beribadah dan berdoa, kita dapat lebih fokus pada tujuan hidup dan pekerjaan kita. Membangun Kebiasaan Positif: Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan baik yang dapat meningkatkan produktivitas. Spiritualitas dan Produktivitas Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi Salah satu manfaat puasa adalah meningkatkan fokus dan konsentrasi. Ketika kita berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengalihkan perhatian dari hal-hal yang tidak penting. Ini dapat membantu kita untuk lebih fokus pada tugas-tugas yang ada. Dalam konteks kerja atau belajar, fokus yang lebih baik dapat meningkatkan produktivitas. Membangun Disiplin Diri Puasa mengajarkan kita disiplin. Menahan diri dari makan dan minum selama berjam-jam membutuhkan komitmen dan ketahanan. Disiplin yang dibangun selama Ramadhan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan dan studi. Dengan disiplin yang lebih baik, kita dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efisien. Meningkatkan Energi Spiritual Selama Ramadhan, banyak orang merasa lebih terhubung dengan spiritualitas mereka. Ibadah yang lebih intens, seperti salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan berdoa, dapat memberikan energi spiritual yang positif. Energi ini dapat memotivasi kita untuk bekerja lebih keras dan lebih produktif. Mengelola Waktu dengan Baik Perencanaan yang Efektif Ramadhan mengajarkan kita untuk mengelola waktu dengan baik. Dengan jadwal yang berbeda selama bulan puasa, kita perlu merencanakan waktu untuk sahur, ibadah, dan berbuka. Perencanaan yang baik dapat membantu kita untuk tetap produktif meskipun dengan waktu yang terbatas. Prioritas yang Jelas Selama Ramadhan, kita diingatkan untuk memprioritaskan hal-hal yang lebih penting, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menetapkan prioritas yang jelas, kita dapat lebih fokus pada tugas-tugas yang memberikan dampak terbesar. Kesehatan Fisik dan Mental Manfaat Kesehatan Puasa Puasa tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan spiritual, tetapi juga untuk kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan metabolisme. Kesehatan fisik yang baik berkontribusi pada produktivitas yang lebih tinggi. Kesehatan Mental Puasa juga dapat meningkatkan kesehatan mental. Dengan mengurangi stres dan meningkatkan rasa syukur, kita dapat merasa lebih bahagia dan lebih termotivasi. Kesehatan mental yang baik sangat penting untuk produktivitas, karena dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku. Membangun Hubungan Sosial yang Kuat Silaturahmi dan Kebersamaan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan sosial. Berbuka puasa bersama keluarga, teman, dan tetangga dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas. Hubungan sosial yang kuat dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas, karena kita merasa didukung oleh orang-orang di sekitar kita. Empati dan Kepedulian Puasa juga mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Dengan merasakan lapar dan haus, kita diingatkan akan kondisi orang-orang yang kurang beruntung. Ini mendorong kita untuk lebih peduli dan berkontribusi dalam membantu sesama, yang pada gilirannya dapat meningkatkan rasa kepuasan dan motivasi dalam bekerja. Tips Praktis untuk Meningkatkan Produktivitas Selama Ramadhan Atur Jadwal Harian Buat Rencana Harian: Buatlah rencana harian yang mencakup waktu untuk ibadah, pekerjaan, dan istirahat. Dengan memiliki jadwal yang jelas, Anda dapat lebih fokus dan produktif. Prioritaskan Tugas: Identifikasi tugas-tugas yang paling penting dan prioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Manfaatkan Waktu Sahur dan Berbuka Sahur yang Bergizi: Konsumsi makanan yang bergizi saat sahur untuk memberikan energi yang cukup sepanjang hari. Pilihlah makanan yang kaya serat dan protein untuk menjaga stamina. Berbuka dengan Sehat: Saat berbuka, mulailah dengan kurma dan air, kemudian lanjutkan dengan makanan yang seimbang. Hindari makanan berat yang dapat membuat Anda merasa lesu. Tetap Terhidrasi Minum Air yang Cukup: Pastikan untuk minum cukup air antara berbuka dan sahur. Dehidrasi dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja Anda. Hindari Kafein Berlebihan: Meskipun kafein dapat memberikan dorongan energi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi. Fokus pada Ibadah Tingkatkan Kualitas Ibadah: Manfaatkan waktu Ramadhan untuk meningkatkan kualitas ibadah, seperti salat, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Ini akan memberikan ketenangan dan fokus yang lebih baik dalam pekerjaan. Bergabung dalam Kegiatan Sosial: Ikut serta dalam kegiatan sosial atau amal selama Ramadhan dapat meningkatkan rasa empati dan kepedulian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas. Istirahat yang Cukup Tidur yang Cukup: Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup agar tubuh dan pikiran Anda tetap segar. Tidur yang baik akan meningkatkan konsentrasi dan kinerja. Ambil Waktu untuk Istirahat: Jangan ragu untuk mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dan merenung. Ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus. Kesimpulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas melalui pendekatan spiritualitas. Dengan memahami makna puasa dan menerapkan tips praktis, kita dapat meningkatkan kinerja kita dalam berbagai aspek kehidupan. Dalil-dalil yang mendasari pentingnya produktivitas dan spiritualitas selama Ramadhan memberikan landasan yang kuat untuk menjalani bulan suci ini dengan penuh kesadaran dan tujuan. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Ashifuddin Fikri

04/03/2025 | Ashifuddin Fikri

5 Kesalahan Umum tentang Fidyah yang Harus Dihindari
5 Kesalahan Umum tentang Fidyah yang Harus Dihindari
Fidyah adalah salah satu aspek penting dalam ibadah puasa yang sering kali disalahpahami. Berikut adalah lima kesalahan umum tentang fidyah yang harus dihindari agar kita dapat menjalankan ibadah dengan benar. 1. Menganggap Fidyah Sebagai Pilihan Banyak orang beranggapan bahwa fidyah adalah pilihan, padahal bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, fidyah adalah kewajiban. Mengabaikan kewajiban ini dapat mengakibatkan kehilangan pahala. 2. Salah Memahami Jumlah Fidyah Kesalahan lain adalah tidak mengetahui jumlah fidyah yang tepat. Fidyah biasanya berupa makanan pokok yang setara dengan satu hari puasa. Pastikan untuk memberikan fidyah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Memberikan Fidyah kepada Diri Sendiri Beberapa orang berpikir bahwa mereka dapat memberikan fidyah kepada diri sendiri. Namun, fidyah seharusnya diberikan kepada orang lain yang membutuhkan, seperti fakir miskin. 4. Mengabaikan Niat Niat adalah bagian penting dalam setiap amal ibadah. Banyak yang lupa untuk niat saat memberikan fidyah, padahal niat yang tulus akan meningkatkan nilai ibadah tersebut. 5. Tidak Memahami Waktu Pelaksanaan Fidyah harus diberikan setelah bulan Ramadan berakhir. Kesalahan dalam waktu pelaksanaan dapat mengurangi keabsahan fidyah yang diberikan. Kesimpulan Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kita dapat menjalankan kewajiban fidyah dengan lebih baik dan mendapatkan pahala yang maksimal. Penulis:Putri Khodijah Editor:M. Kausari Kaidani

04/03/2025 | Putri Khodijah

Hikmah Ramadhan di Berbagai Negara
Hikmah Ramadhan di Berbagai Negara
Ramadhan merupakan bulan suci yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Meski dijalankan di negara-negara dengan budaya, tradisi, dan kondisi geografis yang berbeda, Ramadhan tetap menjadi momen penuh hikmah dan pelajaran bagi setiap umat Islam. Hikmah Ramadhan tidak hanya dirasakan secara spiritual, tetapi juga sosial dan budaya. Berikut adalah beberapa hikmah Ramadhan yang dirasakan di berbagai negara: 1. Indonesia: Momentum Memperkuat Silaturahmi dan Kepedulian Sosial Di Indonesia, Ramadhan identik dengan tradisi buka puasa bersama, tarawih berjamaah, dan berbagi takjil di jalanan. Hikmah yang dirasakan adalah semakin kuatnya rasa kebersamaan dan kepedulian sosial. Masyarakat saling membantu, berbagi makanan, hingga membangkitkan kesadaran zakat dan sedekah. 2. Arab Saudi: Penghayatan Spiritual yang Mendalam Di Arab Saudi, Ramadhan menjadi waktu refleksi diri yang sangat dalam. Suasana spiritual begitu terasa di kota suci Makkah dan Madinah, di mana jutaan umat Muslim melaksanakan umrah Ramadhan. Keutamaan umrah Ramadhan sesuai dengan hadits Rasulullah bahwa nilai ibadahnya seperti berhaji bersama Rasulullah. Hikmah Ramadhan di negara ini mengajarkan pentingnya memperbanyak ibadah, memperkuat tauhid, dan merenungi makna hidup. 3. Turki: Perpaduan Tradisi dan Religiusitas Turki memiliki tradisi khas seperti parade drumband sahur dan buka puasa di lapangan terbuka. Ramadhan mengajarkan harmoni antara budaya lokal dan nilai-nilai agama. Hikmah yang diambil adalah bagaimana menjaga nilai spiritual tetap hidup di tengah modernitas. 4. Inggris dan Negara Minoritas Muslim: Menjaga Identitas dan Syiar Islam Di negara-negara Eropa seperti Inggris, umat Muslim merasakan hikmah Ramadhan dalam bentuk perjuangan menjaga identitas Islam di tengah masyarakat multikultural. Ramadhan mengajarkan kesabaran dan kebanggaan terhadap jati diri Muslim sekaligus memperkenalkan ajaran Islam secara damai. 5. Mesir: Pendidikan dan Kedermawanan Di Mesir, Ramadhan menjadi bulan pendidikan moral dan agama sejak dini. Anak-anak diajarkan puasa secara bertahap, sementara masjid-masjid aktif mengadakan kajian-kajian. Selain itu, budaya iftar jama’i di jalanan mengajarkan arti kedermawanan yang mendalam. Hikmah Ramadhan tidak mengenal batas negara. Setiap wilayah memiliki cara tersendiri dalam merayakan Ramadhan, tetapi esensi utamanya tetap sama. Ramadhan mendidik mukmin untuk memperkuat keimanan, menumbuhkan solidaritas, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh

04/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh

Sedekah Online: Cara Modern Berbagi Kebaikan di Era Teknologi
Sedekah Online: Cara Modern Berbagi Kebaikan di Era Teknologi
Era digital membawa transformasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara bersedekah. Sedekah secara online menawarkan kemudahan, jangkauan lebih luas, dan transparansi yang lebih baik. Melalui platform online, aplikasi donasi, atau transfer bank, kita dapat menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan tanpa batasan geografis. Platform sedekah online terpercaya di Indonesia salah satunya ialah BAZNAS yang menyediakan berbagai fitur untuk memverifikasi keaslian kampanye penggalangan dana. Fitur laporan penggunaan dana juga memungkinkan donatur memantau distribusi bantuan yang diberikan, sehingga meningkatkan kepercayaan publik. Tantangan dalam sedekah secara online atau digital adalah memastikan dana tersalurkan tepat sasaran. Oleh karena itu, lakukan riset terlebih dahulu sebelum berdonasi. Verifikasi keabsahan platform, periksa sertifikasi lembaga, dan pastikan transparansi pengelolaan dana. Dengan sedekah digital, berbagi kebaikan menjadi lebih mudah dan efektif. Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Shifa Indri Hudannaya Editor: M. Sahal

03/03/2025 | AdminS

Manfaat Sedekah untuk Kesehatan Mental dan Spiritual
Manfaat Sedekah untuk Kesehatan Mental dan Spiritual
Sedekah bukan sekadar memberikan harta kepada yang membutuhkan, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan mental juga spiritual pemberinya. Penelitian menunjukkan bahwa tindakan berbagi dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang menciptakan perasaan bahagia dan mengurangi stres. Dari sisi spiritual, sedekah merupakan bentuk ibadah yang mendatangkan keberkahan dan pahala berlipat ganda. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sedekah tidak akan mengurangi harta." Ungkapan ini mengandung hikmah bahwa rezeki yang disedekahkan justru akan diganti oleh Allah SWT dengan keberkahan dalam berbagai bentuk. Bagi yang sedang mengalami kesulitan, sedekah bisa menjadi jalan untuk membuka pintu kemudahan. Mulailah bersedekah dengan niat ikhlas, tanpa perlu menunggu harta berlimpah. Sedekah bisa dimulai dari hal kecil seperti berbagi makanan, memberikan pakaian layak pakai, atau menyisihkan sebagian penghasilan. Konsistensi dalam bersedekah jauh lebih baik daripada nominal besar namun hanya sekali waktu. Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekahKunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Penulis: Shifa Indri Hudannaya Editor: M. Sahal

03/03/2025 | AdminS

Fidyah dan Kesejahteraan Sosial: Peran Penting dalam Membantu Sesama di Bulan Ramadhan
Fidyah dan Kesejahteraan Sosial: Peran Penting dalam Membantu Sesama di Bulan Ramadhan
Fidyah adalah salah satu aspek penting dalam ibadah puasa di bulan Ramadhan. Bagi mereka yang tidak dapat berpuasa karena alasan tertentu, seperti sakit atau hamil, fidyah menjadi solusi untuk memenuhi kewajiban agama. Namun, lebih dari sekadar kewajiban, fidyah juga berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Peran Fidyah dalam Kesejahteraan Sosial Fidyah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang mampu. Dengan memberikan fidyah berupa makanan atau uang kepada orang miskin, kita tidak hanya memenuhi syarat agama, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di bulan Ramadhan, saat solidaritas sosial meningkat, fidyah menjadi sarana untuk memperkuat ikatan antar sesama. Membangun Kesadaran Sosial Melalui fidyah, umat Islam diajak untuk lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Ini adalah momen untuk merenungkan betapa pentingnya berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, fidyah tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang dapat membawa perubahan positif. Kesimpulan Fidyah memiliki peran penting dalam membantu sesama di bulan Ramadhan. Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. Penulis: Putri Khodijah Editor: M. Kausari Kaidani

03/03/2025 | Putri Khodijah

Menggali Makna Fidyah: Antara Kewajiban dan Kesempatan untuk Beramal
Menggali Makna Fidyah: Antara Kewajiban dan Kesempatan untuk Beramal
Fidyah merupakan istilah dalam Islam yang merujuk pada kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa, baik karena sakit, hamil, menyusui, atau alasan lainnya. Dalam konteks ini, fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebuah kesempatan untuk beramal dan berbagi dengan sesama. Kewajiban Fidyah Fidyah menjadi kewajiban bagi mereka yang tidak mampu berpuasa. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk memberikan fidyah berupa makanan kepada orang miskin. Hal ini menunjukkan bahwa fidyah memiliki dimensi sosial yang penting, di mana umat Islam diajak untuk peduli terhadap sesama. Kesempatan untuk Beramal Di sisi lain, fidyah juga memberikan kesempatan bagi individu untuk beramal. Dengan memberikan fidyah, seseorang tidak hanya memenuhi kewajiban, tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT. Ini adalah bentuk kepedulian dan kasih sayang kepada orang-orang yang membutuhkan. Kesimpulan Menggali makna fidyah mengajarkan kita bahwa kewajiban dan kesempatan untuk beramal dapat berjalan beriringan. Dengan memahami fidyah, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Penulis: Putri Khodijah Editor: M. Kausari Kaidani

03/03/2025 | Putri Khodijah

Fidyah dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadis: Sebuah Tinjauan Mendalam
Fidyah dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadis: Sebuah Tinjauan Mendalam
Fidyah merupakan salah satu konsep penting dalam Islam yang berkaitan dengan kewajiban mengganti puasa bagi mereka yang tidak mampu melaksanakannya. Dalam perspektif Al-Qur'an, fidyah diatur dalam Surah Al-Baqarah ayat 184-185, yang menyatakan bahwa bagi yang tidak mampu berpuasa, mereka dapat memberikan fidyah berupa makanan kepada orang miskin. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kesejahteraan sosial dan kemanusiaan. Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan tentang fidyah. Dalam sebuah riwayat, beliau menyatakan bahwa orang yang tidak mampu berpuasa karena sakit atau usia lanjut dapat memberikan fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan. Hal ini menegaskan bahwa fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Fidyah memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kesejahteraan umat. Dengan memberikan fidyah, seseorang tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam membantu orang lain. Penulis: Putri Khodijah Editor: M. Kausari Kaidani

03/03/2025 | Putri Khodijah

Menanamkan Cinta Puasa Kepada Anak Sejak Dini
Menanamkan Cinta Puasa Kepada Anak Sejak Dini
Bulan Ramadhan adalah waktu yang istimewa bagi umat Islam. Bagi anak-anak, Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi momen belajar tentang keimanan, kesabaran, serta kepedulian sosial. Namun, mengajarkan puasa kepada anak-anak memerlukan pendekatan yang bijak agar mereka tidak merasa terpaksa, melainkan tumbuh rasa cinta dan semangat menjalankan ibadah ini. Memberikan Pemahaman Sesuai Usia Langkah pertama adalah menjelaskan makna puasa dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak. Untuk anak usia dini (4-6 tahun), jelaskan bahwa puasa adalah cara mendekatkan diri kepada Allah, berlatih sabar, dan merasakan bagaimana rasanya jika orang lain tidak punya makanan. Contoh penjelasan: "Puasa itu artinya kita menahan makan dan minum dari subuh sampai maghrib, supaya kita ingat ada teman-teman yang tidak selalu punya makanan. Kalau kita sabar, Allah kasih pahala besar." Melatih Puasa Bertahap (Puasa Setengah Hari) Anak-anak belum wajib puasa, jadi tidak perlu langsung full sehari. Ajari secara bertahap, misalnya puasa sampai waktu dzuhur atau ashar dulu. Jika kuat dan semangat, bisa ditambah perlahan hingga maghrib. Ini melatih fisik dan mental mereka tanpa merasa berat. Ciptakan Suasana Ramadhan yang Menyenangkan Ramadhan bisa jadi bulan penuh kenangan indah bagi anak jika dibuat seru. Melibatkan anak dalam aktivitas harian di bulan Ramadhan memberikan memori yang menyenangkan bagi anak. Berbagai aktivitas bersama anak misalnya: ,enyiapkan menu sahur dan berbuka, menghias rumah dengan nuansa Ramadhan, mengatur jadwal ibadah (tarawih bersama, tilawah bersama), mengisi kalender Ramadhan berisi tantangan harian seperti: “Hari ini berbagi takjil”, atau “Hari ini hafalkan 1 doa pendek”. Beri Apresiasi dan Pujian Saat anak berhasil menahan lapar sampai dzuhur, atau sabar menunggu buka, berikan apresiasi: "MasyaAllah, hebat sekali hari ini puasanya!" "Allahumma barik, adik sudah bisa sabar sampai ashar. Besok bisa coba lebih lama lagi ya?" Hadiah kecil seperti stiker Ramadhan atau makanan favorit untuk berbuka juga bisa jadi motivasi tambahan. Menjadi Teladan yang Baik Orang tua adalah contoh utama bagi anak-anak. Tunjukkan semangat dan kegembiraan saat berpuasa. Hindari mengeluh lapar atau lelah di depan anak. Sebaliknya, ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang Rasulullah dan sahabat yang menjalankan puasa dengan gembira. Menanamkan Nilai Spiritual, Bukan Sekadar Formalitas Ajarkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga akhlak: Menahan marah Tidak berkata kasar Lebih rajin beribadah Ajari doa niat puasa dan ajak mereka memahami arti sahur dan berbuka sebagai bentuk syukur. Libatkan dalam Kegiatan Sosial Ramadhan Ajak anak berbagi takjil, menyisihkan sebagian uang jajannya untuk sedekah, atau membantu membagikan zakat fitrah. Dengan begitu, mereka belajar bahwa puasa juga melatih kepedulian sosial. Mengajarkan puasa pada anak bukan sekadar mengenalkan ritual ibadah, tetapi juga menanamkan makna dan cinta pada Ramadhan. Dengan pendekatan yang menyenangkan, bertahap, dan penuh kasih sayang, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mencintai ibadah dengan kesadaran hati, bukan karena paksaan. Semakin indah kenangan Ramadhan yang kita ciptakan untuk anak-anak, semakin kuat cinta mereka pada ibadah ini di masa depan. Mari jadikan Ramadhan sebagai madrasah pertama bagi generasi penerus yang cinta Al-Qur’an, sabar, peduli, dan dekat dengan Allah. *Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id Editor : Ashifuddin Fikri Writer : Nur Isnaini Masyithoh

03/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh

Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat