Berita Terbaru
Zakat Perdagangan: Kewajiban bagi Para Pengusaha dan Pedagang
Zakat perdagangan adalah salah satu jenis zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim yang terlibat dalam kegiatan perdagangan. Zakat ini berfungsi untuk membersihkan harta dan membantu mereka yang membutuhkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya zakat perdagangan, cara menghitungnya, dan bagaimana menyalurkannya dengan benar.
Zakat perdagangan adalah zakat yang dikeluarkan dari harta yang diperoleh melalui aktivitas perdagangan. Setiap pengusaha atau pedagang yang memiliki harta dagangan dengan nilai tertentu, yang dikenal sebagai nisab, wajib mengeluarkan zakat. Nisab untuk zakat perdagangan setara dengan nilai 85 gram emas atau sekitar 600 ribu hingga 1 juta rupiah, tergantung pada harga emas saat itu.
Menghitung Zakat Perdagangan
Menentukan Nilai Harta Dagangan: Pertama, hitung total nilai harta dagangan yang Anda miliki. Ini termasuk semua barang yang siap dijual, baik yang ada di toko maupun yang dalam proses pengiriman.
Menghitung Utang: Jika Anda memiliki utang yang harus dibayar, kurangi nilai total harta dagangan dengan jumlah utang tersebut. Ini akan memberikan nilai bersih dari harta yang akan dikenakan zakat.
Menghitung Zakat: Zakat perdagangan biasanya dihitung sebesar 2,5% dari nilai bersih harta dagangan. Rumusnya adalah:
Zakat=Nilai Bersih Harta Dagangan×0.025
Contoh: Jika nilai bersih harta dagangan Anda adalah Rp 100.000.000, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah:
Rp 100.000.000 ×0.025= Rp 2.500.000
Setelah menghitung zakat, langkah selanjutnya adalah menyalurkannya. Zakat perdagangan dapat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, seperti fakir, miskin, amil, dan lain-lain. Anda dapat menyalurkan zakat secara langsung kepada penerima atau melalui lembaga zakat yang terpercaya.
Menunaikan zakat perdagangan tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga memberikan banyak manfaat. Zakat membantu mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang lebih adil. Selain itu, zakat juga dapat meningkatkan keberkahan dalam usaha dan harta yang dimiliki.
Zakat perdagangan adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pengusaha dan pedagang. Dengan menghitung dan menyalurkan zakat dengan benar, Anda tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mari kita tunaikan zakat kita dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab demi kebaikan bersama
=====================
*Tunaikan zakat/infaq, melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Azkia Salsabila
Editor: Ummi Kiftiyah
08/03/2025 | admin
Zakat Emas dan Perak: Langkah-Langkah Menghitung dan Menyalurkan dengan Benar
Zakat emas dan perak merupakan salah satu jenis zakat mal yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim yang memiliki harta tersebut. Zakat ini tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai sarana untuk membersihkan harta dan membantu sesama. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung dan menyalurkan zakat emas dan perak dengan benar.
Zakat emas dan perak adalah zakat yang dikeluarkan dari harta yang berupa logam mulia. Kewajiban ini berlaku bagi setiap Muslim yang memiliki emas atau perak dengan jumlah tertentu, yang dikenal sebagai nisab. Nisab untuk zakat emas adalah 85 gram, sedangkan untuk perak adalah 595 gram. Jika Anda memiliki jumlah emas atau perak yang melebihi nisab ini, maka Anda wajib mengeluarkan zakat.
Cara Menghitung Zakat Emas dan Perak
Menentukan Jumlah Emas dan Perak: Pertama, hitung total berat emas dan perak yang Anda miliki. Pastikan untuk menggunakan timbangan yang akurat.
Menentukan Harga Pasar: Selanjutnya, cari tahu harga pasar emas dan perak per gram. Anda bisa mendapatkan informasi ini dari berbagai sumber, seperti bank atau situs jual beli logam mulia.
Menghitung Zakat: Setelah mengetahui berat dan harga, Anda dapat menghitung zakat yang harus dikeluarkan. Rumusnya adalah:
Zakat=Berat (gram)×Harga per gram×0.025
Contoh: Jika Anda memiliki 100 gram emas dengan harga Rp 1.000.000 per gram, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah:
100 gram×Rp 1.000.000/gram×0.025= Rp 2.500.000
Setelah menghitung zakat, langkah selanjutnya adalah menyalurkannya. Zakat emas dan perak dapat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, seperti fakir, miskin, amil, dan lain-lain. Anda dapat menyalurkan zakat secara langsung kepada penerima atau melalui lembaga zakat yang terpercaya.
Zakat emas dan perak adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Dengan menghitung dan menyalurkan zakat dengan benar, Anda tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mari kita tunaikan zakat kita dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
=====================
*Tunaikan zakat/infaq, melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Azkia Salsabila
Editor: Ummi Kiftiyah
08/03/2025 | admin
Menghitung Zakat Profesi: Panduan untuk Karyawan dan Pengusaha
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan oleh setiap Muslim yang memperoleh penghasilan dari pekerjaan atau profesi. Baik karyawan maupun pengusaha memiliki kewajiban untuk menunaikan zakat ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dan untuk membersihkan harta. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung zakat profesi dengan mudah dan jelas.
Pengertian Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, baik itu gaji, honorarium, atau keuntungan dari usaha. Zakat ini biasanya dihitung sebesar 2,5% dari total penghasilan yang diterima dalam satu tahun. Kewajiban ini berlaku bagi setiap Muslim yang memiliki penghasilan di atas nisab, yaitu setara dengan 85 gram emas.
Cara Menghitung Zakat Profesi
Menentukan Total Penghasilan: Langkah pertama adalah menghitung total penghasilan yang Anda terima dalam satu tahun. Ini termasuk gaji bulanan, bonus, tunjangan, dan penghasilan tambahan lainnya.
Menghitung Pengeluaran: Sebelum menghitung zakat, penting untuk mencatat pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan profesi Anda, seperti biaya transportasi, biaya pendidikan, dan biaya kesehatan. Namun, pengeluaran ini tidak boleh dikurangkan dari total penghasilan saat menghitung zakat.
Menghitung Zakat: Setelah mengetahui total penghasilan, Anda dapat menghitung zakat yang harus dikeluarkan. Rumusnya adalah:
Zakat=Total Penghasilan×0.025
Contoh: Jika total penghasilan Anda dalam setahun adalah Rp.120.000.000, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah:
120.000.000 Rp×0.025=Rp.3.000.000
Menyalurkan Zakat Profesi
Setelah menghitung zakat, langkah selanjutnya adalah menyalurkannya. Zakat profesi dapat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, seperti fakir, miskin, amil, dan lain-lain. Anda dapat menyalurkan zakat secara langsung kepada penerima atau melalui lembaga zakat yang terpercaya.
Manfaat Zakat Profesi
Menunaikan zakat profesi memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat. Zakat membantu mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang lebih adil. Selain itu, zakat juga dapat membawa keberkahan dalam pekerjaan dan penghasilan yang Anda miliki.
Zakat profesi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap karyawan dan pengusaha. Dengan menghitung dan menyalurkan zakat dengan benar, Anda tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mari kita tunaikan zakat kita dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab demi kebaikan bersama.
=====================
*Tunaikan zakat/infaq, melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Azkia Salsabila
Editor: Ummi Kiftiyah
08/03/2025 | admin
Zakat Penghasilan Memahami Pengertian Syarat dan Cara Menunaikannya
Zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan dari pendapatan yang diperoleh seseorang dalam satu tahun. Zakat ini termasuk dalam kategori zakat mal dan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang telah mencapai nisab. Pengertian zakat penghasilan mencakup semua jenis pendapatan, baik dari gaji, usaha, maupun investasi.
Syarat utama untuk menunaikan zakat penghasilan adalah mencapai nisab, yang ditetapkan sebesar 85 gram emas. Jika total penghasilan Anda dalam satu tahun telah mencapai atau melebihi nisab tersebut, maka Anda wajib mengeluarkan zakat. Besaran zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari total penghasilan yang diperoleh.
Cara menunaikan zakat penghasilan cukup sederhana. Pertama, hitung total penghasilan yang Anda terima dalam satu tahun. Setelah itu, kalikan jumlah tersebut dengan 2,5% untuk mendapatkan jumlah zakat yang harus dikeluarkan. Misalnya, jika penghasilan Anda selama setahun adalah Rp 100.000.000, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah Rp 2.500.000.
Zakat penghasilan dapat disalurkan kepada yang berhak, seperti fakir miskin, anak yatim, atau lembaga zakat. Penting untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan, sehingga tujuan zakat untuk membantu sesama dapat tercapai. Dengan menunaikan zakat penghasilan, Anda tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan di masyarakat.
=====================
*Tunaikan zakat/infaq, melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Saffanatussa'idiyah
Editor: Ummi Kiftiyah
08/03/2025 | Saffanatussa’idiyah
Tips Mudah Berzakat Digital di Zaman Modern Melalui Website Baznas Yogyakarta
Di era digital saat ini, berzakat menjadi lebih mudah dan praktis berkat kemajuan teknologi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui website Baznas Yogyakarta. Dengan menggunakan platform digital, umat Muslim dapat menunaikan zakat dengan cepat dan efisien tanpa harus mengunjungi lokasi fisik.
Pertama, kunjungi website resmi Baznas Yogyakarta. Di halaman utama, Anda akan menemukan berbagai informasi mengenai jenis zakat yang dapat dikeluarkan, termasuk zakat fitrah, zakat mal, dan zakat penghasilan. Pastikan untuk membaca informasi tersebut agar Anda memahami jenis zakat yang ingin ditunaikan.
Kedua, pilih jenis zakat yang ingin Anda bayarkan. Setelah itu, Anda akan diarahkan untuk mengisi formulir yang diperlukan. Pastikan untuk mengisi data dengan benar, termasuk jumlah zakat yang akan dikeluarkan. Website Baznas Yogyakarta juga menyediakan kalkulator zakat yang memudahkan Anda dalam menghitung besaran zakat yang harus dikeluarkan.
Ketiga, pilih metode pembayaran yang diinginkan. Baznas Yogyakarta menyediakan berbagai opsi pembayaran, seperti transfer bank, e-wallet, atau metode pembayaran digital lainnya. Pilihlah metode yang paling nyaman bagi Anda.
Setelah melakukan pembayaran, simpan bukti transaksi sebagai tanda bahwa Anda telah menunaikan zakat. Anda juga dapat membagikan informasi ini kepada teman dan keluarga untuk mengajak mereka berpartisipasi dalam berzakat secara digital. Dengan cara ini, Anda tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.
=====================
*Tunaikan zakat/infaq, melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Saffanatussa'idiyah
Editor: Ummi Kiftiyah
08/03/2025 | Saffanatussa’idiyah
Syarat dan Cara Zakat Hewan Ternak
Zakat hewan ternak merupakan salah satu jenis zakat mal yang wajib dikeluarkan oleh pemilik hewan ternak yang telah memenuhi syarat tertentu. Dalam Islam, zakat hewan ternak mencakup berbagai jenis hewan, seperti sapi, kambing, dan unta. Syarat utama untuk menunaikan zakat hewan ternak adalah kepemilikan hewan tersebut selama satu tahun (haul) dan jumlah hewan yang dimiliki harus mencapai nisab.
Nisab untuk zakat hewan ternak berbeda-beda tergantung pada jenis hewan. Misalnya, untuk kambing, nisabnya adalah 40 ekor, sedangkan untuk sapi, nisabnya adalah 30 ekor. Jika pemilik hewan ternak memiliki jumlah yang melebihi nisab, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Besaran zakat yang dikeluarkan juga bervariasi; untuk kambing, zakat yang dikeluarkan adalah satu ekor dari 40 ekor, sedangkan untuk sapi, zakat yang dikeluarkan adalah satu ekor dari 30 ekor.
Cara menunaikan zakat hewan ternak dapat dilakukan dengan cara menyerahkan hewan yang telah ditentukan kepada yang berhak, seperti fakir miskin atau lembaga zakat. Selain itu, pemilik hewan juga dapat mengeluarkan nilai uang dari hewan tersebut jika lebih praktis. Dalam hal ini, penting untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan, sehingga tujuan zakat untuk membantu sesama dapat tercapai.
Dengan menunaikan zakat hewan ternak, seorang Muslim tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Zakat hewan ternak menjadi salah satu cara untuk mendukung mereka yang kurang beruntung dan memperkuat solidaritas dalam masyarakat.
=====================
*Tunaikan zakat/infaq, melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta. https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Saffanatussa'idiyah
Editor: Ummi Kiftiyah
08/03/2025 | Saffanatussa’idiyah
Setelah Membayar Fidyah, Apakah Masih Ada Kewajiban Berpuasa Pengganti?
Fidyah adalah kompensasi yang dibayarkan oleh seseorang yang tidak mampu berpuasa, baik karena sakit, usia lanjut, atau alasan lainnya.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah setelah membayar fidyah, seseorang masih memiliki kewajiban untuk berpuasa pengganti.
Kewajiban Berpuasa Pengganti
1. Fidyah dan Puasa Pengganti
Dalam Islam, fidyah dibayarkan sebagai bentuk kompensasi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa.
Namun, jika seseorang masih mampu untuk berpuasa di waktu lain, maka ia tetap diwajibkan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan.
Pembayaran fidyah tidak menghapus kewajiban berpuasa pengganti.
2. Dasar Hukum
Hal ini sejalan dengan ajaran dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185), yang menekankan bahwa fidyah adalah untuk mereka yang tidak mampu berpuasa, tetapi tidak menghilangkan kewajiban untuk mengganti puasa jika kondisi memungkinkan.
3. Niat dan Tanggung Jawab
Umat Islam diharapkan untuk menunaikan kewajiban berpuasa pengganti jika mereka mampu, sebagai bentuk tanggung jawab dan niat baik dalam menjalankan ibadah.
Setelah membayar fidyah, seseorang tetap memiliki kewajiban untuk berpuasa pengganti jika kondisi kesehatan memungkinkan.
Pembayaran fidyah adalah langkah penting, tetapi tidak menggantikan tanggung jawab untuk menjalankan puasa yang ditinggalkan.
Sumber:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).
2. Fatwa MUI tentang fidyah dan puasa pengganti.
3. Buku Fiqh Puasa oleh para ulama.
Penulis: Aulia Anaatasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Apakah Bisa Berpuasa di Ramadan Berikutnya Jika Belum Membayar Fidyah?
Pertanyaan mengenai apakah seseorang yang belum membayar fidyah masih bisa berpuasa di Ramadan berikutnya sering kali muncul di kalangan umat Islam.
Fidyah adalah kewajiban bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, dan pembayaran fidyah seharusnya dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab.
Status Berpuasa Tanpa Membayar Fidyah
Secara umum, seseorang yang belum membayar fidyah tetap diperbolehkan untuk berpuasa di Ramadan berikutnya.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kewajiban yang Belum Terpenuhi
Meskipun diperbolehkan berpuasa, kewajiban untuk membayar fidyah tetap ada.
Mengabaikan fidyah dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap syariat Islam.
2. Pertanggungjawaban di Hadapan Allah
Dalam Islam, setiap amal ibadah harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Belum membayar fidyah dapat menjadi beban di akhirat, dan sebaiknya segera dilunasi.
3. Kesempatan untuk Berbuat Baik
Membayar fidyah adalah kesempatan untuk membantu orang yang membutuhkan.
Dengan menunaikan fidyah, seseorang tidak hanya memenuhi kewajiban, tetapi juga berkontribusi dalam kebaikan.
Meskipun seseorang yang belum membayar fidyah masih bisa berpuasa di Ramadan berikutnya, penting untuk segera melunasi fidyah tersebut.
Ini adalah bagian dari tanggung jawab sebagai umat Islam dan menunjukkan kepedulian terhadap sesama.
Sumber:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).
2. Fatwa MUI tentang kewajiban fidyah.
3. Buku Fiqh Puasa oleh para ulama.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah yang Terabaikan: Apa yang Terjadi Jika Tidak Membayar?
Fidyah adalah kewajiban bagi umat Islam yang tidak mampu berpuasa, baik karena sakit, usia lanjut, atau alasan lainnya.
Namun, banyak yang masih mengabaikan pembayaran fidyah, dan ini dapat menimbulkan konsekuensi serius.
Konsekuensi Tidak Membayar Fidyah
1. Kewajiban yang Belum Terpenuhi
Dalam Islam, tidak membayar fidyah berarti mengabaikan kewajiban yang telah ditetapkan.
Hal ini dapat mengakibatkan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT di akhirat.
2. Dosa dan Pertanggungjawaban
Mengabaikan fidyah dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap syariat.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184), fidyah adalah bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tidak mampu berpuasa.
3. Kehilangan Kesempatan Berbuat Baik
Fidyah merupakan cara untuk membantu orang miskin.
Dengan tidak membayar fidyah, seseorang kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dalam kebaikan dan membantu sesama.
Pentingnya Membayar Fidyah
Membayar fidyah bukan hanya tentang memenuhi kewajiban, tetapi juga tentang menunjukkan kepedulian terhadap orang lain.
Dengan menyalurkan fidyah, kita membantu mereka yang membutuhkan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Sumber:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).
2. Hadis Nabi Muhammad SAW mengenai fidyah.
3. Fatwa MUI tentang kewajiban fidyah.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah dan Teknologi: Menyikapi Berbagai Cara Pembayaran Online yang Diterima dalam Islam
Di era digital saat ini, pembayaran fidyah semakin mudah dilakukan melalui berbagai platform online.
Fidyah, yang merupakan kompensasi bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, kini dapat dibayarkan dengan cepat dan efisien.
Namun, penting untuk memahami cara pembayaran yang sah dan diterima dalam Islam.
Metode Pembayaran Fidyah Secara Online
1. Transfer Bank
Banyak lembaga zakat dan organisasi sosial menyediakan rekening bank untuk pembayaran fidyah.
Umat Islam dapat mentransfer dana langsung ke rekening tersebut, memastikan bahwa fidyah sampai kepada yang berhak.
2. Aplikasi Mobile
Berbagai aplikasi keuangan dan zakat kini menawarkan fitur pembayaran fidyah.
Pengguna dapat memilih jumlah yang ingin dibayarkan dan langsung menyalurkannya kepada penerima yang membutuhkan.
3. Website Resmi Lembaga Zakat
Banyak lembaga zakat memiliki situs web yang memungkinkan pembayaran fidyah secara online.
Pengguna dapat melakukan pembayaran dengan mudah dan mendapatkan bukti transaksi.
Keabsahan Pembayaran Fidyah Online
Pembayaran fidyah secara online dianggap sah selama memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Islam, seperti memastikan bahwa dana disalurkan kepada orang miskin atau lembaga yang terpercaya.
Hal ini sejalan dengan prinsip dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184), yang menekankan pentingnya menyalurkan fidyah kepada yang berhak.
Sumber:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).
2. Fatwa MUI tentang pembayaran fidyah dan zakat secara online.
3. Artikel dan penelitian mengenai penggunaan teknologi dalam ibadah Islam.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah di Era Digital: Menyikapi Pembayaran Fidyah Melalui Media Online
Di era digital saat ini, pembayaran fidyah semakin mudah dilakukan melalui berbagai platform online.
Fidyah, yang merupakan kompensasi bagi mereka yang tidak mampu berpuasa, kini dapat dibayarkan dengan cepat dan efisien melalui aplikasi dan situs web.
Hal ini memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk memenuhi kewajiban mereka tanpa harus menghadapi kesulitan dalam proses pembayaran.
Keabsahan Pembayaran Fidyah Secara Online
Pembayaran fidyah secara online dianggap sah selama memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam Islam.
Umat Islam dapat menggunakan platform yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam menyalurkan fidyah kepada yang berhak, seperti lembaga zakat atau organisasi sosial.
Penting untuk memastikan bahwa fidyah yang dibayarkan benar-benar sampai kepada orang miskin atau yang membutuhkan.
Manfaat Pembayaran Fidyah Secara Online
1. Kemudahan Akses
Umat Islam dapat membayar fidyah kapan saja dan di mana saja tanpa harus mengunjungi lokasi fisik.
2. Transparansi
Banyak platform online menyediakan laporan dan bukti pembayaran, sehingga memberikan kejelasan tentang penyaluran fidyah.
3. Efisiensi Waktu
Proses pembayaran yang cepat dan mudah mengurangi waktu yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban ini.
Dengan memanfaatkan teknologi, umat Islam dapat lebih mudah menjalankan ibadah dan memenuhi tanggung jawab sosial mereka.
Sumber:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).
2. Fatwa MUI tentang pembayaran zakat dan fidyah secara online.
3. Artikel dan penelitian mengenai penggunaan teknologi dalam ibadah Islam.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah Puasa: Solusi bagi yang Tidak Mampu Berpuasa – Syarat, Ketentuan, dan Tata Cara
Fidyah adalah bentuk kompensasi yang diberikan oleh seseorang yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa, baik karena sakit, usia lanjut, atau alasan lainnya.
Dalam Islam, fidyah menjadi solusi bagi mereka yang tidak dapat berpuasa di bulan Ramadan, sehingga tetap dapat memenuhi kewajiban agama.
Syarat dan Ketentuan Fidyah
1. Kondisi Tidak Mampu
Fidyah hanya diwajibkan bagi mereka yang tidak mampu berpuasa secara permanen atau temporer.
Misalnya, orang tua yang sudah lanjut usia atau penderita penyakit kronis.
2. Jumlah Fidyah
Fidyah yang dibayarkan setara dengan memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.
Biasanya, ini setara dengan 1,5 kg makanan pokok (seperti beras) per hari.
Tata Cara Pembayaran Fidyah
1. Menentukan Jumlah Hari
Hitung jumlah hari puasa yang tidak dapat dilaksanakan.
2. Memberikan Makanan
Fidyah dapat dibayarkan dengan memberikan makanan langsung kepada orang miskin atau dengan memberikan uang yang setara dengan nilai makanan tersebut.
3. Waktu Pembayaran
Fidyah sebaiknya dibayarkan sebelum Idul Fitri, namun bisa juga dilakukan setelah Ramadan.
Dengan membayar fidyah, seseorang tetap dapat menjalankan kewajiban agama meskipun tidak dapat berpuasa.
Ini menunjukkan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Sumber:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:184-185).
2. Hadis Nabi Muhammad SAW mengenai fidyah.
3. Buku Fiqh Puasa oleh para ulama.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah dalam Sejarah Islam: Teladan Nabi Muhammad SAW untuk Umat di Masa Kini
Fidyah, sebagai tebusan bagi kewajiban puasa yang ditinggalkan, memiliki akar yang kuat dalam sejarah Islam, terutama pada masa Nabi Muhammad SAW.
Dalam konteks ini, fidyah diperkenalkan sebagai solusi bagi mereka yang tidak mampu berpuasa karena alasan kesehatan, usia lanjut, atau kondisi tertentu.
Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang jelas mengenai pentingnya fidyah, mengajarkan umat untuk tidak mengabaikan kewajiban ibadah meskipun dalam keadaan sulit.
Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi tentang orang yang tidak mampu berpuasa.
Nabi menjawab bahwa mereka dapat membayar fidyah dengan memberi makan orang miskin.
Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kesejahteraan individu dan masyarakat. Dalam hadis riwayat Ibn Abbas, Nabi bersabda, "Fidyah adalah memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan.”
Teladan Nabi Muhammad dalam menerapkan fidyah mengajarkan umat Islam di masa kini untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan kesehatan.
Dengan memahami dan melaksanakan fidyah, umat dapat tetap berkontribusi pada kesejahteraan sosial, menciptakan solidaritas di antara sesama, dan memastikan bahwa kewajiban agama tetap terpenuhi.
Sumber:
1. Al-Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 184.
2. Hadis riwayat Ibn Abbas tentang fidyah.
3. Buku-buku sejarah Islam yang membahas praktik fidyah pada masa Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Urgensi Pembayaran Fidyah di Ramadhan: Menjaga Keseimbangan Ibadah dan Kesehatan
Pembayaran fidyah di bulan Ramadhan memiliki urgensi yang sangat penting, terutama bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa karena alasan kesehatan atau kondisi tertentu.
Fidyah, sebagai tebusan, memberikan solusi bagi individu yang tidak mampu berpuasa, seperti orang sakit, lanjut usia, atau wanita hamil dan menyusui.
Dengan membayar fidyah, mereka tetap dapat memenuhi kewajiban agama tanpa mengorbankan kesehatan mereka.
Di era modern, di mana kesadaran akan kesehatan semakin meningkat, fidyah menjadi sarana untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan kesehatan.
Pembayaran fidyah tidak hanya membantu individu menebus puasa yang ditinggalkan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dengan memberikan makanan kepada yang membutuhkan.
Ini menciptakan rasa solidaritas dan kepedulian sosial di kalangan umat Islam.
Implementasi fidyah yang mudah, seperti melalui donasi online, memudahkan umat untuk melaksanakan kewajiban ini.
Dengan demikian, fidyah tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk berbagi dan berkontribusi pada kebaikan di bulan suci Ramadhan.
Sumber:
1. Al-Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 184.
2. Hadis-hadis terkait fidyah dan puasa.
3. Artikel dan penelitian tentang fidyah dalam konteks kesehatan dan sosial.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Fidyah di Era Modern: Relevansi dan Implementasinya
Fidyah, sebagai tebusan bagi kewajiban puasa yang ditinggalkan, memiliki relevansi yang signifikan di era modern.
Dalam konteks kehidupan yang semakin kompleks, banyak individu menghadapi tantangan kesehatan, pekerjaan, dan tanggung jawab keluarga yang dapat menghalangi mereka untuk menjalankan ibadah puasa.
Oleh karena itu, pemahaman dan implementasi fidyah menjadi penting untuk memastikan bahwa kewajiban agama tetap dapat dipenuhi meskipun dalam kondisi yang sulit.
Di era modern, fidyah tidak hanya dipahami sebagai pemberian makanan kepada fakir miskin, tetapi juga dapat diimplementasikan melalui donasi uang yang setara dengan nilai makanan pokok.
Hal ini memudahkan individu untuk memenuhi kewajiban mereka, terutama di daerah perkotaan di mana akses ke makanan mungkin terbatas.
Selain itu, banyak lembaga amal dan organisasi sosial yang menyediakan platform untuk pembayaran fidyah secara online, sehingga memudahkan umat Islam untuk melaksanakan kewajiban ini dengan cepat dan efisien.
Relevansi fidyah juga terlihat dalam konteks solidaritas sosial.
Dengan membayar fidyah, individu tidak hanya menebus puasa yang ditinggalkan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Ini menciptakan rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial yang lebih besar di kalangan umat Islam, terutama di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi banyak orang saat ini.
Sumber:
1. Al-Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 184.
2. Hadis-hadis terkait fidyah dan puasa.
3. Artikel dan penelitian tentang fidyah dalam konteks sosial modern.
Penulis: Aulia Anastasya Putri Permana
Editor: M. Kausari Kaidani
08/03/2025 | Aulia Anastasya Putri Permana
Sedekah Sampah: Konsep Baru dalam Beramal dan Menjaga Bumi
Di tengah semakin parahnya krisis sampah di Indonesia, sebuah gerakan inovatif telah lahir menggabungkan nilai-nilai spiritual dengan kepedulian lingkungan. "Sedekah Sampah" hadir sebagai konsep baru yang menawarkan cara beramal sekaligus berkontribusi aktif dalam pelestarian bumi. BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) sebagai lembaga pengelola zakat resmi di Indonesia telah mengembangkan program ini sebagai solusi kreatif untuk dua tantangan sekaligus: pengelolaan sampah dan pendanaan program sosial.
Mengapa Sedekah Sampah?
Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah setiap tahun, dengan angka yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan konsumsi. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa hanya sekitar 7-15% sampah yang berhasil didaur ulang, sementara sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau bahkan mencemari lingkungan.
Di sisi lain, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, nilai-nilai sedekah sangat mengakar dalam masyarakat Indonesia. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya: "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."
Sedekah Sampah hadir sebagai jembatan yang menghubungkan dua kebutuhan ini: menyalurkan kebaikan sekaligus mengatasi masalah sampah. Konsep ini menawarkan cara beramal yang tidak selalu membutuhkan uang tunai, sehingga dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan finansial.
Bagaimana Sedekah Sampah Bekerja?
Mekanisme Sedekah Sampah cukup sederhana namun efektif. Berikut langkah-langkah implementasinya:
1. Pengumpulan dan Pemilahan
Masyarakat mengumpulkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi, seperti:
Sampah plastik (botol, gelas, kemasan)
Sampah kertas (koran, majalah, kardus)
Sampah logam (kaleng, besi bekas)
Sampah elektronik (ponsel bekas, baterai)
Sampah kaca (botol, stoples)
Sampah-sampah ini kemudian dipilah sesuai jenisnya untuk memudahkan proses selanjutnya. BAZNAS biasanya menyediakan panduan pemilahan dan tempat pengumpulan di berbagai lokasi strategis.
2. Penyaluran ke Bank Sampah
Sampah yang telah terkumpul dan terpilah disalurkan ke bank sampah yang bekerja sama dengan BAZNAS. Bank sampah ini berperan sebagai penghubung antara masyarakat dan industri daur ulang, memberikan nilai ekonomi pada sampah yang terkumpul.
3. Penjualan dan Konversi
Bank sampah menjual sampah tersebut kepada pengepul atau langsung ke industri daur ulang. Hasil penjualannya kemudian dikonversi menjadi dana sedekah yang dikelola oleh BAZNAS.
4. Penyaluran Dana untuk Program Sosial
Dana yang terkumpul dari hasil penjualan sampah disalurkan untuk berbagai program sosial BAZNAS, seperti:
Bantuan pendidikan untuk anak-anak kurang mampu
Program kesehatan untuk masyarakat prasejahtera
Pemberdayaan ekonomi melalui dana usaha mikro
Bantuan bencana alam dan kemanusiaan
Pembangunan fasilitas umum di daerah tertinggal
Seluruh proses ini dilakukan dengan transparan dan dapat diakses oleh masyarakat, sehingga para peserta program dapat mengetahui manfaat dari sedekah sampah yang mereka lakukan.
Ayo bersedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta: https://kotayogya.baznas.go.id/sedekah
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Penulis: Shifa Indri Hudannaya
Editor: M. Sahal
07/03/2025 | AdminS
Ramadhan dan Pendidikan: Menanamkan Nilai-Nilai Luhur pada Anak
Bulan Ramadhan, bagi umat Muslim, bukanlah sekadar periode puasa wajib yang ditandai dengan menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenamnya matahari. Ia merupakan momentum spiritual yang kaya makna, sebuah kesempatan unik untuk introspeksi diri, penyucian jiwa, dan penguatan ikatan sosial. Lebih dari itu, Ramadhan menawarkan jendela kesempatan emas bagi orang tua dan pendidik untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak-anak, membentuk karakter mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan cenderung mengikis nilai-nilai moral, Ramadhan hadir sebagai oase penyegaran, menawarkan ruang kontemplatif untuk merenungkan esensi kehidupan dan membangun pondasi moral yang kokoh pada generasi penerus. Proses pendidikan selama Ramadhan tidak hanya berfokus pada aspek ritual ibadah semata, tetapi juga menekankan pada internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga tercipta perubahan perilaku yang berkelanjutan dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari anak. Penting untuk dipahami bahwa pendidikan nilai-nilai luhur selama Ramadhan bukanlah sekadar pengajaran teoritis, melainkan proses pembentukan karakter yang holistik, melibatkan praktik, teladan, dan pengalaman langsung yang bermakna bagi anak.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Ramadhan dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai wahana pendidikan karakter, menjelaskan nilai-nilai penting yang dapat ditanamkan, serta memberikan panduan praktis bagi orang tua dan pendidik dalam mengimplementasikannya. Dengan pemahaman yang komprehensif, diharapkan Ramadhan dapat menjadi periode transformatif, membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berdaya guna bagi agama, bangsa, dan kemanusiaan. Lebih dari sekadar menjalankan ibadah puasa, Ramadhan menjadi ladang amal yang subur untuk menumbuhkan benih-benih kebaikan dalam diri anak-anak, yang kelak akan berbuah manis di masa depan. Proses ini membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kerjasama antara orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar.
Menanamkan Nilai-Nilai Luhur pada Anak
Nilai Keimanan dan Ketaqwaan
Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan anak kepada Allah SWT. Puasa, sebagai salah satu rukun Islam, mengajarkan anak untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Selain menjalankan ibadah puasa, orang tua dapat mengajak anak-anak untuk lebih rajin membaca Al-Qur'an, memahami maknanya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Shalat Tarawih berjamaah di masjid atau mushola juga dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kebersamaan dalam ibadah. Penjelasan tentang kisah-kisah para nabi dan sahabat yang saleh, seperti kisah Nabi Yusuf AS yang sabar menghadapi fitnah atau kisah Nabi Musa AS yang teguh dalam menghadapi Fir'aun, dapat menginspirasi anak untuk meneladani akhlak dan ketaqwaan mereka. Penting untuk menanamkan pemahaman bahwa keimanan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga manifestasi dalam perilaku sehari-hari, seperti kejujuran, kasih sayang, dan keadilan.
Ayat Al-Qur'an seperti QS. Al-Baqarah: 183 ("Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.") menjadi landasan penting dalam memahami tujuan puasa dan menanamkan nilai ketaqwaan pada anak. Mengaitkan kisah-kisah dalam Al-Qur'an dengan situasi kehidupan anak sehari-hari akan membuat pemahaman mereka lebih konkret dan bermakna. Misalnya, mengaitkan kisah Nabi Yusuf dengan pentingnya kejujuran dalam menghadapi godaan.
Nilai Disiplin dan Pengendalian Diri
Puasa mengajarkan anak-anak tentang pentingnya disiplin dan pengendalian diri. Mereka belajar untuk menahan hawa nafsu, baik itu lapar, dahaga, maupun emosi negatif. Kemampuan untuk mengendalikan diri ini sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari belajar, bekerja, hingga berinteraksi sosial. Orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari selama Ramadhan, termasuk waktu untuk ibadah, belajar, bermain, dan beristirahat. Dengan demikian, anak-anak belajar untuk menghargai waktu dan mengatur prioritas kegiatan mereka.
Selain itu, orang tua juga dapat memberikan contoh nyata tentang disiplin diri, seperti menjaga kesabaran dan tidak mudah marah meskipun dalam kondisi lapar dan haus. Nilai disiplin ini tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan, tetapi perlu diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Contoh konkretnya, orang tua dapat melibatkan anak dalam merencanakan menu berbuka puasa, mengajarkan mereka untuk mengelola waktu belajar agar tidak terganggu oleh rasa lapar, atau mengajak mereka untuk berlatih menahan emosi ketika menghadapi situasi yang menantang. Hal ini akan mengajarkan mereka bagaimana mengelola emosi dan keinginan mereka dengan bijak.
Nilai Empati dan Kepedulian Sosial
Ramadhan mendorong peningkatan empati dan kepedulian sosial. Dengan merasakan sendiri bagaimana rasanya lapar dan dahaga, anak-anak akan lebih mudah memahami penderitaan orang lain yang kurang beruntung. Kegiatan berbagi makanan (berbuka puasa bersama) dan bersedekah menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Orang tua dapat mengajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, membagikan makanan kepada fakir miskin, atau membantu tetangga yang membutuhkan. Melalui pengalaman langsung ini, anak-anak akan belajar untuk menghargai apa yang mereka miliki dan berbagi dengan orang lain.
Ayat Al-Qur'an seperti QS. Al-Ma'un (107) yang mengisahkan orang-orang yang mengingkari hari pembalasan dan tidak mau memberi makan orang miskin dapat menjadi pengingat penting tentang nilai kepedulian sosial. Lebih dari sekadar memberikan sedekah, orang tua dapat mengajak anak untuk terlibat aktif dalam prosesnya, misalnya dengan membantu menyiapkan makanan untuk dibagikan atau berpartisipasi dalam kegiatan amal lainnya. Hal ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian yang lebih mendalam.
Nilai Tanggung Jawab dan Akunabilitas
Ramadhan mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab dan akuntabilitas atas tindakan mereka. Mereka belajar bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas mereka, baik di sekolah maupun di rumah. Mereka juga perlu diajarkan untuk jujur, bertanggung jawab atas kesalahan mereka, dan berusaha untuk memperbaiki diri. Nilai tanggung jawab ini penting untuk membentuk karakter yang kuat dan bertanggung jawab di masa depan.
Hadits Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya tanggung jawab individu atas perbuatannya menjadi pedoman penting dalam menanamkan nilai ini pada anak. Contohnya, orang tua dapat memberikan tugas-tugas kecil kepada anak selama Ramadhan, seperti membantu menyiapkan makanan berbuka atau membersihkan rumah. Dengan menyelesaikan tugas-tugas tersebut, anak akan belajar bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Penting juga untuk mengajarkan mereka untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf jika mereka melakukan sesuatu yang salah.
Nilai Kesabaran dan Keikhlasan
Puasa mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kesabaran dan keikhlasan. Mereka belajar untuk menahan diri dari hal-hal yang disukai demi mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu meraih ridho Allah SWT. Kesabaran dan keikhlasan juga penting dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam kehidupan. Orang tua dapat memberikan contoh nyata tentang kesabaran dan keikhlasan, seperti menghadapi kesulitan dengan tenang dan tidak mudah menyerah. Mereka juga dapat mengajarkan anak-anak untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan. Nilai-nilai ini akan membantu anak-anak untuk menghadapi kehidupan dengan lebih bijak dan tenang.
Contohnya, orang tua dapat mengajarkan anak untuk bersabar ketika menghadapi godaan untuk makan atau minum di siang hari selama puasa. Mereka juga dapat mengajarkan anak untuk berbuat baik tanpa mengharapkan pujian atau imbalan. Mengaitkan nilai kesabaran dan keikhlasan dengan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur'an dan hadits akan memperkuat pemahaman dan internalisasi nilai-nilai tersebut.
Implementasi Pendidikan Nilai-Nilai Luhur Selama Ramadhan
Pendidikan nilai-nilai luhur selama Ramadhan tidak cukup hanya dengan ceramah atau nasihat. Implementasinya membutuhkan pendekatan yang holistik dan kreatif, melibatkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Berikut beberapa contoh implementasi yang dapat dilakukan:
Menggunakan metode storytelling: Ceritakan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur'an dan hadits yang relevan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan. Gunakan bahasa yang mudah dipahami anak dan visualisasi yang menarik.
Membuat jadwal kegiatan Ramadhan: Libatkan anak dalam membuat jadwal kegiatan sehari-hari selama Ramadhan, termasuk waktu untuk ibadah, belajar, bermain, dan beristirahat. Hal ini akan mengajarkan mereka tentang manajemen waktu dan disiplin diri.
Mengajarkan anak untuk bersedekah: Ajarkan anak untuk bersedekah, baik berupa uang maupun barang, sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini akan menumbuhkan rasa berbagi dan kepedulian terhadap sesama.
Kesimpulan
Ramadhan merupakan momentum yang sangat berharga untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak. Proses ini membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kerjasama antara orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar. Pendidikan nilai-nilai luhur selama Ramadhan bukanlah kegiatan yang hanya dilakukan selama satu bulan, tetapi harus diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari anak. Konsistensi dalam menanamkan nilai-nilai tersebut akan membentuk karakter anak yang kuat, beriman, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan demikian, Ramadhan tidak hanya menjadi momen spiritual bagi individu, tetapi juga menjadi wahana pendidikan karakter yang efektif untuk membentuk generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya guna. Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki karakter dan kecepatan belajar yang berbeda, sehingga pendekatan yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan individu sangatlah penting. Keberhasilan menanamkan nilai-nilai luhur pada anak selama Ramadhan dan seterusnya bergantung pada komitmen dan kerjasama yang kuat dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikannya.
*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Editor : Ashifuddin Fikri
Writer : Ashifuddin Fikri
08/03/2025 | Ashifuddin Fikri
Krisis Kemanusiaan di Gaza Menuju Titik Kritis
Hingga awal Maret 2025, kondisi di Gaza terus memburuk di tengah eskalasi militer Israel yang tak kunjung mereda. Serangan udara, artileri, dan operasi darat yang dilancarkan sejak Oktober 2023 telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur vital Gaza, termasuk rumah sakit, sekolah, pusat distribusi bantuan, dan jaringan listrik. Gaza kini benar-benar terisolasi, menjadikannya salah satu krisis kemanusiaan terburuk abad ini.
Korban Jiwa dan Luka
Berdasarkan laporan terbaru dari Kantor PBB untuk Koordinasi Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 37.000 warga Palestina telah meninggal dunia, termasuk lebih dari 14.000 anak-anak. Jumlah korban luka mencapai lebih dari 82.000 orang, banyak di antaranya mengalami amputasi akibat keterlambatan penanganan medis. Sistem kesehatan Gaza telah kolaps total, dengan lebih dari 70 persen fasilitas medis hancur atau tidak berfungsi akibat serangan dan kekurangan pasokan (UN OCHA, 2025).
Blokade Total dan Krisis Pangan
Israel memperketat blokade darat, laut, dan udara, yang membuat pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan air bersih nyaris terputus. Hingga Maret 2025, lebih dari 2 juta warga Gaza menghadapi kelaparan akut, dan laporan dari World Food Programme (WFP) menyebutkan bahwa sebagian keluarga kini hanya makan satu kali sehari dengan porsi sangat minim (WFP, 2025). Harga bahan pokok melonjak drastis, sementara sumber air bersih telah tercemar, memperburuk krisis kesehatan masyarakat.
Pengungsian Massal dan Kehidupan di Kamp Darurat
Lebih dari 1,8 juta warga Gaza—hampir seluruh populasi—telah kehilangan tempat tinggal dan hidup di kamp-kamp pengungsian yang sangat padat dan tidak layak huni. Tenda-tenda darurat membludak, fasilitas sanitasi rusak, dan penyakit menular seperti diare akut, hepatitis, serta infeksi pernapasan merebak luas (WHO, 2025). Anak-anak tidak mendapatkan pendidikan layak karena sekolah-sekolah hancur atau dijadikan tempat perlindungan.
Diplomasi Mandek dan Ketidakpastian Masa Depan
Upaya diplomasi internasional hingga Maret 2025 masih gagal mencapai titik temu yang berarti. Resolusi gencatan senjata yang diajukan di Dewan Keamanan PBB berkali-kali diveto, terutama akibat ketegangan geopolitik antara kekuatan besar dunia. Mesir dan Qatar terus memfasilitasi negosiasi antara Israel dan Hamas, tetapi belum menghasilkan kesepakatan yang dapat menghentikan perang (BBC News, 2025).
Gaza Menuju Bencana Kemanusiaan Total
Gaza, yang sejak lama digambarkan sebagai penjara terbuka terbesar di dunia, kini mendekati status wilayah yang tidak layak huni. Dengan kehancuran infrastruktur, hilangnya akses kebutuhan dasar, serta angka kematian yang terus meningkat, komunitas internasional menghadapi ujian moral untuk bertindak lebih tegas demi menghentikan tragedi kemanusiaan di Gaza.
Kota Gaza yang telah lumpuh ini membutuhkan dana besar untuk membangunnya kembali. Bantuan kemanusiaan, pembangunan kembali, dan pemantauan terhadap kondisi Gaza harus terus dilakukan. Bantuan untuk Gaza, Palestina dapat disalurkan melalui Baznas Kota Yogyakarta.
*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Editor : Ashifuddin Fikri
Writer : Nur Isnaini Masyithoh
08/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh
Puasa di Era Modern: Nilai Spiritualitas dan Gaya Hidup Sehat
Dalam beberapa tahun terakhir, puasa tidak lagi semata-mata dipandang sebagai praktik keagamaan. Di tengah tren gaya hidup sehat yang terus berkembang, puasa juga diadopsi sebagai metode kesehatan modern, salah satunya melalui konsep intermittent fasting (IF). Fenomena ini menunjukkan bagaimana tradisi spiritual kini memiliki relevansi baru di era kontemporer, yaitu kesadaran akan kesehatan menjadi prioritas.
Puasa dalam Konteks Spiritualitas
Puasa seperti yang dijalankan umat Islam saat Ramadan, memiliki dimensi spiritual yang kuat karena menyangkut ibadah yang sifatnya langsung kepada Allah. Namun, menahan lapar, haus, dan hawa nafsu tidak hanya bertujuan melatih fisik, tetapi juga memperkuat kesabaran, empati sosial, dan ketakwaan (Kementerian Agama RI, 2023). Praktik puasa ini sudah berlangsung berabad-abad dan diyakini membawa manfaat spiritual serta sosial bagi individu dan masyarakat.
Intermittent Fasting: Puasa dalam Bingkai Kesehatan Modern
Di sisi lain, dunia kesehatan mengenal konsep puasa dalam bentuk intermittent fasting, yaitu metode makan dengan jendela waktu terbatas. Salah satu pola yang populer adalah 16:8, yaitu seseorang berpuasa selama 16 jam dan hanya makan selama 8 jam (Patterson & Sears, 2017). IF dipercaya bermanfaat untuk menurunkan berat badan, mengurangi risiko penyakit kronis, dan memperbaiki metabolisme tubuh.
Ketika Tradisi dan Tren Bertemu
Menariknya, pola makan selama Ramadan secara alami menyerupai intermittent fasting. Umat Islam berpuasa selama sekitar 12-14 jam, diikuti dengan makan sahur dan berbuka dalam waktu terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa praktik spiritual tradisional secara tidak langsung selaras dengan pendekatan ilmiah modern tentang kesehatan. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadan berdampak positif pada berat badan dan profil lipid seseorang (Norouzy et al., 2013).
Kesehatan Holistik: Menjaga Fisik dan Mental
Kombinasi antara manfaat spiritual dan kesehatan fisik menjadikan puasa sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang lebih holistik. Tidak sekadar menjaga pola makan, puasa juga melatih ketahanan mental dan keseimbangan emosional (Alsubheen et al., 2017). Hal ini semakin relevan di era modern yang sarat dengan gaya hidup serba cepat dan konsumtif yang kerap memicu stres.
Puasa dan Kesadaran Konsumsi
Selain manfaat kesehatan, tren puasa di era modern juga mendorong kesadaran tentang konsumsi yang berlebihan. Ketika seseorang berpuasa, ia dilatih untuk mengelola nafsu makan serta belajar mensyukuri makanan yang tersedia. Dalam konteks krisis lingkungan global dan ancaman food waste, praktik puasa yang bijak dapat menjadi bentuk kontribusi nyata dalam menciptakan gaya hidup berkelanjutan (UNEP, 2023).
Tantangan dan Peluang
Meski begitu, modernisasi puasa juga menghadirkan tantangan. Ketika puasa dipandang semata-mata sebagai alat diet atau tren kesehatan, esensi spiritualitasnya berisiko tereduksi. Oleh karena itu, penting menjaga keseimbangan antara niat spiritual dan manfaat fisik, agar puasa tetap menjadi praktik yang bermakna secara holistik.
Puasa di era modern bukan lagi sekadar ibadah atau strategi diet, melainkan sebuah praktik multidimensional yang menyatukan spiritualitas, kesehatan, dan kesadaran sosial. Dengan memadukan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual, puasa berpotensi menjadi solusi gaya hidup sehat yang tidak hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga bagi jiwa dan lingkungan sekitar.
*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Editor : Ashifuddin Fikri
Writer : Nur Isnaini Masyithoh
08/03/2025 | Nur Isnaini Masyithoh
Ramadhan: Bulan Penuh Ampunan dan Rahmat
Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah, bukanlah sekadar penanda waktu dalam tahun Islam. Ia merupakan tonggak spiritual yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim di dunia. Lebih dari sekadar bulan puasa, Ramadhan adalah periode transformatif, sebuah kesempatan emas untuk membersihkan jiwa, memperkuat ikatan dengan Sang Pencipta, dan meraih ampunan serta rahmat-Nya yang tak terhingga. Bulan ini menandai turunnya Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, yang menjadi pedoman hidup dan sumber hidayah bagi seluruh umat manusia.
Di balik kewajiban berpuasa yang tampak kasat mata, tersimpan makna mendalam yang menjangkau aspek-aspek kehidupan manusia secara holistik, mulai dari aspek fisik, mental, hingga spiritual. Melalui pengorbanan dan ketaatan selama Ramadhan, seorang Muslim berkesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa mendatang dengan hati yang lebih bersih dan jiwa yang lebih kuat. Artikel ini akan mengupas secara mendalam makna Ramadhan, keutamaan-keutamaannya, serta berbagai ibadah yang dianjurkan selama bulan suci ini, dilengkapi dengan dalil-dalil yang sahih dan penjelasan yang komprehensif. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang esensi Ramadhan serta mendorong kita untuk memaksimalkan kesempatan berharga ini dalam meraih ridho Allah SWT.
Makna Ramadhan
Ramadhan adalah bulan pelatihan spiritual yang intensif, di mana kita dilatih untuk mengendalikan diri, meningkatkan kesabaran, dan mengasah kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Lebih dari itu, Ramadhan juga merupakan bulan penuh berkah, di mana amal ibadah kita dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Ini adalah kesempatan untuk menabung amal kebaikan sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat kelak. Makna Ramadhan tidak hanya terbatas pada aspek individual, tetapi juga mencakup aspek sosial. Bulan ini mendorong kita untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama, berbagi rezeki dengan orang yang membutuhkan, dan mempererat tali silaturahmi. Dengan demikian, Ramadhan menjadi momentum untuk membangun masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan penuh kasih sayang. Melalui penghayatan makna Ramadhan yang komprehensif ini, kita dapat memaknai bulan suci ini secara lebih mendalam dan meraih manfaat spiritual yang optimal.
Puasa Ramadhan, sebagai rukun Islam yang penting, diwajibkan bagi setiap muslim yang telah baligh, berakal sehat, dan mampu menjalankannya, kecuali bagi mereka yang memiliki uzur syar'i. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menegaskan kewajiban berpuasa sebagai bentuk ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ketaqwaan yang dimaksud bukanlah sekadar menghindari perbuatan maksiat, tetapi juga mencakup upaya untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amal saleh dan ibadah lainnya. Puasa Ramadhan menjadi sarana untuk melatih ketaqwaan ini, dengan cara menahan diri dari segala hal yang diharamkan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ibadah sunnah.
Keutamaan Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan dipenuhi dengan keutamaan yang tak terhitung jumlahnya. Allah SWT melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya secara khusus di bulan ini. Berikut beberapa keutamaan Ramadhan yang perlu kita renungkan:
Bulan Ampunan (Yaumul Maghfirah)
Ramadhan adalah bulan ampunan yang agung. Allah SWT membuka pintu ampunan-Nya seluas-luasnya bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menggambarkan suasana spiritual yang istimewa di bulan Ramadhan. Kesempatan untuk meraih ampunan Allah SWT sangat besar, asalkan kita sungguh-sungguh bertaubat dan memperbaiki diri. Pintu ampunan terbuka lebar bagi siapa saja yang menyesali dosa-dosanya dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Bulan Rahmat (Syahrur Rahmah)
Ramadhan juga dikenal sebagai bulan rahmat. Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas di bulan ini. Rahmat Allah SWT meliputi segala aspek kehidupan, memberikan kekuatan dan petunjuk bagi mereka yang mencari keridhoan-Nya. Ini adalah kesempatan untuk merasakan kasih sayang Allah SWT secara lebih dekat dan merasakan kedamaian batin yang hakiki.
Bulan Diturunkannya Al-Qur'an (Syahrul Qur'an)
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Allah SWT berfirman:
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)
Turunnya Al-Qur'an di bulan Ramadhan menunjukkan betapa pentingnya bulan ini bagi umat Islam. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan menjadi ibadah yang sangat dianjurkan. Al-Qur'an menjadi pedoman hidup dan sumber hidayah bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Bulan Penuh Berkah (Syahrul Barakah)
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Setiap amal kebaikan yang dilakukan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap amal anak Adam dilipatgandakan, satu kebaikan dicatat sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, karena itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan keutamaan puasa Ramadhan yang sangat besar. Pahala puasa Ramadhan tidak dihitung secara biasa, melainkan langsung dibalas oleh Allah SWT. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk berpuasa dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan ridho Allah SWT.
I'tikaf
I'tikaf adalah amalan berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah SWT. Biasanya dilakukan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Selama i'tikaf, seorang muslim akan fokus beribadah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa. I'tikaf merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT secara intensif dan merenungkan diri.
Ramadhan sebagai Waktu Refleksi Diri dan Peningkatan Spiritual
Ramadhan bukan hanya tentang menjalankan ibadah secara ritualistik, tetapi juga tentang introspeksi diri dan peningkatan spiritual. Bulan ini menjadi kesempatan untuk merenungkan perjalanan hidup kita, mengevaluasi tindakan dan perilaku kita, serta memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Melalui puasa, kita dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengasah kesabaran. Melalui shalat Tarawih dan membaca Al-Qur'an, kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan hidayah. Melalui amal dan sedekah, kita meningkatkan kepedulian sosial dan berbagi kasih sayang. Semua amalan ini saling berkaitan dan berkontribusi pada peningkatan spiritualitas kita.
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk bertobat dari dosa-dosa masa lalu dan bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ini adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia. Dengan merenungkan makna Ramadhan secara mendalam, kita dapat memaksimalkan kesempatan berharga ini untuk meraih ampunan, rahmat, dan ridho Allah SWT.
Kesimpulan
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Ia merupakan kesempatan emas bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperbaiki diri. Dengan memahami makna Ramadhan secara komprehensif dan menjalankan berbagai amalan ibadah yang dianjurkan, kita dapat meraih manfaat spiritual yang optimal dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keutamaan dan esensi Ramadhan.
*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Editor : Ashifuddin Fikri
Writer : Ashifuddin Fikri
08/03/2025 | Ashifuddin Fikri

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat